24/02/2023

Semburat Merah

Dengan disaksikan semburat merah,petang itu kau kembali mengayunkan langkah.

Bersekolah,
beribadah, 
berjuang berhias lelah.
 
Aku tahu, jangkarmu telah lama kau angkat. 
Demi mewujudkan tingginya tekad yang erat tersemat.
 
Ombak kecemasan itu,
buih kesulitan itu,
sudah kau hadapi setahap demi setahap.
 
Pantas saja ketika kemarin pulang, 
kau tampak berkali lebih tenang.
 
Rautmu lebih teduh,
akhlakmu lebih menyentuh.
 
Ah, pastilah karena kegiatan selama karantina tahfidz itu. 
Yang membuatmu melulu terbasuh air wudhu.
 
Pastilah gegara para guru, 
dan kawan-kawan yang tulus mendampingimu.
Yang berangsur mengikis pahitnya pilu, 
menjadi bening dan sesejuk salju.
 
Maka tetaplah di jalan ini, nak.. 
Bertahaplah untuk menjadi semakin baik.

19/02/2023

Tentang Biru

Biru itu, sebentang langit yang ayu. 
 
Biru itu, sehampar laut yang sendu. 
 
Biru itu, mengingatkanku pada sebuah buku. 
 
Tentang si jaket biru, yang melulu ditolak si kerudung biru.

Apakah buku 'Sembilu Berwarna Biru'?
 
Ah, tidak kawan! Kali ini bukan biru itu yang hendak kusampaikan. 
 
Melainkan novel ziya yang kedua, yang Insya Allah rilis dalam waktu segera.
 
Entah kenapa, Anak itu memilih kata biru sebagai kunci utama.
 
Mungkin di pondok pesantrennya sana, dia kerap memandangi langit dan gunung.
 
Atau justru melihati lembah sambil melamun?
 
Lagi-lagi entahlah. Mari kita tunggu saja peluncuran novelnya.