28/01/2017

Izinkan Kami Menikah

Aneh memang.. Aku melebam pilu karenamu, dan kau justru terluka olehnya. 
Seolah cinta tak pernah bermakna,  melainkan berisi duri semata. 
Membuat kita terseok dan terlunta, lalu terhempas di curam tebingnya. 
Kita tergores di kanan kiri, berdarah di sana sini. 
Merasakan pedih.. 
Dan begitu bersedih.

Aneh memang.. Aku terisak pilu olehmu, dan kau sesak justru karena merinduinya. 
Seolah cinta masih tak jua bermakna, melainkan hanya panas api yg mengelilinginya. 
Kita tercakar dan terbakar,  menghitam lalu melegam, menyeret kaki tuk berusaha lewati. 
Hingga hati merasa nyeri. 
Dan kita.. 
Urung berjalan lagi..

Tidak.. tak boleh ada ucap menyerah. 
Sedalam apa luka didalam dada, 
sepanjang apa jeri didalam hati, 
tetaplah kita bergerak langkahkan kaki. 
Karena janji-janji bahagia, di ujung sana terukir indah. 
Cawan-cawan dahaga, terhidang disana hapuskan lelah. 

Tak boleh ada ucap menyerah. 
Boleh terisak, namun tetaplah merangkak. 
Boleh kecewa, namun pantanglah berputus asa. 
Songsong janji-janji bahagia itu. 
Wujudkan mimpi-mimpi indah itu. 
Dan belajarlah dari kisah-kisah itu. 
Tentu saja, kisah-kisah terindah.. 
dalam buku "Ya Allah Izinkan Kami Menikah"