28/03/2013

Bukan Jahat, tapi belum baik.


Hari masihlah pagi. Ziya kecil sudah merajuk, menolak untuk pergi ke sekolah. Usut punya usut, ternyata ziya merasa takut pada seorang anak laki2 yang telah mengganggunya. "ada aa yang belum baik" bisik ziya. Hmm.. jika diingat2, memang ada yang sedikit ganjil ketika kemarin ziya tiba di sekolah, ia sempat bersembunyi di belakangku ketika melihat seorang anak laki2 berbadan tambun tengah berdiri di depan pintu gerbang sekolah, lalu memegang erat tanganku saat berpapasan dengannya. Aku mengerti, kuhalangi anak tersebut dari pandangan ziya. ziyapun lalu menarikku masuk ke sekolah, dan menolak ketika guru2nya menyambut kedatangannya.
Entah apa yang menyebabkan ziya takut saat itu, dan ini orang ketiga yang ditakuti ziya di sekolah, setelah dua orang pertama ziya nilai "sudah jadi baik".
Ziya anak yang sensitif, sentuhan kecil di pipinya bisa ia anggap tamparan luar biasa keras baginya. Dan jika moodnya memang sedang kurang bagus, tantrumlah ia.. Beberapa anak tetangga juga pernah ziya perlakukan demikian. Dan sontak mereka terkaget2 dengan sikap ziya itu.
Lalu kenapa untuk yang satu ini ziya tidak mengeluarkan sikap yang sama?..
Mungkin saja "gangguan" anak tersebut belumlah cukup besar untuk memancing kemarahan ziya.
Mungkin juga ziya takut karena merasa tidak bisa membalas, bayangkan saja..anak tersebut berkali lipat lebih besar dibanding ziya.
Apapun itu, ziya kini bersembunyi di balik selimut rapunzelnya..menyembunyikan matanya yang berkaca2 menahan tangis. "maziya.." panggilku. ziya tetap sembunyi. "di sekolah ada aa yang gangguin ziya ya?" tanyaku. ziya mengeluarkan kepalanya dari balik selimut, mengangguk pelan tanpa menatapku. "aa yang gemuk sama wajahnya putih, yang itu bukan?" tanyaku lagi. "iya.. abi..soalnya itu mah aa nya masih jahat, belum jadi baik ya..?" ujar ziya. "iya.. tapi nanti juga pasti jadi baik ko, sama kayak temen ziya yang dulu itu.." ujarku. "sekolah yu, keburu siang.." ajakku. ziya menggeleng, lalu kembali menyembunyikan kepalanya. Huft.. "maziya.. memang ziya digangguinnya gimana sama aa itu teh?" tanyaku. ziya kembali menyembulkan kepalanya, menatapku dan langsung bercerita "ziya teh lagi men ayunan, trus ada aa itu, trus ayunannya di gini2.." kata ziya sambil menggerakkan tangannya. Maksudnya mungkin ditakut2i. He.. namanya juga anak2.. ada saja tingkah lucu dari mereka. Akupun tersenyum, lalu berkata "mm.. gini aja, nanti lagi kalo aa itu gangguin ziya, ziyanya diem dulu kayak patung, sambil hitung sampe 5, trus.. ziya nya teriak kagetin aa itu.. kayak gimana teriaknya?" mendengar pertanyaanku ziya langsung teriak "BAAAAA !!!!" ujarnya sembari tertawa. "nah begitu, aa nya pasti langsung kaget kayak gini.." kataku sembari memperagakan seseorang yang sedang kaget. ziya semakin tertawa. aku melanjutkan kata2ku "terus, setelah aa nya kaget, ziya nya cepet2 lari, ngumpet di belakang bunda, jadi ziya nya ngga diganggu lagi.." kataku. Ziya tertawa2 dengan mata yang berbinar.. "ayo ibak dulu.. hari sudah pagi.. abiku sayang, ziya kan mandi..karena bau.." ujarku.. ziyapun menurut, melompat girang dari ranjangnya, dan setengah berlari menuju kamar mandi sembari sekali2 berpura2 kaget menirukan sikapku tadi, lalu kembali tertawa..
meninggalkanku di belakang yang tersenyum melihat tingkahnya. Alhamdulillah..

No comments:

Post a Comment