04/04/2013

Tangis ziya

Ziya kecil melangkah keluar dari gerbang sekolahnya dengan wajah yang berbeda. Ia tampak muram, awan mendung sungguh membayangi tatapan matanya. Aku lalu membisikinya, "kenapa nak?" tanyaku. Ziya hanya terdiam. Ia tak menjawab sepatah katapun, hanya roman mukanya seperti tengah menahan tangis. Akupun terdiam, berdiri, dan menuntunnya ke pelataran parkir, tempat yang sedikit lebih leluasa dibanding gerbang sekolah. Disana aku kembali berjongkok dan membisikinya, "Ziya kenapa? lagi sedih ya.." tanyaku. Tanpa disangka, ziya langsung menangis memelukku sambil berkata "ziya mau ke toko bukuu..." jawabnya. Aneh, fikirku.. tak biasanya ia mengajak ke toko buku dengan cara seperti ini. Memang, kami berdua sering menghabiskan waktu bersama di toko buku. Ziya membawa satu per satu buku cerita, lalu memintaku menceritakan isinya. Setelah kubacakan dengan singkat (mengingat buku tersebut belum tentu dibeli, dan perasaan tidak enak pada penjaga toko yang mondar-mandir dibelakangku), ziya lalu meletakkannya kembali di tempat semula, melihat2 lagi sebentar, dan kembali membawa sebuah buku yang harus dibacakan..
Ditempat itu waktu seakan berlalu lebih lambat, kami baru tersadar ketika kaki sudah terasa pegal, atau sebuah sms dari umminya ziya yang meminta untuk segera dijemput. Ditempat itu, masalahpun seakan terlupakan. Ziya yang dijauhi temannya, ziya yang tak bisa ikut berwisata bersama saudara2nya.. apapun itu, di tempat tersebut ziya dihibur dengan buku2 bergambar menarik yang berjejer rapih di rak.
"Ziya.. mau cerita ke abi? apa tadi di sekolah ada yang gangguin lagi ya..?" tanyaku sembari mengelus2 kepala ziya. Ziya akhirnya sedikit bercerita, "tadi kayla jatoh, trus berdarah matanya." Aku mengangguk, "o ya? mungkin neng kaylanya lari2 ya?" tanyaku. "iya.." jawab ziya. "trus sama ziya ditolongin?" tanyaku lagi. ziya mengangguk ragu, seperti menyembunyikan sesuatu.
Aku tak terlalu paham dengan cerita ziya tersebut. Kayla itu lah yang sering disebut2 ziya sebagai sahabatnya. Berulang kali kutanya ziya bagaimana sebenarnya kejadiannya, Ia menjawab tak jelas, terakhir kali kutanya saat bermain boneka, ziya bercerita, "waktu itu neng kayla ziya kasih ke..kekuatan, trus neng kaylanya jadi bisa lari cepet..ZIING.. !!" ujar ziya. Waduh, ini pasti diadopsi dari film boboiboy..dan aku masih belum mengerti.
Hmm, mungkin saja kejadian di sekolahnya tadi adalah, ketika ziya dan kayla bermain berdua, berlari2 di kelas seperti anak2 kebanyakan, mereka diperingatkan oleh gurunya untuk tidak berlari2, namun mereka masih juga begitu. Lalu kayla pun terjatuh entah terpeleset atau apa, terbentur dan berdarah. Melihat sahabatnya terluka, ziya shock..kaget. Ingin menolong, namun bingung apa yang harus dilakukan, jadilah ia berdiri mematung, terluka dalam hatinya, iba.. dan menahan diri supaya tidak ikut menangis. tangisnya baru pecah ketika bersamaku.
Atau mungkin juga, ketika ziya dan kayla bermain, ziya tak sengaja bertabrakan dengan kayla, sehingga mengakibatkan kayla terjatuh dan berdarah. hal itu menyebabkan ziya merasa bersalah, dan merasa menyesal telah menyakiti sahabatnya sendiri. Jika ini  yang terjadi, Aku harus meminta maaf pada ayahnya kayla ketika bertemu nanti.
Entahlah.. yang pasti, ziya yang kutahu itu berhati sangat lembut, meski seringkali terlihat acuh dari luar, namun dibalik sikap acuhnya itu, ia memperhatikan dan menyayangi orang2 di sekelilingnya..

No comments:

Post a Comment