25/06/2021

13 tahun Ziya

16 Juni, 13 tahun ke belakang.
Lahir seorang bayi yang begitu berharga. Permata yang ditunggu-tunggu sekian lama.
 
Gelak tawanya, sedih tangisnya, jatuh bangunnya, pun ramai ocehnya, menjadi warna tersendiri dalam hidup yang dijalani.
 
Maziya.. Kehadirannyalah yang menggerakkan jemari ini untuk berkarya, mengabadikan tingkah menggemaskannya menjadi sederet cerita.
 
Siapa sangka, kini anak itu telah berubah menjadi remaja. Bersiap menjalani hari, menorehkan cerita serunya sendiri.
 
Selamat bertambah usia, kak Ziya! Selamat belajar menjadi dewasa. Zahdan kecil tengah melihatmu sebagai idola.

13/06/2021

Musuh Serial Putri

 

Dalam menulis cerita, hadirnya musuh-musuh akan mempertajam konflik yang dituturkan. Sosok mereka yang kejam, menjadi perwakilan dari sisi kejahatan. Adapun tokoh utama, karakter-karakter mulianya, merupakan perwujudan dari sisi kebaikan.

Kedua sisi itu kemudian beradu, saling berperang memperebutkan kemenangan. Mereka saling mengadu tujuan, mempertarungkan perangai. Sesuatu yang dalam dunia nyata, kejadiannya kerap lebih kompleks dan ambigu. Namun dalam serial Putri, selalu diajarkan bahwa kebaikanlah yang selalu menang.

Berikut ini kita sedikit ulasan perihal beberapa tokoh jahat yang pernah dihadirkan.
 
1. Raja Berwajah Garang. 
 
Ketika kecil, diberi julukan ‘Si Pembuat Onar’, yang merupakan kawan sekelas Putri Mumtaza dan Putri Na’isylla. Seperti julukannya, dia memang kerap berbuat usil, sok berkuasa, menggunakan segala cara untuk mengintimidasi yang lain. 
 
Setelah dewasa dan menjadi Raja, karakternya tak berubah. Dia membakar hutan Tipuan, mengancam kerajaan-kerajaan tetangga, bahkan hendak melenyapkan nyawa pangeran Za’isylla dengan kekuatannya sendiri. Jahat sekali!
 
2. Satria alias Rahwana. 
 
Seorang pemuda yang cerdas, pintar, dan teramat sopan. Sesiapapun yang bicara dengannya pastilah akan merasa kagum, memuji kesopanan yang ditunjukkan. Padahal, dia sesungguhnya hanya hendak memanfaatkan orang lain dengan licik. 
 
Dan ketika memakai topeng merah Rahwana, muncullah karakter aslinya. Selimut sopan yang kerap dia tampilkan sesungguhnya adalah kebohongan. Terbukti, Satria tega menculik Putri Na’isylla dari masa lalu, serta keji menghabisi bapak-bapak berdasi.
 
3. Dark. 
 
Seorang kakek penyihir yang begitu terobsesi mendapatkan kekuatan legenda. Apapun dia lakukan, termasuk membuat celaka Putri, anak pertama Raja dan Ratu Suryatama. 
 
Upaya Dark dimuluskan oleh penghianat kerajaan. Seseorang yang dulu sebenarnya pernah diselamatkan sang Raja, ditolong, diangkat sebagai saudara, namun akhirnya tega berkhianat karena mengincar tahta.
 
 
Ironisnya, karakter-karakter jahat di atas bukan hanya dalam cerita, namun betulan ada di dunia nyata. Serius, betulan ada! 
 
Maka cermatilah baik-baik, berhati-hati, karena boleh jadi satu dua diantaranya ada di sekitar kita.
Pun tetap pastikan, bahwa kita tak akan termasuk ke dalam golongan mereka.
 

 
#TigaPutri
#EmpatPutri
#AlkisahPutriMumtaza
#AlkisahPutriArmida
#AlkisahPutriNa'isylla

09/06/2021

Kepada

Pada sepuluh jemari penggenggam nyeri.
 
Pada sepasang pundak pemikul penat.
 
Pada sehimpun uban penanggung beban.
 
Pun pada segaris wajah pendulang lelah.
 
Bersabarlah.
 
Sungguh, bersabarlah.
 
Roda kehidupan akan terus berputar sebagaimana mestinya.
 
Dan durasi dunia tidaklah berjalan selama-lamanya.
..
 
 
Pada embun kaca di pelupuk mata.
 
Pada bisik getir di helaan bibir.
 
Pada serpih pilu di jeritan kalbu.
 
Pun pada kaki yang jengah untuk melangkah.
 
Jangan!
 
Sungguh, jangan!
 
Janganlah bertekuk lutut pada singgasana putus asa.
 
Dan jangan pernah menunduk takluk pada cengkeraman duka.
..

Ujian

Aku bermimpi, bertemu orang yg tak pernah kutemui. Bertanya kabar keluarga, serta hari-hari sulit yang mendera.
 
Kau bercerita panjang padaku tentang jalanan berduri, dan akupun bercerita padanya perihal mimpi.
 
"Kawan, mimpiku sudah kugantungkan di langit-langit angkasa" kataku.
 
"Lah, tidakkah itu hanya akan membuat harapanmu terlampau terbang. Terlalu tinggi untuk kau kejar sendiri?" katamu.
 
Aku menggeleng.
 
"Justru.. Dengan begitu, aku bisa meletakkan satu persatu anak tangga menuju kesana" jawabku.
 
Kau diam, namun rautmu tak menandakan persetujuan. Tentu, kalimatku terdengar tak berdasar, lebih seperti khayalan yang mustahil terwujudkan.
 
"Aku tahu, memang mustahil. Tetapi Aku sudah terlalu jemu menaruh mimpi di hamparan dunia. Semuanya selalu terpatahkan oleh pahitnya kenyataan"
 
"Harapan akan kedamaian, jerit pedih kesedihan.. Kau lihat sendiri, bukan? Kebaikan selalu saja kalah dan terpinggirkan. Sedang kejahatan, begitu pongah melenggang, memberangus sesiapapun yang dianggap menjadi penghalang"
 
"Lalu, kepada siapa lagi melabuhkan harap? Kala kebanyakan manusia tak pernah lagi beri peduli. Mereka terlalu sibuk mengambil keuntungan bagi diri sendiri"
 
"Kau tahu, bukan? Aturan terus berubah-ubah, bersesuaian dengan peluang meraup pundi. Kebijakan terus berulah, tak lagi ditulis menggunakan logika dan hati" cerocosku, dengan suara yang sesak.
 
Sesak yang sama menjalar padamu, melukis raut berat dan kesedihan. Beberapa saat lamanya kau hanya terdiam, merenungkan pemikiran yang begitu dalam.
 
Terang saja, beringas cobaan memang telah menghantam banyak sekali orang. Saudara, kawan, semua berusaha untuk bertahan. Keluarga, tetangga, semua keras berupaya, hanya demi bisa menjawab.. 'kami baik-baik saja'.
...
 
"Aku setuju" jawabmu, tiba-tiba.
 
"Setuju atas apa?" tanyaku.
 
"Aku setuju atas keputus asaanmu. Walau sesungguhnya, kau punya pilihan sikap yang lebih baik. Kau tahu, kawan? Ujian itu serona terik sang surya. Panas terasa, menyengat sesiapa saja. Namun mari kita lihat dari sisi yang berbeda. Ia hadir ke dunia, tentunya dengan beragam karunia"
 
"Maka janganlah kita hanya berfokus pada teriknya. Namun lebih berfokuslah pada karuniaNya" lanjutmu, sambil tersenyum.
 
Aku ikut tersenyum, lalu mengangguk mengiyakan.