28/03/2013

mendampingi keterasingan ziya

Untuk yang ke sekian kalinya ziya ditinggalkan teman2 tetangganya. Sedih hati ini melihatnya ditinggal sendirian, sementara teman2nya berlarian menjauh setelah sebelumnya berbisik satu sama lain. Beberapa anak seusia ziya memang sudah mengerti apa itu kelompok, apa itu musuhan. Mereka menghasut anak lain menjauh ketika seseorang tidak mau menuruti kehendaknya. Jadilah mereka seperti kawanan geng cilik. Pernah suatu kali Aku memergoki seorang temannya sedang berbisik pada ziya, menghasutnya agar menjauhi kawan lain. Aku langsung menegurnya "Ngga boleh begitu ! Ziya mah temenan sama semua orang !" anak yang ditegur langsung menunduk malu. Sementara ziya, acuh tak peduli. Seperti sekarang ini, ia berlari2 mengejar kawan2nya, tak mengerti kalau mereka ini tengah menjauhinya. Yang justru iba adalah kami..orang tuanya. Ironisnya, satu diantara kawan2nya tersebut adalah saudara ziya sendiri.
"maziya.." panggilku. Ziya menoleh, lalu menghampiriku. "Ziya main di rumah saja yuk, sama Abi. Kita melukis bidadari.." Ziya tersenyum sambil bertanya "bidadari kayak princess fatimah ya abi?" Aku menjawabnya dengan sebuah anggukan. Ziya tersenyum lebar, lalu berlari ke dalam rumah, mengambil crayon dan buku gambarnya.
Sebenarnya Aku tak mengerti, kenapa ziya sulit diterima dalam kelompok, kenapa ziya seringkali dijauhi. Mungkin penjelasannya adalah, "Introvert" dan "sensing", dua buah karakter yang begitu melekat pada dirinya. Entahlah, yang pasti.. orang lain sering menilai ziya "ga asyik" untuk diajak bermain. Ketika anak lain bermain bola, ziya sibuk memetik bunga. Ketika anak lain bermain boneka, ziya malah asyik sendiri mencorat coret dinding. Ziya memiliki dunianya sendiri yang tak dimengerti orang lain. Jadilah Ia lebih sering terlihat bermain sendirian.
Namun, adakalanya ziya pun memanggil temannya, "kesiniii.. ayo nonton mulan di rumah ziya..!" teriaknya. Beberapa anak tertarik dan menghampiri ziya. Namun, ketika seorang anak lain muncul dan membisiki mereka.. mereka semua lalu menjauh dan berkata kompak "ga mau ah.." katanya, meninggalkan ziya yang menatap sedih tak mengerti. Apa yang bisa kulakukan? memarahi kawannya yang sudah jelas masih kecil? Atau membayar mereka dengan permen dan kue asalkan mau bermain dengan ziya? Tidak kawan.. Aku hanya bisa mengelus2 kepala ziya, memegang tangannya, menatap matanya dan berkata "ayo nak, abi temenin nonton film mulan.." ujarku berusaha menegarkan hatinya, padahal hatiku pun remuk saat menyaksikan perlakuan kawan2nya tadi.
"Abi, princess fatimah bajunya bagus ngga?" tanya ziya memecah lamunanku. "mm.. ga juga, biasa aja. Tapi setelah meninggal dan jadi bidadari di surga, bajunya baguuus sekali" jawabku. "Ooh.. kalo, di surga itu ada istana ngga?" tanya ziya lagi. "Tentu ada, semua penghuni surga itu, semuanya tinggal di istana nak.. ada yang besar, ada yang lebih besar lagi.. dan ada yang besaaar sekali.." jawabku. "Istananya dikasih sama Allah ya?" kata ziya. Aku langsung menjawab "Iya..". "ko Allah nya ga keliatan?" tanya ziya. DEG !! "waduh.. anak ini.." sepertinya Ia memperhatikan sketsa bidadari yang kugambar, lengkap dengan kerudungnya, dengan sayapnya, dengan baju bertabur bintangnya, dan istana serta taman bunga di belakangnya, semua sesuai apa yang ziya harapkan. namun satu pertanyaan terakhir membuatku harus berfikir sejenak. "mm.. memang ngga keliatan nak, keliatannya nanti, setelah ziya jadi bidadari di surga, Insya Allah ziya bisa ngeliat Allah" jawabku. Ziya mengangguk.. "oh, trus kalo ziya jadi bidadari di surga, abi jadi apa?" tanya ziya lagi. DEG !! lagi. "He.. iya ya.. kan bidadari itu perempuan ya.. Abi jadi apa ya... padahal abi kan pengen masuk ke surga juga sama ziya, pengen ketemu sama princess fatimah juga". jawabku bingung. "Ziya tau.. abi jadi pangerannya aja..!" jawab ziya. jawaban yang tak terduga dari seorang anak kecil. Tadinya aku mau menjawab "jadi bidadara", tapi pasti malah membuat ziya kebingungan, tak menyangka ternyata ziya punya jawaban sendiri yang sangat cerdas.
Tak lama, ziya sudah melontarkan pertanyaan lagi "Abi, kalo di surga itu ada boboiboy ngga?". Waduh.. ziya.. apa lagi ini.. "Hmmm.... kalo boboiboynya rajin shalat, pasti masuk ke surga juga" jawabku. "Boboiboy kan punya petir, petir itu dari Allah ya?" tanya ziya. "Iyaa.. mm.. gimana ya.. petirnya boboiboy mah boongan, ada yang lebih hebat dari boboiboy, namanya malaikat, diciptakannya dari cahaya, daaan..ada malaikat yang bawa petir juga..yang pasti, petirnya lebih bagus dari boboiboy, bukan petir boongan." jawabku.. Ziya mengangguk.. lalu sesi selanjutnya dipenuhi dengan pertanyaan tentang malaikat.. waduuh...ziya..ziya..  

No comments:

Post a Comment