27/02/2024

Baik-baik saja

Wahai kaca di pelupuk mata, 

apa gerangan kabarmu sekarang?

Masihkah embun dan hujan membuatmu berlinang?
 
Atau masihkah harap dan bayang memburamkan pandang?
 
 
Kala rutin melukis remang pada awan yang tertumpah.
Saat membias mendung pada senja yang tercurah.
 
Katakan..
Katakanlah..
 
Bukankah pada langit yang kelabu, 
rasamu justru lebam membiru?
Apalagi pada sosok di masa lalu, 
hatimu kerap dingin dan membeku.
 
Tetapi biarlah..
 
Karena ajaibnya, setelah semua itu berlalu,
waktu selalu berkata bahwa,
 
kau akan baik-baik saja.
 

 

11/02/2024

Belum

Belum..

Belum waktunya kita mengistirahatkan pundak.

Belum waktunya kita melepaskan penat.

Karena ada sekepal bara yang harus digenggam erat.

Ada sederet generasi yang harus dinyalakan sangat.

 

Aku tahu,

pastilah terasa jeri.

Harus terseok tertatih-tatih,

banjir keringat mendulang letih.

 

Lelah.. bangkit lagi!

Jatuh.. melangkah lagi!

Terus bergerak,

Melulu bergerak..

meski raga terasa sudah terkoyak.

 

Untuk apa?

Balasannya tiada sepadan, bukan?

 

Apalagi jika diperbandingkan dengan dunia yang melenakan.

Sungguh.. tak akan sepadan!

 

Namun,

bagaimana bila ikhtiar kita,

upaya dan jerih payah kita,

hanya demi Robb semesta alam?

 

Hanya demi bisa merebut cinta,

dari Dzat Yang luas cintaNya tiada terbilang.

 

Dan hanya demi sebuah pembuktikan,

bahwa kita ingin..

Kita teramat ingin,

curahan ridho berikut Rohman-RohimNya?

 

Jika benar demikian,

maka sungguh..

Jalan ini kan tetap kita tempuh,

walau jiwa tak lagi utuh.

 

 

Ramadhan.. lagi.

Ayah/Bunda..
Untuk kali yang kesekian, 
Ramadhan lagi-lagi bertandang. 
Seolah tahu betul, 
bahwa setahun ini kita telah banyak sekali melakukan kesalahan. 
 
Dari dosa ringan yang melulu dilakukan, 
hingga dosa besar yang menghantui perasaan.
 
Ramadhan ini datang sebagai anugerah, 
untuk memberangus setiap lupa dan salah. 
Untuk menjadi cahaya bagi jiwa-jiwa yang sudah lelah.
 
Yang terlalu sibuk.. 
bahkan teramat sibuk berlari mengejar-ngejar dunia, 
hingga kerap terlupa pada berkurangnya jatah usia.
 
Padahal, tatkala ajal sudah didepan mata, 
maka harta yang berlimpah kita sedikitpun tak akan berguna.
 
Relasi yang tinggi, 
kolega yang berkuasa, 
secuil pun tiada mampu menghalangi Izrail mencabut nyawa.
 
Maka beruntunglah insan-insan yang masih diperkenankan menikmati Ramadhan. 
Yang mendapat berkah sahur serta gembira saat berbuka,
 
yang di setiap rakaat tarawihnya bak berada di taman surga,
juga yang mendulang pahala berlipat-lipat ganda, 
dalam interaksi ayat suci di tadarus bersama.
 
Ayah/Bunda, 
mari berupaya memaksimalkan diri dan keluarga, 
serta mengisi Ramadhan tahun ini agar menjadi Ramadhan terbaik dalam hidup kita.
 
Aaamiin, Allahuma Aamiin.