10/03/2013

hujan..

Semua kendaraan melaju dibawah guyuran hujan. Dalam sebuah bis yang tidaklah padat penumpang, hampir semua orang melemparkan pandangannya ke luar jendela, menatap titik2 hujan yang membilas bumi. Seakan bumi ini terlampau kotor untuk hanya dibersihkan dengan kalimat istghfar.
Musim ini hujan turun setiap hari.. Namun memberi arti yang berbeda bagi setiap orang.. Ada yang menatapnya dengan tatapan sebal, alis mengernyit, bibir bersungut, ada yang menatapnya dengan senyum yang terkulum, pipi memerah, atau yang menatap hujan laksana sebuah kanvas raksasa, dimana setiap butiran kecil airnya digunakan untuk melukis seraut wajah.. Seperti yang tengah kulakukan..
Lukisanku buyar.. terurai kembali menjadi butiran hujan, tatkala seseorang tiba2 duduk disampingku. Aku mendengus sebal, lalu menoleh..
Tampak seorang perempuan muda berkulit putih mengenakan kerudung berwarna pink sederhana namun rapi menatapku lembut, lalu berkata.. 'maaf '. Aku mengangguk malas, "basa basi.." gumamku dalam hati. Namun ternyata perempuan tersebut berkata lagi "maaf" ujarnya dengan volume yang sedikit lebih tinggi, namun tetap terdengar lembut. Aku kembali menoleh, tentunya dengan tatapan menyebalkan "jangan ganggu aku!!" ujarku dalam hati, namun kalimat itu urung terucapkan ketika yang kulihat dengan tatapan menyebalkanku tersebut tengah tersenyum manis. "e... maaf.. untuk apa?" tanyaku dengan terbata. Perempuan itu menjawab. "maaf karena telah lancang mengganggu anda. saya hanya ingin bertanya, kenapa anda memandangi hujan dengan tatapan menyedihkan seperti itu..?' ujarnya. 'bukankah hujan bagi semua orang memang membawa aroma kesedihan.?' aku balik bertanya. Perempuan tersebut memandang keluar jendela, lalu kembali menatapku dan tersenyum dengan senyum yang lebih manis dari senyum pertamanya "tidak juga, justru hujanlah yang telah mempertemukan manusia2 di tempat teduh.. dan banyak sekali orang berbahagia karenanya.." jawabnya.
Aku terpaku, menatapnya yang tersenyum kembali usai berkata2.. dan kali ini senyumnya lebih manis berlipat kali dibanding senyum pertama dan keduanya.. meski demikian, kata2nyalah yang sungguh telah menancap ke dalam relung hatiku. semanis apapun senyumnya, tak pernah lebih indah dari kata2nya barusan.
Bus berjalan tersendat. Merayap beriringan bersama kendaraan lainnya berusaha melewati genangan air yang cukup dalam. Entahlah.. genangan air dalam hatiku sungguh teramat dalam. Aku tak pernah yakin akan bisa melewatinya. Setiap kali kucoba melewatinya, adalah pedih yang kian terasa. Yang bisa kulakukan hanyalah membasuhnya dengan lukisan wajah seperti yang selalu kulakukan setiap kali hujan turun. "kau tahu.. masa lalu akan terasa indah jika ia tetap berada dibelakang.." ujar perempuan disampingku memecah lamunan. Dengan perasaan hampa aku menjawab pelan.. "...ya, aku tahu.. aku sudah tahu itu.."
Lamat2..Satu persatu kendaraan berhasil melewati genangan air. Bus yang kutumpangi kembali mempercepat lajunya..menerobos guyuran hujan yang masih mengguyur bumi. Akupun kembali menatap keluar jendela. menyapu kembali kanvas kosong dengan butiran hujan. Perlahan, seraut wajahpun kembali terbentuk.. dengan kerudung berwarna pink sederhananya, dengan tatapan lembutnya, dan dengan senyum yang selalu terlihat lebih manis dari sebelumnya..


Sebuah sepeda motor berbelok dengan tiba2 di sebelah kanan jalan, mengagetkan sopir bus.. Sumpah serapahpun di teriakan.. Sang sopir lalu mengambil air minum dalam botol dengan tangan kanannya, lalu meminumnya, sementara tangan kiri tetap memegang kemudi, dan mata tetap tertuju ke jalanan. Botol minum dilemparkan kasar, sembari mendengus sebal, Ia melirik ke kaca spion di atasnya. ""sial.. cuma dapat sedikit" desisnya, entah mengutuk siapa.. tampak pada kaca spion pantulan keadaan di dalam bus yang lengang, banyak sekali kursi yang tak berpenumpang, ...termasuk kursi yang berada disebelahku. 

1 comment: