09/03/2013

Alkisah


Alkisah, sebuah negeri antah berantah tengah dilanda kepanikan yang luar biasa. Kepanikan terbesar yang pernah ada sepanjang sejarah berdirinya negeri tersebut. Lihat saja.. sang Raja menangis tiada henti, sang Ratu pingsan berulang kali. para bangsawan bak orang linglung, meracau dan bergumam tanpa jelas arti bicaranya. para rakyat berkumpul di alun-alun kota, hanya untuk meratap dan berteriak2.. para bayi menangis meronta2, anak2 pun tak ada yang tertawa2. Mereka seakan kehilangan sesuatu yang amat sangat berharga.
Kepanikan itu bermula ketika pada suatu pagi buta, kerajaan dikagetkan dengan menghilangnya sang Putri raja. dia yang dikenal sangat lembut pada anak2, sangat ramah pada orang dewasa, dan selalu ceria dalam berkata2, dicintai oleh seluruh kerajaan. Semua orang tak rela setitik hujan pun membasahinya, tak ingin sebutir debupun mengotorinya, dan kini mereka harus menerima kenyataan bahwa sang putri seperti ditelan bumi..menghilang begitu saja.
1001 prajurit bersayap dikerahkan ke seluruh penjuru bumi, demi mencari keberadaan sang putri jelmaan bidadari. satu demi satu prajurit berguguran kelelahan, hingga prajurit yang ke-1000 terkapar dalam kesedihan..karena tak sedikitpun petunjuk ia dapatkan.. tinggallah seorang, prajurit ke-1001, mengunjungi rumah demi rumah, dan mengetuk pintu demi pintu..hingga tiba giliran pintu rumahku..
"Salam, wahai.. apakah anda pernah melihat seorang wanita bak bidadari, seorang bidadari bak manusia, sangat cantik jelita tiada dua, lembut kepada anak2 dan balita, ramah kepada orang dewasa, dan selalu ceria dalam berkata..?" ujarnya. Aku merenung sejenak..
"hmm.. ya, aku pernah melihatnya" kataku. Tiba2 saja Ia menarik lenganku, membawaku melesat ke angkasa sembari berkata "tunjukkan dimana ia berada!". Aku lalu melihat hamparan bumi.. lalu menunjuk suatu tempat.. "disana."
Secepat kilat prajurit ke 1001 tersebut telah membawaku ke tempat yang kutunjukkan..
Gemetar tubuh sang prajurit setibanya di tempat tersebut. Kedua matanya yang tajam menyapu setiap inci tempat tersebut.. dan mendesis pelan.."ini.. ini bukan kerajaan.. ini hanya....." dua kata terakhir, ia bisikkan dengan dibarengi keniscayaan. tak layak rasanya seorang putri raja, satu2nya pewaris tahta, pemimpin ribuan pasukan yg gagah perkasa, kini ternyata bukan berada di singgasana dan bertahtakan mahkota permata, ia hanya berada di.. taman bermain? suasana tampak lengang. tak satupun sosok yang terlihat di pelataran taman tersebut. satu menit berlalu, dua menit pun belum tiba ketika dua tangan kekar prajurit bersayap telah mencengkeram erat kerah leherku, lalu melesat mengangkatnya ke langit, hendak melemparku ke ujung bumi.. keniscayaan dalam hatinya telah berubah menjadi kemarahan, ia merasa dipermainkan olehku. padahal jutaan mil telah ia lalui demi sang putri, separuh umurnya telah habis dalam perjalanan ini, wajarlah bila ia marah luar biasa ketika tugas mulianya dianggap main2 oleh seorang rakyat jelata sepertiku..
Tiba2.. "Kriiing" suara bel mengagetkan sang prajurit bersayap. hanya dalam hitungan detik area taman bermain telah dipadati oleh ramainya anak2 kecil.. berlarian, berkejaran, dan bercanda riang satu sama lain. Ia terpana.. seolah telah melihat bayangan sang putri di wajah anak2 tersebut.
Dua anak bermata bulat, mendekati sang prajurit sambil tertawa2.. mereka lalu menggamit tangannya, dan membimbingnya mendekat ke pintu salah satu ruangan yg sederhana. Pintu perlahan terbuka.. sang prajurit membelalakan mata, lalu berlutut sembari berlinang air mata.. diantara isak tangisnya yang tertahan.. ia berkata.. "...salam sejahtera untuk baginda putri.."
Kawan, Seorang putri sejati tak pernah membutuhkan mahkota.. seorang bidadari sejati tak perlu megahnya istana. kehadirannya selalu dinanti, karena ia tak pernah sungkan untuk berbagi..
(repost 26 Okt 2012)

1 comment: