07/03/2013

Cermin Ajaib


seorang anak senang bukan kepalang, ketika ia menemukan sebuah cermin ajaib dari sebuah toko barang antik. lebih senang lagi ketika tiba2 pada cermin tersebut muncul tulisan, "sebutkan 3 permintaan, masing2 permintaan diberi jangka waktu 3 hari". sang anak tanpa berfikir panjang berkata pada cermin tersebut "aku ingin sebuah kereta kuda !!". sesaat setelah anak tersebut mengatakan permintaan pertamanya, cermin bersinar menyilaukan..membuat seluruh ruangan kamar terang benderang. tak lama setelah cahaya itu hilang, muncul kembali tulisan di atas cermin "beri waktu maksimal 3 hari, lihat keluar jendela".
hari pertama, ketika bangun tidur sang anak langsung meloncat dari atas kasur, lalu cepat2 membuka jendela kamarnya.. tampak halaman rumahnya masih kosong, tak ada tanda2 kereta kudanya terparkir disana. "mm..mungkin besok.." ujar anak tersebut dalam hati.
Hari kedua, pagi masih sangatlah buta, ayam pun belumlah berkokok, namun jendela kamar anak tersebut sudah terbuka lebar. setelah sesaat lalu sang anak membukanya dengan mata yang masih merah, tapi dengan senyum yang penuh harap. sayangnya, senyum tersebut tidaklah lama tersungging di bibir anak tersebut. ketika matanya yang masih merah manatap halaman, tampak pemandangan yang sama persis seperti hari kemarin. tak sedikitpun ada tanda2 kereta kuda. "hmm.. sepertinya besok.." ujar sang anak, masih dalam hati.
hari ketiga, sang anak membuka jendela kamarnya dengan mata yang tertutup. perlahan ia membuka matanya.. dan tampaklah... halaman yang sama seperti kemarin. tak ada yang berbeda. jangankan kereta kuda, suara kudanya pun tak sedikitpun terdengar. sang anak berbalik, lalu mengambil cermin ajaib dari bawah bantalnya. hendak mengajukan keberatan kenapa permintaan pertamanya tak jua dipenuhi. cermin diangkat, terlihat ada tulisan diatasnya. "permintaan pertamamu tak masuk akal, apa permintaan keduamu?" sang anak tertegun membacanya. "baiklah.. mm.. permintaan kedua.. aku ingin..mm..sebuah pohon rindang untuk bermain di halaman rumah" kata anak tersebut.
lalu dimulailah kembali hitungan 3 hari seperti pada permintaan pertamanya. Namun sayang, 3 hari berlalu, 3 hari berulang. perulangan kejadian membuka jendela setiap pagi, dan mendapati pemandangan halaman rumahnya tak jua berubah sedikitpun. hendak kembali berkeberatan pada sang cermin, anak tersebut malah mendapati sebuah tulisan di atasnya "permintaan keduamu tak sederhana, apa permintaan ketigamu?" tertunduk lemas sang anak kala itu. dua permintaannya hangus tak terkabulkan. setelah beberapa saat, sang anak berbisik pada cermin tersebut dengan setengah menangis "a..aku.. permintaan ketigaku..adalah.. aku hanya ingin.. seorang teman.." huft.. permintaanpun dicatat diatas cermin, ditulis dengan air mata sang anak yang mengucur deras tak tertahankan. wajar saja ia meminta hal tersebut. sudah seringkali ia dikucilkan oleh teman2 sekolahnya, dianggap aneh. tak ada satupun dari mereka yang mau bermain dengannya. jangankan mengobrol, duduk bersebelahanpun tak ada yang bersedia. sang guru? jangan tanya.. merekapun tak peduli, menganggap bahwa hal itu kejadian yang lumrah diantara anak2.
kembali ke permintaan. hitungan 3 hari yang dijanjikan dimulai kembali. setiap pagi sang anak membuka jendela dengan senyum yang sumringah dan penuh pengharapan permintaan sederhananya terwujud. 1 hari berlalu.. 2 hari tlah terlewati.. dan di hari ke 3..
jendela terbuka lebar.. mata yang berbinar, senyum yang cerah, dan ekspresi ceria sang anak berada tepat di tengah2 jendela. menatap halaman rumah yang dikenalinya. berharap di tepi jalan, telah berdiri seorang anak lain yang tersenyum, menawarkan pertemanan yang sangat dinanti2nya.

Aku sebenarnya enggan menulis lanjutan cerita ini.. karena kau tahu, sangat berat bagi jari ini untuk berbicara fakta. sangat sulit bagi hati ini menerima kenyataan yang seringkali berasa lebih pahit dari jamu terpahit sedunia sekalipun. akan tetapi..kita tak akan tahu bila tidak kita lanjutkan bukan..

hhfft... halaman rumah sang anak tampak lengang. sama seperti hari2 sebelumnya. yang membedakan hanyalah pemandangan di ujung jalan. tampak sebuah sosok anak perempuan. melambaikan tangannya ke arah jendela yang terbuka. bukan main senangnya hati sang anak. tertawa2 riang, tawa yang sudah lama sekali tak pernah ia lakukan. tawa yang muncul jauh dari dalam jiwanya. matanya menangis haru.. cita2nya terwujud. permintaannya terkabul. lihatlah di ujung jalan sana, tampak sosok jelita menandingi bidadari tengah melambai padanya. menawarkan pertemanan yang selama ini dinantikannya.
satu detik.. dua detik.. satu menit berlalu.. sosok anak perempuan di ujung jalan sana kian memudar seiring dengan terbitnya mentari. kian kabur dan berbayang. lalu....menghilang..
sang anak panik bukan kepalang.. "TIDAK..!! TIDAK!!.. KENAPA.. JANGAN PERGI !!.. JANGAN PERGIII !!" teriaknya sembari menangis meraung2.. Secepat kilat ia langsung berbalik, mengambil kembali cermin ajaib dari balik bantal, tampak tidak ada lagi tulisan di atasnya. Sang anak mengguncang2kannya..berulang kali mengguncang2kannya. cermin tersebut tak berubah sedikitpun. sedikit..pun.. kembali menjadi cermin biasa. yang tampak di atas cermin hanya wajah sang anak yang bercucuran air mata..

keajaiban pada hal2 besar memang seringkali tak terwujud, dan keajaiban kecil yang sangat sederhana ibarat fatamorgana. Bagi segelintir orang, urusan sesederhana "berteman" adalah hal yang sangat rumit, saking rumitnya sehingga memerlukan keajaiban didalamnya.
sisi buruknya: tidak ada yang namanya cermin ajaib.
sisi baiknya: sang anak akhirnya menerima lambaian dari seorang teman selama..1 menit.
(repost 20 Nov 2012)

No comments:

Post a Comment