28/03/2013

mendampingi keterasingan ziya

Untuk yang ke sekian kalinya ziya ditinggalkan teman2 tetangganya. Sedih hati ini melihatnya ditinggal sendirian, sementara teman2nya berlarian menjauh setelah sebelumnya berbisik satu sama lain. Beberapa anak seusia ziya memang sudah mengerti apa itu kelompok, apa itu musuhan. Mereka menghasut anak lain menjauh ketika seseorang tidak mau menuruti kehendaknya. Jadilah mereka seperti kawanan geng cilik. Pernah suatu kali Aku memergoki seorang temannya sedang berbisik pada ziya, menghasutnya agar menjauhi kawan lain. Aku langsung menegurnya "Ngga boleh begitu ! Ziya mah temenan sama semua orang !" anak yang ditegur langsung menunduk malu. Sementara ziya, acuh tak peduli. Seperti sekarang ini, ia berlari2 mengejar kawan2nya, tak mengerti kalau mereka ini tengah menjauhinya. Yang justru iba adalah kami..orang tuanya. Ironisnya, satu diantara kawan2nya tersebut adalah saudara ziya sendiri.
"maziya.." panggilku. Ziya menoleh, lalu menghampiriku. "Ziya main di rumah saja yuk, sama Abi. Kita melukis bidadari.." Ziya tersenyum sambil bertanya "bidadari kayak princess fatimah ya abi?" Aku menjawabnya dengan sebuah anggukan. Ziya tersenyum lebar, lalu berlari ke dalam rumah, mengambil crayon dan buku gambarnya.
Sebenarnya Aku tak mengerti, kenapa ziya sulit diterima dalam kelompok, kenapa ziya seringkali dijauhi. Mungkin penjelasannya adalah, "Introvert" dan "sensing", dua buah karakter yang begitu melekat pada dirinya. Entahlah, yang pasti.. orang lain sering menilai ziya "ga asyik" untuk diajak bermain. Ketika anak lain bermain bola, ziya sibuk memetik bunga. Ketika anak lain bermain boneka, ziya malah asyik sendiri mencorat coret dinding. Ziya memiliki dunianya sendiri yang tak dimengerti orang lain. Jadilah Ia lebih sering terlihat bermain sendirian.
Namun, adakalanya ziya pun memanggil temannya, "kesiniii.. ayo nonton mulan di rumah ziya..!" teriaknya. Beberapa anak tertarik dan menghampiri ziya. Namun, ketika seorang anak lain muncul dan membisiki mereka.. mereka semua lalu menjauh dan berkata kompak "ga mau ah.." katanya, meninggalkan ziya yang menatap sedih tak mengerti. Apa yang bisa kulakukan? memarahi kawannya yang sudah jelas masih kecil? Atau membayar mereka dengan permen dan kue asalkan mau bermain dengan ziya? Tidak kawan.. Aku hanya bisa mengelus2 kepala ziya, memegang tangannya, menatap matanya dan berkata "ayo nak, abi temenin nonton film mulan.." ujarku berusaha menegarkan hatinya, padahal hatiku pun remuk saat menyaksikan perlakuan kawan2nya tadi.
"Abi, princess fatimah bajunya bagus ngga?" tanya ziya memecah lamunanku. "mm.. ga juga, biasa aja. Tapi setelah meninggal dan jadi bidadari di surga, bajunya baguuus sekali" jawabku. "Ooh.. kalo, di surga itu ada istana ngga?" tanya ziya lagi. "Tentu ada, semua penghuni surga itu, semuanya tinggal di istana nak.. ada yang besar, ada yang lebih besar lagi.. dan ada yang besaaar sekali.." jawabku. "Istananya dikasih sama Allah ya?" kata ziya. Aku langsung menjawab "Iya..". "ko Allah nya ga keliatan?" tanya ziya. DEG !! "waduh.. anak ini.." sepertinya Ia memperhatikan sketsa bidadari yang kugambar, lengkap dengan kerudungnya, dengan sayapnya, dengan baju bertabur bintangnya, dan istana serta taman bunga di belakangnya, semua sesuai apa yang ziya harapkan. namun satu pertanyaan terakhir membuatku harus berfikir sejenak. "mm.. memang ngga keliatan nak, keliatannya nanti, setelah ziya jadi bidadari di surga, Insya Allah ziya bisa ngeliat Allah" jawabku. Ziya mengangguk.. "oh, trus kalo ziya jadi bidadari di surga, abi jadi apa?" tanya ziya lagi. DEG !! lagi. "He.. iya ya.. kan bidadari itu perempuan ya.. Abi jadi apa ya... padahal abi kan pengen masuk ke surga juga sama ziya, pengen ketemu sama princess fatimah juga". jawabku bingung. "Ziya tau.. abi jadi pangerannya aja..!" jawab ziya. jawaban yang tak terduga dari seorang anak kecil. Tadinya aku mau menjawab "jadi bidadara", tapi pasti malah membuat ziya kebingungan, tak menyangka ternyata ziya punya jawaban sendiri yang sangat cerdas.
Tak lama, ziya sudah melontarkan pertanyaan lagi "Abi, kalo di surga itu ada boboiboy ngga?". Waduh.. ziya.. apa lagi ini.. "Hmmm.... kalo boboiboynya rajin shalat, pasti masuk ke surga juga" jawabku. "Boboiboy kan punya petir, petir itu dari Allah ya?" tanya ziya. "Iyaa.. mm.. gimana ya.. petirnya boboiboy mah boongan, ada yang lebih hebat dari boboiboy, namanya malaikat, diciptakannya dari cahaya, daaan..ada malaikat yang bawa petir juga..yang pasti, petirnya lebih bagus dari boboiboy, bukan petir boongan." jawabku.. Ziya mengangguk.. lalu sesi selanjutnya dipenuhi dengan pertanyaan tentang malaikat.. waduuh...ziya..ziya..  

Bukan Jahat, tapi belum baik.


Hari masihlah pagi. Ziya kecil sudah merajuk, menolak untuk pergi ke sekolah. Usut punya usut, ternyata ziya merasa takut pada seorang anak laki2 yang telah mengganggunya. "ada aa yang belum baik" bisik ziya. Hmm.. jika diingat2, memang ada yang sedikit ganjil ketika kemarin ziya tiba di sekolah, ia sempat bersembunyi di belakangku ketika melihat seorang anak laki2 berbadan tambun tengah berdiri di depan pintu gerbang sekolah, lalu memegang erat tanganku saat berpapasan dengannya. Aku mengerti, kuhalangi anak tersebut dari pandangan ziya. ziyapun lalu menarikku masuk ke sekolah, dan menolak ketika guru2nya menyambut kedatangannya.
Entah apa yang menyebabkan ziya takut saat itu, dan ini orang ketiga yang ditakuti ziya di sekolah, setelah dua orang pertama ziya nilai "sudah jadi baik".
Ziya anak yang sensitif, sentuhan kecil di pipinya bisa ia anggap tamparan luar biasa keras baginya. Dan jika moodnya memang sedang kurang bagus, tantrumlah ia.. Beberapa anak tetangga juga pernah ziya perlakukan demikian. Dan sontak mereka terkaget2 dengan sikap ziya itu.
Lalu kenapa untuk yang satu ini ziya tidak mengeluarkan sikap yang sama?..
Mungkin saja "gangguan" anak tersebut belumlah cukup besar untuk memancing kemarahan ziya.
Mungkin juga ziya takut karena merasa tidak bisa membalas, bayangkan saja..anak tersebut berkali lipat lebih besar dibanding ziya.
Apapun itu, ziya kini bersembunyi di balik selimut rapunzelnya..menyembunyikan matanya yang berkaca2 menahan tangis. "maziya.." panggilku. ziya tetap sembunyi. "di sekolah ada aa yang gangguin ziya ya?" tanyaku. ziya mengeluarkan kepalanya dari balik selimut, mengangguk pelan tanpa menatapku. "aa yang gemuk sama wajahnya putih, yang itu bukan?" tanyaku lagi. "iya.. abi..soalnya itu mah aa nya masih jahat, belum jadi baik ya..?" ujar ziya. "iya.. tapi nanti juga pasti jadi baik ko, sama kayak temen ziya yang dulu itu.." ujarku. "sekolah yu, keburu siang.." ajakku. ziya menggeleng, lalu kembali menyembunyikan kepalanya. Huft.. "maziya.. memang ziya digangguinnya gimana sama aa itu teh?" tanyaku. ziya kembali menyembulkan kepalanya, menatapku dan langsung bercerita "ziya teh lagi men ayunan, trus ada aa itu, trus ayunannya di gini2.." kata ziya sambil menggerakkan tangannya. Maksudnya mungkin ditakut2i. He.. namanya juga anak2.. ada saja tingkah lucu dari mereka. Akupun tersenyum, lalu berkata "mm.. gini aja, nanti lagi kalo aa itu gangguin ziya, ziyanya diem dulu kayak patung, sambil hitung sampe 5, trus.. ziya nya teriak kagetin aa itu.. kayak gimana teriaknya?" mendengar pertanyaanku ziya langsung teriak "BAAAAA !!!!" ujarnya sembari tertawa. "nah begitu, aa nya pasti langsung kaget kayak gini.." kataku sembari memperagakan seseorang yang sedang kaget. ziya semakin tertawa. aku melanjutkan kata2ku "terus, setelah aa nya kaget, ziya nya cepet2 lari, ngumpet di belakang bunda, jadi ziya nya ngga diganggu lagi.." kataku. Ziya tertawa2 dengan mata yang berbinar.. "ayo ibak dulu.. hari sudah pagi.. abiku sayang, ziya kan mandi..karena bau.." ujarku.. ziyapun menurut, melompat girang dari ranjangnya, dan setengah berlari menuju kamar mandi sembari sekali2 berpura2 kaget menirukan sikapku tadi, lalu kembali tertawa..
meninggalkanku di belakang yang tersenyum melihat tingkahnya. Alhamdulillah..

20/03/2013

Princess Ziya

Usia ziya belumlah genap 5 tahun. Akan tetapi, dalam waktu yang tak terduga seringkali ia meluncurkan satu dua pertanyaan kritis, yang tentunya membuatku berfikir keras untuk menjawabnya. Selain itu, ziya pun memiliki ingatan yang kuat pada hal2 yang detail. Warna baju, arah jalan, ia sering mengagetkanku dengan celoteh yang tak terduga. "Abi kalo kesana mah ke rumah temennya ummi ya?" "Abi ko jalannya kesini?" "Abi ko baju aurora warnanya gini, harusnya kan pink.." begitu pertanyaan yang satu dijawab, muncul kembali pertanyaan2 lainnya, begitu terus sampai ia merasa puas, atau Aku yang menyerah dengan mengatakan "abi belum tau nak.. menurut ziya gimana?".
Orang tua seringkali tak mau "kalah" dalam menjawab pertanyaan2 kritis seorang anak. Mereka seringkali menutupnya dengan kata2 "sudah ah!! tanya2 terus!". Sebuah kalimat yang tentunya akan membunuh keingintahuan anak, apalagi ketika ia masih dalam tahap menghimpun pengetahuannya dan bereksplorasi pada dunia.
Saat ini ziya tengah suka2nya pada tokoh2 princess disney, betapa tidak..wajah yang cantik, baju yang gemerlap, suara yang indah.. Anak2 seusia ziya sangat mudah tertarik pada hal2 seperti itu. Pada mulanya, aku mengikuti saja keinginan ziya ini, menekankan hal2 positif yang terkandung pada setiap tayangannya. Asalkan ziya terlihat senang, tak jadi soal. Ternyata, aku salah besar.. aku melupakan daya tangkap ziya yang sangat kuat. Setiap detail dari adegan, ia rekam dalam otaknya.. Dan kita semua tahu, betapa sebenarnya film2 princess disney itu memiliki banyak sekali hal2 yang tidak sesuai dengan ajaran2 Islam. Anak2 kita diajarkan dengan perilaku yang mencerminkan "hal biasa" bangsa barat. Aku sadari itu.. namun, waktu tak bisa diputar ulang. Satu2nya yang tersirat dalam benakku adalah, ziya memerlukan sosok idola baru..
Akhirnya, pada waktu yang telah dijanjikan, waktu sebelum tidur, aku membawa dua buah buku tipis dengan tampilan cover yang cukup untuk membantuku dalam menyampaikan pesan yang ingin kutanamkan pada ziya. Buku yang pertama berjudul "karena bidadari ada di bumi", dan buku kedua berjudul "women in heaven". Kulihat ziya mengerjap2kan matanya, menanti cerita dimulai seperti yang telah kujanjikan sedari siang.. "Cerita princess yang baru"... alhasil ziya sangat antusias, tak membutuhkan waktu lama untuk membujuknya bersikap manis.
"Pada suatu hari.." ujarku. "Para princess sedang berkumpul, ada rapunzel..cinderella..aurora.. semuanya ada disitu" lanjutku yang langsung dipotong ziya "kalo princess mulan?" tanyanya. "o iya, abi lupa, princess mulan juga ada, pokoknya para princess2 kumpul semua disana, di pinggir hutan, di sebuah taman bunga yang..." aku terhenti, karena ziya kembali memotong "bunganya wangi ngga?" tanyanya. "iya wangi.." jawabku. "ada kupu2nya ngga?" tanya ziya lagi.. "iya ada.. kupu2nya juga banyak, warnanya macam2, ada yang biru seperti kesukaan amelia, .." aku dipotong lagi. "abi, ziya mah rambutnya mau sepanjang amelia ah.." ujar ziya. "iya..iya... terusin ga nih ceritanya?" ujarku pura2 marah.. ziya lalu menjawab sambil menahan tawanya "hehe.. iya..terusin abi..". Aku menarik nafas, "eh, tadi sampai dimana ya.." tanyaku. ziya menjawab setengah teriak "sampai ada kupu2 warna biruuu !!". Aku tertawa.
"Nah, kupu2nya banyak, yang warna biru.., yang warna pink sama ungu kesukaan ziya.., yang warna merah kesukaan abi juga ada..". kataku, sambil memperhatikan ziya yang mengangkat tangannya, seolah ada seekor kupu2 yang tengah hinggap diatas jarinya. Aku menahan tawa, lalu melanjutkan cerita "semua princess ketawa2, main sama2.. lari kesana kemari, berkejaran. memetik bunga, menangkap kupu2.. semuanya terlihat senang. Tapi, tiba2 para princess berhenti.. semua melihat ke atas ke arah langit. Karena ternyata, dari langit, ada cahaya yang sinarnya teraaang sekali.." Aku berhenti sebentar. Kali ini ziya tidak memotong ceritaku, Ia tak berkata apa2, menyimak ceritaku dengan seriusnya.
"Mulanya, para princess fikir itu cahaya matahari, akan tetapi... makin lama, sinarnya makin terang melebihi terangnya cahaya matahari. Dan..dan... cahaya itu mendekat.. Lama2 terlihat samar2 sebuah sosok berwarna putih menyilaukan mendekat ke arah para princess.." ujarku sembari mengangkat buku pertama, lalu menurunkannya perlahan, mendekat ke hadapan ziya. Tampak jelaslah oleh ziya, sampul buku tersebut yang bergambar sketsa seorang perempuan berkerudung putih, pakaian serba putih, dan sayap besar berwarna putih juga.. "Semua princess kaget.. sangat kaget. karena mereka semua takjub melihat perempuan tersebut. Princess Rapunzel lalu bertanya dengan tergagap... 'Si..si....siapa anda..? wajahmu cantik sekali.. dan jauh lebih cantik dari kami semua.. apakah kau princess juga' tanya Rapunzel. Perempuan serba putih tersebut tersenyum.. lalu menjawab..'ya, aku princess Fatimah, orang sering menjulukiku Fatimah Az-zahra. Namun aku lebih senang kalian memanggilku Bunda.. Bunda Fatimah saja' begitu jawabnya. Semua Princess mengangguk2 takjub.. " Aku berhenti sejenak. "terusin jangan? ziya belum ngantuk kan?" tanyaku pada ziya.. ziya mengangguk mantap tanpa berkata apapun.
Aku melanjutkan cerita, "Hmph... terus, Princess Fatimah yang asalnya senyum..wajahnya berubah masam.. mm...maksudnya jadi ga senyum lagi, kayak yang lagi kesel" Ralatku, lupa bahwa cerita pada ziya harus dengan bahasa yang lebih dimengerti olehnya. "terus Princess Fatimah nanya sama princess2 yang ada disitu, 'kalian para princess.. kenapa kalian tidak pakai kerudung?' tanya princess fatimah. Para princess langsung nunduk malu sekaligus takut. cinderella juga nunduk. aurora malah nangis 'hik..hik... maafkan kami princess fatimah.. harusnya kami pake kerudung.. hik..' kata aurora. 'Satu lagi..' kata princess fatimah. 'kenapa kalian pegangan tangan sama laki2..? rapunzel..kamu pegangan tangan sama flyn, cinderella..kamu juga malah nari sama pangeran.' rapunzel sama cinderella mulai nangis.. 'maafkan kami princess.. maaf.. kita seharusnya ga boleh ya..'" Aku melirik ziya, terlihat mata ziya berkaca2.. menahan sedih.
"Iya. Ya sudah, mulai sekarang kalian pakai kerudung ya, kata princess Fatimah." ujarku. "Princess Fatimah itu tidak seperti ibu peri. Princess Fatimah ga punya tongkat sihir. Tapi, princess fatimah hanya mengangkat kedua tangannya.. Kan gini, tanganku ada dua, jarinya lima2, bila aku berdo'a.. kuangkat...." aku berhenti membiarkan ziya meneruskan lagu tersebut. tanpa disuruh ziya langsung berkata "keduanya.. hehe..".
"Pinter... Nah, ziya tahu ga.. seandainya saja Princess Fatimah berdo'a sama Allah minta agar gunung dirubah jadi emas. Allah pasti akan benar2 merubah gunung itu jadi emas.. Tapi, Princess Fatimah tidak berdo'a begitu. Princess Fatimah berdo'a supaya para princess dipakaikan kerudung. Dan... daaaan.... CLING..!! tiba2, semua princess jadi pakai kerudung.. cinderella pakai kerudung warna biru, princess aurora kerudungnya warna pink, putri salju kerudungnya warna merah. yang paling aneh itu rapunzel, kerudungnya warna ungu dan.. panjaaaaaaaang sekali.. soalnya kan supaya rambut panjangnya ketutupi semua.." mendengar potongan cerita tersebut ziya langsung tersenyum lebar..mungkin di benaknya ia benar2 membayangkan kerudung super panjang yang dipakai rapunzel.
"terusin ya.. Setelah itu, semua princess berjanji, akan selalu pakai kerudung, dan juga ga pegangan tangan sama laki2, mereka kan annisa..perempuan. Mereka berharap, bisa seperti Princess Fatimah, di dunia jadi princess, setelah meninggal menjadi bidadari di surga" kataku. Aku lalu bertanya pada ziya "ziya pengen jadi bidadari ga?" ziya langsung mengangguk. "iya.. eh, kalo princess fatimah itu punya istana ngga?" tanya ziya. "mm.. istananya dibikinin sama Allah di surga. istana yang besaaaar sekali, jauh lebih besar dan bagus dari istana2 rapunzel, juga istananya cinderella. disekelilingnya ada taman bunga yang luas juga, bunganya juga warna warni, dan wanginya.. Wiih.. wangiii sekali." paparku panjang lebar sembari menunjukkan cover buku yang kedua, tampak taman luas yang hijau, dan bunga2 yang mekar. "abi..abi.. kalo di surga ada kupu2 ngga?" tanya ziya lagi. "Tentu ada nak, kupu2nya juga cantik2, sayapnya bagus2..bercahaya, bening, pokoknya kupu2 yang ziya belum pernah lihat di sini.." kataku. "Asyiik.. ziya pengen ke surga ah... Eh, abi..princess fatimah ko ga punya istana ya..?" lanjut ziya. Aku berfikir sejenak.. "Hmm.. gini aja, kita terusin ceritanya ya, biar ziya bisa tanya langsung sama Princess Fatimah. Nah, mm..Setelah Para Princess pake kerudung, Princess Fatimah terus mau terbang lagi ke langit. 'bunda pergi ya, assalamu'alaikum' katanya. 'wa'alaikum salam' jawab para princess. Tapi, tiba2 dari kejauhan..ada yang teriak, manggil2 Princess Fatimah..'Princess Fatimaaaah.. tunggu...' ternyata itu suara ziya, masih pake baju seragam, pake kerudung putih, lari2 ngejar Princess Fatimah. Ngeliat ziya yang sudah pakai kerudung, Princess fatimah langsung tersenyum..'waah..namamu Maziya kan..,Bunda tahu soalnya maziya anak yang baik sama rajin shalat..' ada apa nak..? tanya princess Fatimah. ziya trus nanya.. masih sambil ngos2an, soalnya habis lari2.. 'princess..' kata ziya, tapi langsung dipotong Princess fatimah 'panggil bunda saja nak..' ziya senyum, trus bilang 'eh.. ..i..iya.. princ.. eh, bun..bunda, ziya mau tanya.. kenapa bunda ga punya istana.. kan bunda itu princess..' tanya ziya. terus, dijawab sama princess fatimah, 'begini ziya, menjadi princess itu tidak harus punya istana, tidak harus punya baju bagus, tidak harus punya mahkota.. tapi, asalkan punya hati yang baik, suka menolong, suka berbagi, ga suka marah, rajin shalat sama berdo'a, ziya pun bisa jadi princess..Princess Ziya. Dan.. nantinya, ziya juga bisa jadi Bidadari seperti bunda, tinggalnya di surga.. ziya mau kan?' kata Princess Fatimah" ujarku panjang lebar. Tampak bukan ziya dalam cerita yang menjawab. Tapi ziya yang tengah menyimak ceritaku "Mauuuuu...!!" kata ziya sambil berteriak.
Aku tersenyum, lalu berkata "udah ya, ceritanya tamat, ziya sekarang bobo dulu, udah malem. Do'a sebelum tidur !" Ziya langsung melafalkan do'a tersebut tanpa terbata, lalu memejamkan matanya, masih dengan mulut yang tersenyum sumringah.. "ziya pengen mimpi ketemu princess Fatimah ah.." gumamnya.         

16/03/2013

Gaya bermain anak

Alhamdulillah, seorang berilmu telah meminjamkan sebuah buku padaku.. "cerdas mengasuh anak". Sesuatu yang kuperlukan untuk menambah referensi metode dalam menggali potensi yang dimiliki ziya kecil. Satu hal yang sangat menarik, dalam buku tersebut disebutkan mengenai pengamatan terhadap anak2 yang bermain, berikut kata2nya :
Menurut Mildred B.Parten (1932) ada enam gaya bermain anak:
1. Unoccupied play: anak hanya berposisi sebagai pemerhati anak lain yang bermain
2. Onlooker play: mereka melihat dan bertanya pada anak lain yang bermain, tetapi tidak mau terlibat
3. Solitary play: mereka bermain dengan barang mainannya tanpa ada keterlibatan dengan temannya, terkadang juga ngomong sendiri
4. Paralel play: mereka sama-sama bermain dengan temannya (bukan bermain bersama), masing2 memainkan barang mainan yang dibawa, tanpa ada interaksi dalam permainan
5. Assosiative play: mereka saling tukar barang mainan, namun tidak ada aturan yang mereka sepakati
6. Co-operative play: mereka bermain dengan aturan yang mereka sepakati, misalnya bermain bola, perlombaan naik sepeda, bermain game di komputer, dan biasanya menerapkan hukum siapa yang kalah dan siapa yang menang

Aku langsung mengingat2, Ziya berada pada tipikal anak dengan gaya bermain seperti apa. Hmm..sepertinya dulu ziya seringkali berada pada posisi Onlooker Play, namun seiring perkembangan sosialnya, ziya terkadang berada pada posisi Assosiative play.
Yakinlah, setiap anak memiliki kelebihan dan keunikan masing2, apapun cara bermain yang ia miliki. Tidaklah benar apabila ada seseorang mengatakan bahwa gaya bermain Co-operative play adalah yang terbaik. Semua tergantung dari sebesar apa kemampuan bersosialisasi anak tersebut. Sebagian anak memang mewarisi kecedasan ekstrovert yang mendukungnya dalam bersosialisasi, tapi ini bukan berarti anak yang kurang bisa bersosialisasi itu tidak cerdas, justru ia memiliki kecerdasan dalam bidang lain yang bisa membuatnya lebih berbeda. Dan seperti yang terjadi pada ziya, kemampuan bersosialisasi seorang anak akan berkembang seiring dengan usia dan perkembangan dunianya. Jadi, jangan khawatir.. he..
Dulu, sering sekali aku khawatir akan kemampuan ziya dalam bersosialisasi, karena ziya kecil sepertinya memiliki shyness yang kental. Dan ketika anak lain ia anggap "mengganggu", tak jarang ia menunjukkan ketidaksukaannya dengan peristiwa tantrum / "meledak".
Namun, aku salah telah meragukannya, ziya ternyata berkembang jauh dari yang kubayangkan, ia kini menjadi anak yang pemberani. Diwaktu lomba membaca surat Al-Ikhlas setahun yang lalu, Aku meragukan ziya..sangat. Namun yang diragukan ternyata menjawabnya dengan sebuah peristiwa luar biasa. ia berjalan sendiri, naik ke panggung seorang diri, lalu dengan microphone di tangan mungilnya ia membaca seluruh surat Al-Ikhlas, melupakan salam penutup, dan melonjak kegirangan saat turun dari panggung.
Jika saja bukan di tempat umum, mungkin aku sudah berlari ke arah ziya, memeluknya, mengangkatnya tinggi2, sambil berurai air mata haru.. Betapa tidak, ziya yang selalu bersembunyi di belakangku, ziya yang selalu menarik2 tanganku minta ditemani, ziya yang terlalu pemalu hingga hampir tak punya teman, telah.. berubah. 
Keberanian ziya yang lain ia tunjukan tanpa pernah kusangka. Saat di keramaian, ada pertunjukan topeng monyet. Ziya kecil meminta uang padaku. Dan berbekal uang di tangannya, ziya berlari sendirian mendekati monyet tersebut, lalu memberikan uang itu padanya, tak lupa bersalaman dengan sang monyet sembari tertawa2.. Aku yang semula khawatir ziya akan lari ketakutan, seketika langsung mengulum senyum. Orang2 di sekitar pun tersenyum.. "abi, tangan monyetnya kecil ya..kayak penelopi (maksudnya venelopee tokoh dalam film)" ujarnya sambil mengambil kembali mainan gelembungnya. tak menganggap aneh kejadian barusan.
Nak, kejadian2 yang mungkin "biasa" menurutmu itu, telah kuikat sebagai sesuatu yang "istimewa" bagiku. Sehingga suatu saat nanti kau membaca tulisan ini, kau akan tahu betapa aku sangat berbangga padamu.   


12/03/2013

Gaya Belajar anak



Kawan, pernahkah kita perhatikan anak-anak saat tengah belajar? ada yang harus belajar dalam kondisi yang tenang, ada yang belajar sambil mendengarkan musik, ada pula yang sambil menonton TV. Seringkali kita mendeskripsikan belajar adalah dengan duduk diam di kursi, membuka buku pelajaran. Klasik bukan? padahal tidak semua anak cocok dengan gaya belajar seperti itu. Dan ketika seorang anak dicekoki gaya belajar yang tidak sesuai dengan bawaan pribadinya, maka hasil dari belajarnya tidaklah akan maksimal.. bisa sih bisa.. akan tetapi sang anak membutuhkan energi yang sangat besar untuk "menelan" pelajaran tersebut. Bukankah kita sering mendengar anak mengeluh "cape ah belajar terus..". Itu tandanya, waktu belajar baginya adalah bukan waktu yang menyenangkan.
Menurut Munif Chatib, seorang praktisi pendidikan pengarang buku "sekolahnya manusia" juga "orangtuanya manusia", jika anak belajar dengan gaya belajarnya masing2, pelajaran akan menjadi "lebih mudah" dan "lebih menyenangkan".
Bulan kemarin, kebetulan ada bursa buku di kota garut, tepatnya di gedung wanita. Alhasil, usai mengantarkan Ziya ke sekolahnya, Aku menghilang sekejap dari sekolahnya di TK IT Al-wasilah Al musadadiyah.. berburu buku di gedung tersebut. Alhamdulillah, perburuan mendapatkan hasil, sebuah buku tipis berjudul "memori super" di bab2 awal membahas tentang ciri2 gaya belajar anak. Isinya seperti berikut:
Ada empat gaya belajar yang biasa kita jumpai, yaitu:
  1. Gaya belajar visual. ciri2nya adalah:
  • Bicara agak cepat
  • Tidak mudah terganggu oleh keributan
  • selalu mengingat apa yang dilihat, namun kurang mengingat dengan apa yang didengar
  • lebih suka membaca daripada dibacakan
  • pembaca cepat dan tekun
  • sering mengetahui apa yang ingin dikatakan, hanya kurang pandai dalam memilih kata-kata
  • lebih suka musik daripada seni
  • mempunyai masalah dalam mengingat instruksi verbal, kecuali jika ditulis, dan sering meminta bantuan orang untuk mengulanginya
  • sering berusaha memperhatikan mimik dan bahasa tubuh orang yang sedang berbicara dihadapannya
  • saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya anak akan melihat teman2 lainnya, baru kemudian bertindak
  • tidak suka bicara di depan kelompok dan tidak suka pula mendengarkan orang lain
  • artinya, tipe ini lebih mudah menangkap pelajaran melalui gambar.
Untuk membantunya, bisa digunakan cara berikut:
  • gunakan materi visual, seperti gambar, diagram dan peta
  • gunakan warna untuk menandai hal2 penting
  • ajak anak untuk membaca buku2 berilustrasi
  • gunakan bantuan multi media seperti komputer dan video
  • perhatikan penerangan (lampu belajar) anak
  • berikan anak buku2 bergambar dan berwarna
 2. Gaya belajar auditori. ciri2nya adalah:
  • mampu mengingat dengan baik setiap pembicaraan dalam diskusi kelompok
  • cepat sekali menghafal lagu yang didengarnya di radio atau di televisi
  • cenderung banyak bicara dan tidak suka membaca
  • kurang terampil dalam membuat suatu karangan
  • kurang tertarik dengan apa yang ada di lingkungan sekitarnya
  • senang membaca dengan keras dan mendengarkan
  • menggerakan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
  • biasanya dia pembicara yang fasih
  • lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
  • lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
  • berbicara dalam irama yang terpola
  • dapat mengulang kembali dan menirukan nada, berirama, dan warna suara
Untuk membantunya, bisa digunakan cara berikut:
  • Jangan meletakkan tv atau radio di dekat kamar anak, karena ketika anak sedang belajar suara di sekelilingnya akan dengan mudah membuyarkan pikirannya, mereka sangat peka terhadap rangsangan suara
  • buatlah satu lagu di setiap masing2 materi yang dipelajari anak, hal ini akan memudahkan anak dalam mengingatnya
  • beri kesempatan sebanyak mungkin untuk bicara, menyanyi, mendengarkan dan berteriak
  • penegakan disiplin cukup dengan kata2
  • gunakan dialog dan tatap muka untuk menjelaskan masalah yang perlu menjadi perhatiannya
  • diskusikan ide dengan anak secara verbal
3. Gaya belajar kinestetik. ciri2nya adalah:
  • belajar melalui memanipulasi dan praktik
  • menghafal dengan cara belajar dan melihat
  • menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
  • merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita
  • menyukai buku2 dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
  • menyukai permainan yang menyibukkan
  • tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
  • menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
  • menggunakan kata2 yang mengandung aksi
  • pandai meniru mimik muka dan gerakan orang lain
  • bola mata cenderung melihat ke bawah ketika sedang berkonsentrasi
  • selalu berpindah2 tempat saat belajar, dan biasanya anak tipe ini menyukai olahraga atau aktivitas fisik lainnya
  • mempelajari hal2 yang abstrak (simbol matematika, peta, dsb) dirasa amat sulit oleh anak dengan gaya belajar ini
  • cenderung terlihat "agak tertinggal" dibandingkan teman sebayanya. Padahal, hal ini disebabkan oleh ketidakcocokan gaya belajar anak dengan metode pengajaran yang selama ini lazim diterapkan di sekolah2. 
untuk membantunya, bisa digunakan cara berikut:
  • jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam2
  • ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya, contoh gunakan objek sesungguhnya untuk belajar konsep baru
  • izinkan anak untuk mengunyah permen karet saat belajar
  • gunakan warna terang untuk menghilite hal2 penting dalam bacaan
  • untuk anak tipe ini, belajar 20 menit lalu berikan jeda sebentar antara 3-5 menit untuk melakukan beberapa aktivitas ringan (misal, minum atau jalan2 ke taman), lalu belajar lagi, jeda lagi, adalah lebih baik daripada belajar satu jam dan istirahat 15-20 menit
  • pasang poster bergerak di kamar belajar anak
  • kenali tokoh favorit anak, lalu pasang posternya di meja belajar anak
  • penegakan disiplin tak cukup hanya verbal karena tak berpengaruh, perlu digunakan cara time out
 4. Gaya belajar campuran.

 Demikian, mudah2an ada manfaatnya.. Jadi ingat kata2 bunda Neno dalam bukunya, semua anak adalah bintang.. artinya, tidak anak yang bodoh, tidak ada anak yang nakal. Yang ada hanyalah kekurangtahuan kita dalam mengeksplorasi kepintaran dan kecerdasan anak..

10/03/2013

hujan..

Semua kendaraan melaju dibawah guyuran hujan. Dalam sebuah bis yang tidaklah padat penumpang, hampir semua orang melemparkan pandangannya ke luar jendela, menatap titik2 hujan yang membilas bumi. Seakan bumi ini terlampau kotor untuk hanya dibersihkan dengan kalimat istghfar.
Musim ini hujan turun setiap hari.. Namun memberi arti yang berbeda bagi setiap orang.. Ada yang menatapnya dengan tatapan sebal, alis mengernyit, bibir bersungut, ada yang menatapnya dengan senyum yang terkulum, pipi memerah, atau yang menatap hujan laksana sebuah kanvas raksasa, dimana setiap butiran kecil airnya digunakan untuk melukis seraut wajah.. Seperti yang tengah kulakukan..
Lukisanku buyar.. terurai kembali menjadi butiran hujan, tatkala seseorang tiba2 duduk disampingku. Aku mendengus sebal, lalu menoleh..
Tampak seorang perempuan muda berkulit putih mengenakan kerudung berwarna pink sederhana namun rapi menatapku lembut, lalu berkata.. 'maaf '. Aku mengangguk malas, "basa basi.." gumamku dalam hati. Namun ternyata perempuan tersebut berkata lagi "maaf" ujarnya dengan volume yang sedikit lebih tinggi, namun tetap terdengar lembut. Aku kembali menoleh, tentunya dengan tatapan menyebalkan "jangan ganggu aku!!" ujarku dalam hati, namun kalimat itu urung terucapkan ketika yang kulihat dengan tatapan menyebalkanku tersebut tengah tersenyum manis. "e... maaf.. untuk apa?" tanyaku dengan terbata. Perempuan itu menjawab. "maaf karena telah lancang mengganggu anda. saya hanya ingin bertanya, kenapa anda memandangi hujan dengan tatapan menyedihkan seperti itu..?' ujarnya. 'bukankah hujan bagi semua orang memang membawa aroma kesedihan.?' aku balik bertanya. Perempuan tersebut memandang keluar jendela, lalu kembali menatapku dan tersenyum dengan senyum yang lebih manis dari senyum pertamanya "tidak juga, justru hujanlah yang telah mempertemukan manusia2 di tempat teduh.. dan banyak sekali orang berbahagia karenanya.." jawabnya.
Aku terpaku, menatapnya yang tersenyum kembali usai berkata2.. dan kali ini senyumnya lebih manis berlipat kali dibanding senyum pertama dan keduanya.. meski demikian, kata2nyalah yang sungguh telah menancap ke dalam relung hatiku. semanis apapun senyumnya, tak pernah lebih indah dari kata2nya barusan.
Bus berjalan tersendat. Merayap beriringan bersama kendaraan lainnya berusaha melewati genangan air yang cukup dalam. Entahlah.. genangan air dalam hatiku sungguh teramat dalam. Aku tak pernah yakin akan bisa melewatinya. Setiap kali kucoba melewatinya, adalah pedih yang kian terasa. Yang bisa kulakukan hanyalah membasuhnya dengan lukisan wajah seperti yang selalu kulakukan setiap kali hujan turun. "kau tahu.. masa lalu akan terasa indah jika ia tetap berada dibelakang.." ujar perempuan disampingku memecah lamunan. Dengan perasaan hampa aku menjawab pelan.. "...ya, aku tahu.. aku sudah tahu itu.."
Lamat2..Satu persatu kendaraan berhasil melewati genangan air. Bus yang kutumpangi kembali mempercepat lajunya..menerobos guyuran hujan yang masih mengguyur bumi. Akupun kembali menatap keluar jendela. menyapu kembali kanvas kosong dengan butiran hujan. Perlahan, seraut wajahpun kembali terbentuk.. dengan kerudung berwarna pink sederhananya, dengan tatapan lembutnya, dan dengan senyum yang selalu terlihat lebih manis dari sebelumnya..


Sebuah sepeda motor berbelok dengan tiba2 di sebelah kanan jalan, mengagetkan sopir bus.. Sumpah serapahpun di teriakan.. Sang sopir lalu mengambil air minum dalam botol dengan tangan kanannya, lalu meminumnya, sementara tangan kiri tetap memegang kemudi, dan mata tetap tertuju ke jalanan. Botol minum dilemparkan kasar, sembari mendengus sebal, Ia melirik ke kaca spion di atasnya. ""sial.. cuma dapat sedikit" desisnya, entah mengutuk siapa.. tampak pada kaca spion pantulan keadaan di dalam bus yang lengang, banyak sekali kursi yang tak berpenumpang, ...termasuk kursi yang berada disebelahku. 

kufikir

Sungguh, kufikir punggungku yang bersayap, ternyata kpalaku yang bertanduk.. Ribuan kali sudah langit menangis, milyaran sudah butiran airnya mengguyur kepalaku, namun tanduk ini tak jua menghilang.. Sepertinya telah mengakar jauh kedalam otakku. Haruskah kutunggu sampai sekawanan burung menjatuhkan ratusan batu berapi ke atas kepalaku agar tanduk ini melepuh? Atau kuhantamkan saja pada gunung yg menolak dijadikan khalifah, sehingga kami yang menerima akibatnya.. Fuuh.. Tumbuhlah sayapku, aku ingin terbang tinggi dan berkata pada langit agar tak menangisiku lagi..
(repost 14 Mar 2010)

khawatir

Langit tampak muram, mentari pun enggan menampakkan wajahnya. Aku terduduk di pojok halaman sekolah, memaksa diri menghabiskan buku psikologi anak dalam genggaman. Memaksa? ya, bahasa yang terlalu teoritis didalamnya sungguh tak mudah dicerna otakku.
Beberapa kali aku mengangkat kepala, mengarahkan pandangan ke arah lubang kecil pintu gerbang sekolah yang tertutup. Khawatir Ziya kecilku menyembulkan kepalanya disana, hanya untuk memastikan keberadaanku. Jika demikian, aku hanya akan melambai padanya, sebagai ganti kalimat "abi disini nak, jangan khawatir". Huft.. padahal aku lah yang sepanjang pagi ini diliputi kekhawatiran. Ziya kecil bangun tidur dengan bentolan-bentolan merah di wajah karena alergi, pilek yang belum sembuh juga, dan beberapa kali terbatuk-batuk. Ia masih sakit, namun bersemangat sekali untuk pergi sekolah. Itulah ziya.. jika moodnya sedang bagus, meski sedang sakit, atau kesiangan, ia akan tetap "keukeuh" untuk sekolah. Sebaliknya, jika moodnya tengah terpuruk, sesehat apapun ia akan menolak bangkit dengan berbagai alasan.
"Semoga ia baik2 saja" gumamku. Do'apun dipanjatkan, melesat menembus langit dunia, berpilin dengan milyaran do'a2 manusia lainnya, lalu turun kembali dalam bentuk butiran hujan, yang entah bertuliskan apa..

09/03/2013

Guru..

Kali ini Ziya tidak menyelesaikan bacaannya.. hanya beberapa baris saja. Tumben..
Ssuasana kelas pun serasa berbeda.. ada yang janggal, tidak seperti biasanya. Seolah awan kelabu tengah memenuhi langit2 kelas ini.
Zia datang ke sekolah kesiangan.. harus menunggu dulu abi pulang kerja. Jadinya ziya tiba di sekolah hanya beberapa menit sebelum bel berbunyi. Dan itu sepertinya cukup berpengaruh bagi ziya. Masuk ke kelas yang sudah ramai membuatnya kurang bersiap dalam mengkondisikan diri di keramaian. Yang saya tahu, ziya lebih nyaman berada di lingkungan yang tidak terlalu ramai, bahkan di waktu tertentu ziya lebih senang menghabiskan waktunya bermain sendiri, dan justru ia akan menghabiskan lebih banyak energi ketika berada di tempat ramai. Alhasil energi ziya untuk berkonsentrasi pada bacaan makin menurun, begitu pula dengan moodnya.. Sang guru harus bekerja ekstra keras untuk membangun keceriaan dan semangat di wajah mungil ziya..
Akan tetapi, awan kelabu masih saja menggantung di langit2.. membuat sang Guru pun menyerah..
apakah itu wajar? ... ya.. saya bisa mengerti. Guru bukanlah seorang manusia super yang harus selalu dalam mode "super". Sesosok Bank yang selalu kaya akan semangat dan keceriaan yang ia bagikan pada murid2nya seolah tidak pernah mengenal istilah habis..
Tidak Kawan.. seorang Guru adalah manusia biasa yang memiliki kesedihan seperti orang lain, dan memiliki berbagai masalah selayaknya kebanyakan orang pada umumnya. Meski seringkali ia kubur dalam2 di dalam hatinya, tersembunyi di balik senyum dan ekspresi wajahnya. Namun seperti yang saya katakan..Ia bukanlah manusia super. Ia berhak kehabisan stock "keceriaan", ia berhak kehilangan semangat. tidak mengapa..asalkan jangan sampai murid2 kehilangan sosok "guru".
Huft.. Memang tidak mudah menjadi seorang guru..
Ziya kecil kembali ke rumah.. kembali bermain bersama boneka2 princessnya..
sembari tersenyum sumringah, Ia menyebut boneka rapunzel sebagai "maziya", lalu menggiringnya ke rak buku sebagai "sekolah", dimana disana sudah berjejer rapih 4 boneka.. putri salju, cinderella, aurora, dan princess belle.. kemudian Ziya memanggil mereka bukan dengan nama2 aslinya..
tapi dengan nama guru2nya... satu per satu..
(repost 23 Okt 2012)

Alkisah


Alkisah, sebuah negeri antah berantah tengah dilanda kepanikan yang luar biasa. Kepanikan terbesar yang pernah ada sepanjang sejarah berdirinya negeri tersebut. Lihat saja.. sang Raja menangis tiada henti, sang Ratu pingsan berulang kali. para bangsawan bak orang linglung, meracau dan bergumam tanpa jelas arti bicaranya. para rakyat berkumpul di alun-alun kota, hanya untuk meratap dan berteriak2.. para bayi menangis meronta2, anak2 pun tak ada yang tertawa2. Mereka seakan kehilangan sesuatu yang amat sangat berharga.
Kepanikan itu bermula ketika pada suatu pagi buta, kerajaan dikagetkan dengan menghilangnya sang Putri raja. dia yang dikenal sangat lembut pada anak2, sangat ramah pada orang dewasa, dan selalu ceria dalam berkata2, dicintai oleh seluruh kerajaan. Semua orang tak rela setitik hujan pun membasahinya, tak ingin sebutir debupun mengotorinya, dan kini mereka harus menerima kenyataan bahwa sang putri seperti ditelan bumi..menghilang begitu saja.
1001 prajurit bersayap dikerahkan ke seluruh penjuru bumi, demi mencari keberadaan sang putri jelmaan bidadari. satu demi satu prajurit berguguran kelelahan, hingga prajurit yang ke-1000 terkapar dalam kesedihan..karena tak sedikitpun petunjuk ia dapatkan.. tinggallah seorang, prajurit ke-1001, mengunjungi rumah demi rumah, dan mengetuk pintu demi pintu..hingga tiba giliran pintu rumahku..
"Salam, wahai.. apakah anda pernah melihat seorang wanita bak bidadari, seorang bidadari bak manusia, sangat cantik jelita tiada dua, lembut kepada anak2 dan balita, ramah kepada orang dewasa, dan selalu ceria dalam berkata..?" ujarnya. Aku merenung sejenak..
"hmm.. ya, aku pernah melihatnya" kataku. Tiba2 saja Ia menarik lenganku, membawaku melesat ke angkasa sembari berkata "tunjukkan dimana ia berada!". Aku lalu melihat hamparan bumi.. lalu menunjuk suatu tempat.. "disana."
Secepat kilat prajurit ke 1001 tersebut telah membawaku ke tempat yang kutunjukkan..
Gemetar tubuh sang prajurit setibanya di tempat tersebut. Kedua matanya yang tajam menyapu setiap inci tempat tersebut.. dan mendesis pelan.."ini.. ini bukan kerajaan.. ini hanya....." dua kata terakhir, ia bisikkan dengan dibarengi keniscayaan. tak layak rasanya seorang putri raja, satu2nya pewaris tahta, pemimpin ribuan pasukan yg gagah perkasa, kini ternyata bukan berada di singgasana dan bertahtakan mahkota permata, ia hanya berada di.. taman bermain? suasana tampak lengang. tak satupun sosok yang terlihat di pelataran taman tersebut. satu menit berlalu, dua menit pun belum tiba ketika dua tangan kekar prajurit bersayap telah mencengkeram erat kerah leherku, lalu melesat mengangkatnya ke langit, hendak melemparku ke ujung bumi.. keniscayaan dalam hatinya telah berubah menjadi kemarahan, ia merasa dipermainkan olehku. padahal jutaan mil telah ia lalui demi sang putri, separuh umurnya telah habis dalam perjalanan ini, wajarlah bila ia marah luar biasa ketika tugas mulianya dianggap main2 oleh seorang rakyat jelata sepertiku..
Tiba2.. "Kriiing" suara bel mengagetkan sang prajurit bersayap. hanya dalam hitungan detik area taman bermain telah dipadati oleh ramainya anak2 kecil.. berlarian, berkejaran, dan bercanda riang satu sama lain. Ia terpana.. seolah telah melihat bayangan sang putri di wajah anak2 tersebut.
Dua anak bermata bulat, mendekati sang prajurit sambil tertawa2.. mereka lalu menggamit tangannya, dan membimbingnya mendekat ke pintu salah satu ruangan yg sederhana. Pintu perlahan terbuka.. sang prajurit membelalakan mata, lalu berlutut sembari berlinang air mata.. diantara isak tangisnya yang tertahan.. ia berkata.. "...salam sejahtera untuk baginda putri.."
Kawan, Seorang putri sejati tak pernah membutuhkan mahkota.. seorang bidadari sejati tak perlu megahnya istana. kehadirannya selalu dinanti, karena ia tak pernah sungkan untuk berbagi..
(repost 26 Okt 2012)

Scientific Ziya Research


Anakku Ziya mungkin bisa diibaratkan memiliki bak emosi yang besar dan terbuka. di bak ini terkumpul segala macam rasa sedih, senang, marah, benci, dan cinta. Bak terbuka, artinya ia mudah penuh. Beri saja ia sedikit sentuhan pelan di pipinya oleh orang yang ia benci, maka ziya akan menganggap sentuhan tersebut sebagai sebuah tamparan yang sangat keras. Beri saja ia sebuah senyuman kecil dari orang yang ia sayang, maka ia akan tertawa lebar seminggu penuh.
Bak besar, artinya sekali meluap akan membuat banjir sekeliling.. atau mungkin bisa dikatakan sekali over kapasitas, ia akan "meledak" dengan ledakan yang besar.
Disamping itu, ziya dilahirkan dengan memiliki karakter "tertutup". Sehingga, bak emosi yang besar tadi, hanya memiliki sedikit saja keran2 di sekelilingnya. Tak banyak aliran emosi yang bisa menjaga level air dalam bak. Sehingga kecenderungan untuk "meledak" bisa muncul kapan saja, bahkan tanpa ada pemicu dari luar.
Lalu bagaimana cara mengatasinya? Abinya sendiri bukanlah orang yang mumpuni dalam hal psikologi anak, malahan bisa dibilang sangat awam. Yang ia coba lakukan sekarang adalah, menambah keran demi keran tambahan pada bak emosi ziya, dan mengalirkannya pada hal2 yang baik. Ziya diajari untuk mengenal buku, belajar bercerita (ni yang lumayan susah, gimana mood), belajar melukis dan mewarnai, belajar berekspresi di depan cermin.. lihat bagaimana lucunya ketika ia mengenal ekspresinya sendiri seperti tertawa, cemberut, marah, mengantuk.. atau terkadang abinya seolah2 memiliki saku ajaib yang berisi senyum, (ia pasangkan ke wajah ziya ketika ziya sedang sedih), lidah keluar, cemberut, dll. Dan jika ziya bersuara pelan ketika bercerita, cukup dengan memutar volume bohongan di punggung ziya..
Satu hal yang selalu ia suka, ketika ia diceritakan tentang kisah pengantar tidur, dimana didalamnya ia bisa menjadi apa saja, terbang tinggi, menjadi banyak, berambut sangat panjang, mengejar bintang, atau bermain bersama teman2nya melompat2 di awan.(biasanya ia langsung praktek lompat2 di kasur).
Akan tetapi, terkadang sebuah peristiwa "meledak" memang diperlukan. biarkan ia menguras bak emosinya. Dan setelah ia kosong, kita isi lagi dengan emosi2 positif yang membuatnya kembali ceria.

Scientific Ziya research.
(repost 07 Nov 2012)

Kupu-kupu


Ziya kecil melompat2 riang ketika pintu gerbang sekolah dibuka.. sambil bersenandung lagu "libur tlah tiba", ia tersenyum dengan cerianya. akupun tersenyum, menggemaskan sekali melihatnya tersenyum sedemikian riang. lebih tersenyum lagi ketika ingat bahwa hari ini barulah hari senin.. "liburnya masih lama nak"..ujarku dalam hati. benarlah kata tetua bijak terdahulu, menakar kualitas suatu sekolah adalah hal yang mudah. lihat saja ketika anak2nya pulang dari sekolah, mereka terlihat senang riang ataukah murung karena kelelahan menghadapi pelajaran..
Ziya tak langsung buru2 pulang ke rumah. Ia melihat kupu2 di halaman sekolah. Sontak ia memutuskan untuk mengejarnya.. tertawa2 sambil menjauh saat kupu2 terbang mendekat, dan mengejar sembari menjulurkan kedua tangannya ketika ia terbang menjauh. Bang Tere (Novelis) benar, ketika anak2 tersenyum, waktu seolah berhenti..persis seperti saat ini, orang2 di sekeliling bagai membeku, menatap takjub pada peri kecil yang tertawa.

Kupu2 pun berlalu, terbang menjauh, mungkin sambil mendengus sebal, "kenapa pula anak ini, dideketin malah kabur ketawa2, dijauhin malah ngejar2.."

Ziya yang tak menyadari dengusan sebal sang kupu2 terlihat acuh tak peduli, mengalihkan perhatiannya pada tanaman kecil berbuah seperti cherry. Memetik semua yang terlihat dan mengumpulkannya di kedua tangan mungilnya. Mulutnya berceloteh riang.."abi lihat, ada lagi..", "abi tolong ambilin yang itu..", "abi.. zia dapet banyak..". Aku hanya menjawab "iya..iya..", sembari memberikan cherry kecil yang kudapat ke atas telapak tangan ziya. Yang diberi seketika menatapnya dengan mata berbinar tak berkedip..
Mungkin benar kata2 dalam buku, bahwa janji masa depan yang lebih baik berada dalam genggaman anak kecil. Kita memasang taruhan dalam genggamannya, menanti masa depan seperti apa yang akan diukirnya. Jika benar begitu, kan kuberikan seluruh masa depanku nanti layaknya cherry kecil yang kujatuhkan di telapak tanganmu ini nak..
Sayangnya, "masa depanku" terlempar begitu saja dari genggaman ziya, bersamaan dengan teriakan ziya "abii..ada kupu2 lagi..!!", sembari menunjuk ke atas, ke arah seekor kupu2 berwarna kuning yang terbang mendekat, lupa akan chery kecil yang tadi sudah terkumpul banyak. tangannya lalu menjulur, kakinya melompat2 kecil seolah hendak menangkap kupu2 tersebut.. begitu ia terbang mendekat, ziya malah bergidik dan berlari menjauh dengan tertawa2 menggemaskan..
Kupu2 kuning pun berhenti.. sepertinya akan ada yang mendengus sebal lagi kali ini.. he..
(repost 12 Febr 2013) 

Kupu-kupu Do'a


ketika ziya demam kemarin2, senyumnya seolah hilang dari dunia. sepi rasanya. dan demi menenangkannya, kupeluk ziya erat, hingga akhirnya ia tertidur pulas. hawa panas tubuhnya begitu terasa.. sejenak aku berfikir.. Jika saja panas ini bisa dipindahkan, biar ia berpindah saja padaku, ya.. agar dunia ini tidak sesepi sekarang ini, agar tawa ziya kembali menghiasi hari. tanpa berfikir, aku menghirup udara di ubun2 ziya, seolah tengah menghirup panasnya. Mungkin saat itulah kupu2 do'a dilukiskan, lalu perlahan dilepaskan. kupu2 tersebut terbang tinggi ke langit ke tujuh, bergerombol bersama jutaan kupu2 do'a manusia2 lain di seantero bumi ini, berebut memasuki sebuah gerbang besar bertuliskan kata "Amin".
Pagi harinya ziya sudah bisa tersenyum kembali, panasnya sudah turun, dan ia berkeras untuk pergi sekolah.. Alhamdulillaah..
Beberapa hari kemudian, ada yang terasa lain dalam perutku. seringkali melilit2, sakit sekali rasanya. ditambah dengan rasa mual, dan berujung dengan berulang kali seluruh isi perutku dimuntahkan keluar seolah tak bisa diproses didalam. singkat cerita, akupun hanya bisa terbaring. suhu tubuhkupun kian meninggi.. dan saat irulah, datang malaikat kecilku membawa bonekanya.. "abi bangun.." katanya. "abi tolong suara-in.." lanjutnya sembari meletakkan bonekanya di telapak tanganku.. (maksudnya adalah mainkan bonekanya dalam sebuah cerita). "ga bisa nak, abi kan lagi sakit.." jawabku. "abi harus istirahat dulu, biar cepet sembuh, ziya pengen abi sembuh kan?" tanyaku yang langsung dijawab dengn anggukan ziya. setengah menit berlalu, ziya habiskan dengan berceloteh sendiri memainkan bonekanya. namun.. "abi tolong suara-in.." katanya keukeuh.. Hmph..seorang ahlii berkata dalam bukunya, katanya perlakukan anak dalam 3 tahapan, yakni 7 tahun pertama anak sebagai raja, 7 tahun kedua anak sebagai pembantu, dan 7 tahun ketiga anak sebagai menteri. usia ziya belumlah genap 5 tahun, dan sungguh senyum raja kecil ini sangatlah menggemaskan. "abi tolong suara-in.." ujar ziya lagi, memecah lamunanku. kali ini ziya berkata sambil menatapku dengan mata berbinarnya.. aduh, siapa yang mampu menolak tatapan sebening ini.. ya sudahlah, "kemarikan bonekanya nak.." kataku yang langsung disambut dengan tawa sumringah sang raja kecil.

satu cerita berlalu, dibawakan dengan suara yang terbata2.. ziya menyimak dengan penuh kesungguhan.. andaikan saja kesungguhan ini kau keluarkan juga ketika belajar membaca iqro nak.. he..
anehnya, setelah cerita dilantunkan, panasku turun begitu saja. rasanya ada yang ganjil.. aku lalu menatap ziya.. mungkin dalam hatinya iapun melukiskan kupu2 do'a, lalu melepaskanya ke udara, terbang tinggi bergerombol bersama milyaran kupu2 lain yang dilepaskan anak2 dari seluruh penjuru bumi, menuju ke langit ke tujuh, dan berebut memasuki satu gerbang yang sama bertuliskan "Amiin".
(repost 21 Febr 2013)

Demam Singkat


Setiba di rumah kemarin sore, aku tidak mendapati ziya menyambut dengan senyuman seperti biasanya. Yang kudapati adalah ziya yang terbaring lemah di atas ranjangnya. Wajahnya memerah, suhu badannya tinggi, ditambah sedikit terbatuk2.. ziya demam, dan yang pasti..enggan dibawa ke dokter.

Tak perlu menunggu waktu lama, aku bergegas ke apotek, membeli obat panas dan kompres untuk anak, bukanlah masalah besar, hanya memerlukan waktu 15 menit prosesnya. Yang menjadi masalah adalah, cara membujuk ziya agar mau ditempeli kompres tersebut. Debat berkepanjangan dengan ziya yang terus mencoba berkelit, membujuk dengan segala cara agar ziya mau memakainya. Setengah jam kemudian barulah ziya bersedia, dengan catatan..hanya setengah bagian..dan hanya sebentar. Alhasil komprespun dibagi menjadi dua bagian, lalu ziya pun ditempeli satu bagian darinya, yang tentunya..sambil menangis histeris.. he..

Untuk menenangkannya, akupun melantunkan cerita2 princess, perhatian ziyapun sekejap teralihkan dan menjadi tenang. 4 cerita berlalu, ziya lalu teringat kembali, dan meminta (mungkin lebih tepatnya merajuk) meminta kompres di keningnya dilepas. “ziya itung sampe 7 ya..trus dilepas” ujarnya. Aku menahan senyum, biasanya kata2 itu yang kugunakan ketika ziya enggan beranjak dari ayunan, membujuk agar ia mau masuk ke kelas seperti anak2 yang lain. Tapi aku tak kehilangan kata2, “ziya..tuh lihat dibungkusnya ada tulisan untuk dipakai 10 jam..” kataku. Ziya pun diam menuruti kata2ku. Fuuh.. untung saja ziya belum mengerti berapa lamanya jam sebagai ukuran waktu, mungkin ia hanya menganggap hitungan 7 ke 10..ga beda jauh lah.. he.. biarlah, meski beberapa menit kemudian, ziya kembali bertanya, “abi, kok dikompresnya lama sekali yaa…?”..

Jam 4 dini hari, ziya terbangun.. lalu tiba2 saja ia bergumam “ummi, ziya kan udah sembuh, berarti ziya bisa sekolah dong..” katanya. “iya..” jawab umminya. Akupun memegang kening ziya, Alhamdulillah..panasnya memang sudah turun, tapi suhu tubuhnya masih belum terbilang normal. “ziya beneran mau sekolah?” tanyaku. Ziya menjawabnya dengan anggukan mantap. Hmph.. ya sudahlah kan kutunggui ziya di sekolah, hawatir ketika panasnya kembali naik, langsung kubawa pulang untuk istirahat di rumah. “kalo ziya pusing, cepet bilang ya..” pesanku.

Ternyata yang dikhawatirkan tidaklah terjadi. Lihatlah, ziya malah tersenyum riang, sesaat setelah bel tanda pulang berbunyi, dan pintu gerbang sekolah dibuka. Kuraba keningnya, Alhamdulillah..tidak panas lagi, dan tidak terlihat keadaaannya yang berbeda.

Yang justru berbeda adalah, siang ini ziya tidak ingin lekas cepat2 pulang, atau berlari mengejar kupu2 seperti biasanya. Ia malah menoleh ke belakang, dimana berdiri seorang temannya disana. “kenapa, kayla belum ada yang jemput?” tanyaku. Teman ziya yang bernama kayla tersebutpun mengangguk. Ziya memang terbilang sering bercerita tentang temannya ini, sepertinya ia adalah teman yang paling dekat dengan ziya. “mm.. ziya mau temenin dulu kayla main, sambil nunggu ayahnya kayla jemput?” tanyaku pada ziya. Yang ditanya langsung mengangguk mantap “IYA..!” Mereka lalu berpegangan tangan satu sama lain sembari menyusuri pelataran sekolah, dan bermain bersama..

Singkat cerita, ziya telah tiba di rumah, setelah sepanjang perjalanan pulang ia mengoceh terus menerus. Berteriak setiap melihat kupu2 yang melintas, Tanya ini itu, termasuk ketika di depan pintu rumah ia melihat serombongan semut yang berbaris. “abi..abi.. kalo semut itu ato baik ato jahat..?” tanyanya menggemaskan. (ziya belum bisa memahami benar cara menempatkan kata “atau” dalam kalimat, jadinya terdengar lucu, dan..harus dilatih lagi.. he..). “mm.. ada yang baik.. ada juga yang belum baik.” Jawabku. “artinya semua hewan ato manusia juga sebenarnya ga ada yang jahat, Cuma mungkin belum jadi baik aja..” lanjutku, entah ziya mengerti atau tidak atas penjelasanku, toh yang diberi penjelasan malah asyik sendiri membuka gulungan kalender yang dibagikan dari sekolah, lalu berteriak “Abiii.. lihat..!!” ujarnya dengan mata yang berbinar, senyum yang menggemaskan, dan jari mungilnya menunjuk ke photo di bagian tengah kalender. “mana..?” ujarku. Tampak seseorang yang sangat tak asing tengah tersenyum manis disana.

Ya.. terlihat photo ziya dengan senyum sumringahnya sedang berada di tengah teman2 sekelasnya. Entahlah, sepertinya sang photographer harus berjuang keras untuk mendapatkan photo anak2 dengan pose rapih dan tertib seperti ini.. “ziya, ini lagi main apa?” tanyaku karena terlihat semua anak dalam photo sedang memegangi alat musik. “ini ziya lagi main ANGKUNG” (maksudnya angklung) jawab ziya. He.. tambah satu lagi deh kata2 ziya yang harus dilatih..
(repost 18 Febr 2013)

Cerita tak berjudul

Menatap kursor yang berkedip2 pada layar komputer.
Sungguh, sebenarnya banyak sekali huruf2 yang ingin kurangkaikan, banyak sekali kata2 yang ingin kutuliskan, dan jari2ku sudah gatal sekali ingin menari2 diatas keyboard. Mengukir sebuah cerita kelam yang muncul jauh dari dalam samudra yang terdalam.

Jika sebuah cerita biasanya dimulai dengan kata2 seperti..alkisah, atau.. pada suatu hari, atau mungkin..dahulu kala.. sama seperti yang banyak tertera pada buku2 dongeng para balita.
Alangkah mudahnya ketika kita telah mengetahui awal kata dari suatu cerita, kita tinggal meneruskannya ke hilir, mengalir mengikuti irama air.. Sayangnya, untuk cerita yang satu ini, aku tak jua tahu kata apa yang tepat sebagai permulaan. Sungguh sebuah permasalahan sempurna yang menghadang tepat di awal cerita.

Masalah yang lainnya, cerita selalu membawakan lagu yang terikat dengan melodi, sehingga ia terdengar merdu dan renyah dicerna hati. Apa jadinya ketika sebuah cerita terlepas ikatannya.. sama saja seperti melepaskan kuda liar ke perkampungan. Ia akan menakuti semua orang, membuat kekacauan pasar, dan melukai siapapun yang berada didekatnya.. sungguh harga yang sangat mahal untuk sebuah cerita. Dan tahukah kawan, permasalahan kedua dalam ceritaku ini adalah.. ia sulit sekali untuk terikat.. sempurna tak bisa terikat..
Lalu apa guna kuteruskan, jika semakin jauh cerita kubacakan, semakin banyak pula hati yang tersakitkan.

Layar komputer masihlah kosong, dan sang kursorpun masih berkedip2,
Semakin lama ia berkedip, semakin keras ia menyeret ceritaku ini keluar dari penjaranya. Puluhan lembar kata2nya bergelombang dalam hati, ratusan dialognya bercampur aduk dalam dada, dan ribuan alurnya memenuhi otak ini bagaikan sebuah labirin dengan tingkat kesulitan tak terampuni.
Dan akhirnya, aku harus rela menatap jari2 ini bergetar menari2 di atas keyboard. Mengalunkan lagu tak berjudul dengan irama terbata-bata..
Musikpun terhenti, ceritapun usai dituliskan..

Aku kembali menatap kursor yang berkedip2,
sempurna berkedip diakhir rangkaian 5 buah huruf... R, ...I, ..N, ..D, dan ..U...
(repost 04 Mar 2013)

Tenggelam

Tenggelam dalam bacaan.. Mungkin itulah satu2nya hal yang bisa kulakukan. Karena jika ku muncul ke permukaan, sesosok bayangan selalu tampak tegak berdiri, lembut menatap diri, namun menghujam ke relung hati. Ku akan beku seketika, menangis dan tertawa dalam waktu yang sama, menjauh dan mendekat tanpa pernah berpindah tempat.
Apakah karena ia sangat menyeramkan?
Tidak kawan.. Justru sebaliknya..
Wajahnya ramah menenangkan, senyumnya manis menceriakan, dan tutur katanya halus membuaikan.
Jika saja.. Ya, jika saja aku bisa dipertemukan dengan sang pemilik bayangan, sudah pasti akan kumarahi ia, karena bayangannya lah aku harus bertahan dalam kebertenggelaman ini..
Dan sungguh jika benar aku dipertemukan dengan sang pemilik bayangan, akupun akan berterima kasih padanya, karena bayangannya lah aku bisa bahagia tanpa harus berkata.. dan berbunga meski dalam rahsia..

07/03/2013

Cermin Ajaib


seorang anak senang bukan kepalang, ketika ia menemukan sebuah cermin ajaib dari sebuah toko barang antik. lebih senang lagi ketika tiba2 pada cermin tersebut muncul tulisan, "sebutkan 3 permintaan, masing2 permintaan diberi jangka waktu 3 hari". sang anak tanpa berfikir panjang berkata pada cermin tersebut "aku ingin sebuah kereta kuda !!". sesaat setelah anak tersebut mengatakan permintaan pertamanya, cermin bersinar menyilaukan..membuat seluruh ruangan kamar terang benderang. tak lama setelah cahaya itu hilang, muncul kembali tulisan di atas cermin "beri waktu maksimal 3 hari, lihat keluar jendela".
hari pertama, ketika bangun tidur sang anak langsung meloncat dari atas kasur, lalu cepat2 membuka jendela kamarnya.. tampak halaman rumahnya masih kosong, tak ada tanda2 kereta kudanya terparkir disana. "mm..mungkin besok.." ujar anak tersebut dalam hati.
Hari kedua, pagi masih sangatlah buta, ayam pun belumlah berkokok, namun jendela kamar anak tersebut sudah terbuka lebar. setelah sesaat lalu sang anak membukanya dengan mata yang masih merah, tapi dengan senyum yang penuh harap. sayangnya, senyum tersebut tidaklah lama tersungging di bibir anak tersebut. ketika matanya yang masih merah manatap halaman, tampak pemandangan yang sama persis seperti hari kemarin. tak sedikitpun ada tanda2 kereta kuda. "hmm.. sepertinya besok.." ujar sang anak, masih dalam hati.
hari ketiga, sang anak membuka jendela kamarnya dengan mata yang tertutup. perlahan ia membuka matanya.. dan tampaklah... halaman yang sama seperti kemarin. tak ada yang berbeda. jangankan kereta kuda, suara kudanya pun tak sedikitpun terdengar. sang anak berbalik, lalu mengambil cermin ajaib dari bawah bantalnya. hendak mengajukan keberatan kenapa permintaan pertamanya tak jua dipenuhi. cermin diangkat, terlihat ada tulisan diatasnya. "permintaan pertamamu tak masuk akal, apa permintaan keduamu?" sang anak tertegun membacanya. "baiklah.. mm.. permintaan kedua.. aku ingin..mm..sebuah pohon rindang untuk bermain di halaman rumah" kata anak tersebut.
lalu dimulailah kembali hitungan 3 hari seperti pada permintaan pertamanya. Namun sayang, 3 hari berlalu, 3 hari berulang. perulangan kejadian membuka jendela setiap pagi, dan mendapati pemandangan halaman rumahnya tak jua berubah sedikitpun. hendak kembali berkeberatan pada sang cermin, anak tersebut malah mendapati sebuah tulisan di atasnya "permintaan keduamu tak sederhana, apa permintaan ketigamu?" tertunduk lemas sang anak kala itu. dua permintaannya hangus tak terkabulkan. setelah beberapa saat, sang anak berbisik pada cermin tersebut dengan setengah menangis "a..aku.. permintaan ketigaku..adalah.. aku hanya ingin.. seorang teman.." huft.. permintaanpun dicatat diatas cermin, ditulis dengan air mata sang anak yang mengucur deras tak tertahankan. wajar saja ia meminta hal tersebut. sudah seringkali ia dikucilkan oleh teman2 sekolahnya, dianggap aneh. tak ada satupun dari mereka yang mau bermain dengannya. jangankan mengobrol, duduk bersebelahanpun tak ada yang bersedia. sang guru? jangan tanya.. merekapun tak peduli, menganggap bahwa hal itu kejadian yang lumrah diantara anak2.
kembali ke permintaan. hitungan 3 hari yang dijanjikan dimulai kembali. setiap pagi sang anak membuka jendela dengan senyum yang sumringah dan penuh pengharapan permintaan sederhananya terwujud. 1 hari berlalu.. 2 hari tlah terlewati.. dan di hari ke 3..
jendela terbuka lebar.. mata yang berbinar, senyum yang cerah, dan ekspresi ceria sang anak berada tepat di tengah2 jendela. menatap halaman rumah yang dikenalinya. berharap di tepi jalan, telah berdiri seorang anak lain yang tersenyum, menawarkan pertemanan yang sangat dinanti2nya.

Aku sebenarnya enggan menulis lanjutan cerita ini.. karena kau tahu, sangat berat bagi jari ini untuk berbicara fakta. sangat sulit bagi hati ini menerima kenyataan yang seringkali berasa lebih pahit dari jamu terpahit sedunia sekalipun. akan tetapi..kita tak akan tahu bila tidak kita lanjutkan bukan..

hhfft... halaman rumah sang anak tampak lengang. sama seperti hari2 sebelumnya. yang membedakan hanyalah pemandangan di ujung jalan. tampak sebuah sosok anak perempuan. melambaikan tangannya ke arah jendela yang terbuka. bukan main senangnya hati sang anak. tertawa2 riang, tawa yang sudah lama sekali tak pernah ia lakukan. tawa yang muncul jauh dari dalam jiwanya. matanya menangis haru.. cita2nya terwujud. permintaannya terkabul. lihatlah di ujung jalan sana, tampak sosok jelita menandingi bidadari tengah melambai padanya. menawarkan pertemanan yang selama ini dinantikannya.
satu detik.. dua detik.. satu menit berlalu.. sosok anak perempuan di ujung jalan sana kian memudar seiring dengan terbitnya mentari. kian kabur dan berbayang. lalu....menghilang..
sang anak panik bukan kepalang.. "TIDAK..!! TIDAK!!.. KENAPA.. JANGAN PERGI !!.. JANGAN PERGIII !!" teriaknya sembari menangis meraung2.. Secepat kilat ia langsung berbalik, mengambil kembali cermin ajaib dari balik bantal, tampak tidak ada lagi tulisan di atasnya. Sang anak mengguncang2kannya..berulang kali mengguncang2kannya. cermin tersebut tak berubah sedikitpun. sedikit..pun.. kembali menjadi cermin biasa. yang tampak di atas cermin hanya wajah sang anak yang bercucuran air mata..

keajaiban pada hal2 besar memang seringkali tak terwujud, dan keajaiban kecil yang sangat sederhana ibarat fatamorgana. Bagi segelintir orang, urusan sesederhana "berteman" adalah hal yang sangat rumit, saking rumitnya sehingga memerlukan keajaiban didalamnya.
sisi buruknya: tidak ada yang namanya cermin ajaib.
sisi baiknya: sang anak akhirnya menerima lambaian dari seorang teman selama..1 menit.
(repost 20 Nov 2012)

Peri Kecil


peri2 kecil tengah berlarian di rumah pohon dengan riangnya..
saling berkejaran sambil tertawa2, bergelantungan di akar pohon yang melintang, atau bolak balik mencicipi madu di lorong lebah.
jika saja mereka benar-benar memiliki sayap, sudah tentu mereka akan beterbangan ke langit..
bersembunyi di gumpalan awan, dan meluncur di hamparan pelangi.
tanpa khawatir matahari yang kian terik, atau angin yang berhembus kian kencang.
tinggalah para penjaga peri berteriak2 memanggil mereka satu persatu, sementara di tangannya memegangi beberapa peri kecil yang meronta hendak melepaskan diri..
beginilah kejadian di rumah pohon setiap harinya.. selalu dipenuhi tawa, ceria, dan nyanyian riang setiap waktu..

Sayangnya, tidak semua peri kecil mendapat kesempatan untuk bergabung di rumah ini.
sebagian harus rela menghabiskan seluruh hari.. ya.. seluruh harinya untuk berperan sebagai peri dewasa.
mencari kayu bakar.. mengumpulkan madu.. atau membersihkan bebatuan sepanjang jalan setapak.
tidak ada lagi senyum dan tawa yang menghiasi wajah mereka.. tertutupi oleh tebalnya keringat, air mata, dan legamnya wajah terpanggang matahari.
jika saja mereka diberi sepasang sayap.. sudah tentu mereka akan beterbangan ke angkasa..
bersembunyi di balik bulan, atau mencari planet lain yang memberlakukan larangan bagi peri kecil untuk mengerjakan pekerjaan peri dewasa..

Lamunanku buyar ketika tiba2..
Seorang peri kecil berpipi tambun menggamit lenganku..
Sembari tersenyum sumringah ia menarikku ke dalam rumah pohon..
(repost 24 Okt 2012)

The Beginning


Nak, izinkan aku menceritakan suatu kisah.. kisah yang sangat sederhana, dan bagi kebanyakan orang mungkin dianggap kisah yang biasa. namun bagi para tokoh didalamnya..kisah ini teramat pahit rasanya.
Dahulu kala ada sepasang suami istri, bahtera rumah tangga yang dijalaninya masihlah sangat muda. jangkar barulah diangkat, kapal barulah berangkat. satu2nya yang mereka nantikan adalah, kehadiran seorang anak. sebulan, dua bulan, di penantian bulan yang ketiga tibalah berita yang sangat menggembirakan bagi keduanya, berita bahwa sang istri tengah mengandung. sang janin yang dinanti2. anak pertama yang didamba2.
Tidaklah ada keanehan selama 9 bulan ia mengandung. semua berjalan secara normal. hanya saja sang dokter tempat ia memeriksakan kandungannya menyarankan agar sang bayi dilahirkan di rumah sakit saja. Sang istri kaget, dan merasa takut, ia sering mendengar orang2 yang melahirkan di rumah sakit kotanya mendapatkan ketidaknyamanan dalam pelayanan dan akibatnya bagi para bayi yang dilahirkan, lalu mereka dipertemukan dengan seorang bidan yang tak lain memiliki kaitan persaudaraan dengan sang istri. Bidan tersebut meyakinkan kalau ia tak haruslah ke rumah sakit, dan kalaupun harus, bidan tersebut memiliki kendaraan yang siap mengantarkannya ke rumah sakit kapan saja saat diperlukan. Jadilah sang istri memutuskan untuk melahirkan disana.

Hingga tiba hari yang dinanti, sang anak lahir.. dengan air ketuban pecah terlebih dahulu.. mengagetkan semua orang. Neneknya menangis, Uwaknya menangis.. Sementara ayahnya..hanya bisa terdiam. Mencoba terlihat kuat di mata sang istri, mencoba berdiri tegar demi sang istri..padahal hatinya remuk seketika.. melihat sang bayi yang dinanti.. sang anak yang didamba2.. lahir dengan seluruh tubuh pucat, lemas tak bergerak, dan tak ada suara sedikitpun. Sang bidan panik bukan kepalang. memeriksa detak jantungnya, "ada..masih ada.." ujarnya dengan keringat deras di wajah. Ia lalu berulang kali menepuk2 telapak kaki sang bayi, memasukan selang ke lubang hidung bayi lalu menghisapnya.. berulang-ulang..
Waktu seakan terhenti.. semua yang hadir terdiam kaku.. "bi, ade kenapa?" tanya sang istri pada suaminya. Yang ditanya lalu menjawab tanpa menoleh.."ga apa2..sedang.. ditangani" jawabnya.
Lima menit.. sepuluh menit.. kira2 setengah jam kemudian barulah sang bayi menangis dengan suara tertahan.. Semua orang merasa lega.. semua orang, kecuali sang bayi itu sendiri.

Semalaman sang bayi terus menangis tertahan, dan tak bisa tidur, seperti masih ada yang mengganjal. Bidan lalu memberi obat, entah obat apa.. sang bayipun tertidur sebentar. Pagi harinya, ia menangis lagi..masih dengan suara yang tertahan. Sang bayi lalu diputuskan untuk dibawa ke klinik, berselimut tebal, digendong oleh sang nenek, dibawa ayahnya dengan..sepeda motor.
Sampai di klinik, sebelum diberi tindakan, sang ayah dimintai uang terlebih dahulu. marahlah ia kala itu. Dengan suara yang kasar ia membentak pegawai klinik "TANGANI DULU !! baru bicara masalah uang !!". Sang bayipun lalu ditangani disana.

Sehari.. dua hari.. tiga hari sudah sang bayi tidak diberi ASI, hanya mengandalkan infus yang melekat di tangan mungilnya. Tidak ada perkembangan..itu kenyataan yang harus diterima.. Ikhtiarpun berlanjut, sang bayi diputuskan untuk dibawa ke rumah sakit di luar kota.

Tak lama setelah masuk UGD, sang bayi langsung dibawa ke ruang khusus HCU. Didalam sebuah kotak kaca, dengan selang dan kabel dipasang hampir di seluruh tubuhnya, dengan monitor yang setiap saat berbunyi.. sang bayi tergolek lemah.
Ayahnyapun dipanggil untuk berbicara dengan dokter. Sembari menatap sang bayi, ia mendapat penjelasan menyakitkan dari dokter. Sang bayi divonis keracunan air ketuban, radang pada paru, dan detak jantung dibawah rata2.. menangis hati sang ayah mendengarnya.. sedih bukan kepalang. Semua kesakitan, semua ujian yang pernah ia terima selama ini tidaklah lebih menyakitkan..tidaklah lebih berat dari ujian yang sekarang ia hadapi. Matanya menangis setiap selesai shalat. Hatinya menangis setiap ia menunggui anaknya diluar ruangan. Bahkan ketika seorang sesepuh keluarga datang menjenguk, lalu berbicara tentang sabar, ikhlas, dan mencontohkannya pada seseorang yang tidak menangis ketika ditinggal mati sang suami. Gemeretak gigi ayah sang bayi kala itu, matanya nanar, marah yang ditahan.. "ini juga sedang diobati, sedang diusahakan, jangan kau bicara tentang kematian.!!" geram hatinya.

Seminggu berlalu.. sang bayi masih bertahan di ruangan khusus tersebut. ayahnya masih melamun di luar ruangan, karena keluarga tidak diperbolehkan menunggu didalam. dengan memeluk lututnya, dengan kepala yang tertunduk dalam.. ia teringat cerita tentang 3 orang yang terjebak didalam gua, dan bisa keluar dengan menyebutkan satu amalnya masing2.
Ia lalu berbisik dalam hati, memanggil Sang Pencipta jagat raya. Sang Penguasa alam semesta. Yang Maha Menghidupkan dan Mematikan.. Lalu berbisik pelan.. "jika kisah itu benar adanya, izinkan aku menukarkan semua kebaikan yang telah kulakukan selama ini, dengan sebuah kesembuhan anakku..".
Sang Maha Pencipta memang benar2 Penyayang.. Tak pernah Dia biarkan seseorang berdo'a, melainkan akan mengabulkannya. Dialah Yang Memberi Keajaiban. Yang Mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Dialah Allah..

Anakku, Kau mungkin tak akan menyangka.. sang bayi mungil yang tergolek lemas dulu, kini tengah tampil di panggung, menggigiti jarinya sementara temannya yang lain melakukan gerakan joget bersama. Sang bayi yang berada di kotak kaca dulu, kini tengah berlenggak lenggok dan melompat2 bersama teman2nya di sekolah, mengikuti instruksi gurunya. Dari kejauhan tampak sang Ayah tengah memperhatikannya sembari tersenyum. Ia berharap selalu bisa mendampingi setiap detik, setiap nafas, setiap masa yang dilalui putri kecilnya itu. Maziya.
(repost 10 Nov 2012)