31/01/2021

Menikah?

Dan, menikah bukanlah perihal waktu. Bukan masalah siapa yang lebih dulu. Menikah adalah anugerah, tentang sesiapa yang tak henti-henti mengikhtiarkannya. 
 
Ada yang masih menunggu, ada pula yang hendak melangkah maju. Ada yang masih meragu, ada pula yang dihantui masa lalu.
 
Namun, jangan pernah sandarkan cinta pada rupa maupun harta. Karena tatkala keduanya tak lagi berpendar, ikatan hatimu kan turut memudar.
 
Pun jangan tanyakan arti cinta pada penyair atau pujangga. Tapi lihatlah mereka yang tetap bersanding di masa tua. Mereka yang telah didera pahit-sulit kehidupan, dihantam dengan sedih-pedih perjalanan.
 
Yang anehnya, ujian itu tak memecah-pisahkan, justru semakin erat dan menguatkan.
 
Bagi mereka, menikah bukan hanya sekedar cinta, melainkan keputusan untuk menua bersama.
 

 
#YaAllahIzinkanKamiMenikah

25/01/2021

Paket Buku Muhammad Is My Hero

Sepagi itu, sepeda motor pengantar paket datang merapat. Di atas jok belakangnya, ada sebuah kotak besar yang terikat. 
 
Beberapa kali sang pengendara melihat alamat yang terpampang, hati-hati mencocokannya dengan nomor yang tertera di kotak. Aku yang saat itu tengah mengecat di atas tangga, hanya bisa melihat dari jarak sepelemparan batu.
 
"Rumahnya bapak Andi Wahyudin?" tanyanya.
 
"Bukan, pak. Disini mah rumah pak Adi Wahyudin" jawab istriku.
 
"Oh, ya? Tapi alamatnya cocok, bu! Sepertinya keliru mengetik nama saja" ucapnya.
 
"Memang pengirimnya dari siapa, pak?" istriku hendak meyakinkan.
 
"Dari, em.. Tigaraksa, bu" kata sang pengendara, membaca sekilas nama pengirim paket.
 
Istriku mengernyit sebentar, kemudian mengangguk mengerti. Dia memang tahu perihal hadiah sepaket buku, hasil lomba menulis yang diadakan
Tigaraksa Educational
.
"Paketnya berat, bu! Biar saya bawakan ke teras" ucapnya, berbaik hati.
Istriku kembali mengangguk, berterima kasih.
 
Mendengarnya, aku membisik kalimat hamdallah berulang-ulang. Kotak itu adalah paket buku yang sudah kutunggu-tunggu. Zhira kecil pasti akan suka dibacakan buku yang baru.
 
Berbeda dengan bisikku yang pelan, seorang anak berbaju jingga tiba-tiba berteriak lantang.
 
"Abii! ini paket isinya buku?" tanya Zahdan, antusias. "Boleh dibuka, gak?"
 
Aku tak menjawab, masih berkutat dengan kaleng cat dan kuas. Ah, aku ingin membukanya nanti-nanti. Seusai pekerjaan ini.
 
Zahdan ternyata tak menyerah, berlari ke luar, melempar tanya sekali lagi.
 
"Abi, paket itu isinya buku, ya? Boleh dibuka? Ya? Ya? Ya?" tanyanya.
 
Zahdan memang tipikal penanya aktif, tak akan berhenti hingga pertanyaannya terjawab pasti. Terus bertanya ini-itu, terkadang tentang beberapa hal di masa lalu, yang aku sendiri sudah lupa perihalnya.
 
Dan kali ini, demi melihat matanya yang mengerjap-ngerjap penuh harap, aku pun akhirnya mengangguk memperbolehkan.
 
"Tapi hati-hati, ya!" pesanku. "Jangan sampai bukunya rusak!"
 
Tak ayal, anggukanku sontak diikuti dengan teriakan, teramat girang dan penuh kemenangan.
 
"YEIY..! ASYIIK..!!"
 
Seketika, anak berponi tersebut melesat mengambil gunting. Berteriak pula memanggil kawan tetangga, yang tertangkap mata tengah bermain di luar rumah.
 
"Bikaa!! Abiin! Ini ada buku yang baru!" ucapnya, lantang.
 
Yang dipanggil berlarian mendekat, ikut penasaran dengan isi kotak.
 
Kemudian, potongan waktu berikutnya didominasi dengan aksi si anak berponi. Dia hati-hati menggunting perekat, terperangah membongkar kotak, serta bersemangat membacakan buku.
Ekspresinya begitu meyakinkan, dua pendengarnya pun serona terpukau.
 
Zahdan juga lah yang membereskannya di #TamanBacaMumtaza, menata setiap jilidnya dalam rak khusus berbentuk pohon. Rak yang memang sudah kusiapkan sejak hari pengumuman. Sebuah tempat spesial bagi buku-buku yang spesial.
 
Rencananya, di bagian atas rak tersebut akan dituliskan nama "Muhammad Is My Hero".
Mudah-mudahan, kalimat itu tak hanya menarik perhatian sesiapapun yang datang. Namun indah menghujam, dalam hati anak-anak penggenggam masa depan.