07/05/2013

pola dasar anak

Alhamdulillah.. ada ilmu baru, mudah2an bermanfaat..

Pentingnya Mengenal 4 Karakter Dasar Manusia (Menurut Florence Litteur's Personality Plus) Dalam Mendidik Anak


Florence Litteur, penulis buku terlaris “Personality Plus” menguraikan, ada empat pola watak dasar manusia. Sifat-sifat  tersebut  adalah sanguinis, plegmatis, melankolis, dan koleris.  Mengapa kita perlu  memahami 4 karakter dasar manusia tersebut dalam mendidik anak? Mari kita simak... :)


dreamstime.com




Yang pertama, kata Florence adalah golongan Sanguinis, “Yang Populer”. Mereka ini cenderung ingin populer, ingin disenangi oleh orang lain. Hidupnya penuh dengan bunga warna-warni. Mereka senangsekali bicara tanpa bisa dihentikan. Gejolak emosinya bergelombang dan transparan. Pada suatu
saat ia berteriak kegirangan, dan beberapa saat kemudian ia bisa jadi menangis tersedu-sedu.
Namun orang-orang sanguinis ini sedikit agak pelupa, sulit berkonsentrasi, cenderung berpikir `pendek’, dan hidupnya serba tak beratur. Jika suatu kali anda lihat meja kerja pegawai anda cenderung berantakan, agaknya bisa jadi ia sanguinis. Kemungkinan besar ia pun kurang mampu berdisiplin dengan waktu, sering lupa pada janji apalagi bikin planning/rencana. Namun kalau disuruh melakukan sesuatu, ia akan dengan cepat mengiyakannya dan terlihat sepertinya betul-betul hal itu akan ia lakukan. Dengan semangat sekali ia ingin buktikan bahwa ia bisa dan akan segera melakukannya. Tapi percayalah, beberapa hari kemudian ia tak lakukan apapun juga.

Lain lagi dengan tipe kedua, golongan melankoli, “Yang Sempurna”. Agak berseberangan dengan sang sanguinis. Cenderung serba teratur, rapi, terjadwal, tersusun sesuai pola. Umumnya mereka ini suka dengan fakta-fakta, data-data, angka-angka dan sering sekali memikirkan segalanya secara mendalam. Dalam sebuah pertemuan, orang sanguinis selalu saja mendominasi pembicaraan, namun orang melankoli cenderung menganalisa, memikirkan, mempertimbangkan, lalu kalau bicara pastilah apa yang ia katakan betul-betul hasil yang ia pikirkan secara mendalam sekali.

Orang melankoli selalu ingin serba sempurna. Segala sesuatu ingin teratur. Karena itu jangan heran jika balita anda yang `melankoli’ tak `kan bisa tidur hanya gara-gara selimut yang membentangi tubuhnya belum tertata rapi. Dan jangan pula coba-coba mengubah isi lemari yang telah disusun istri `melankoli’ anda, sebab betul-betul ia tata-apik sekali, sehingga warnanya, jenisnya, klasifikasi pemakaiannya sudah ia perhitungkan dengan rapi. Kalau perlu ia tuliskan satu per satu tata letak setiap jenis pakaian tersebut. Ia akan dongkol sekali kalau susunan itu tiba-tiba jadi lain.

Ketiga, manusia Koleris, “Yang Kuat”. Mereka ini suka sekali mengatur orang, suka tunjuk-tunjuk atau perintah-perintah orang. Ia tak ingin ada penonton dalam aktivitasnya. Bahkan tamu pun bisa sajaia `suruh’ melalukan sesuatu untuknya. Akibat sifatnya yang `bossy’ itu membuat banyak orang koleris tak punya banyak teman. Orang-orangberusaha menghindar, menjauh agar tak jadi `korban’ karakternya yang suka `ngatur’ dan tak mau kalah itu.

Orang koleris senang dengan tantangan, suka petualangan. Mereka punya rasa, “hanya saya yang bisa menyelesaikan segalanya; tanpa saya berantakan semua”. Karena itu mereka sangat “goal oriented”,tegas, kuat, cepat dan tangkas mengerjakan sesuatu. Baginya tak ada istilah tidak mungkin. Seorang wanita koleris, mau dan berani naik tebing, memanjat pohon, bertarung ataupun memimpin peperangan. Kalau ia sudah kobarkan semangat “ya pasti jadi…” maka hampir dapat dipastikan apa yang akan ia lakukan akan tercapai seperti yang ia katakan. Sebab ia tak mudah menyerah, tak mudah pula mengalah.

Hal ini berbeda sekali dengan jenis keempat, sang Phlegmatis “Cinta Damai”. Kelompok ini tak suka terjadi konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau lakukan, sekalipun ia sendiri nggak suka. Baginya kedamaian adalah segala-galanya. Jika timbul masalah atau pertengkaran, ia akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia mau merugi sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya nggak terus berkepanjangan.

Kaum phlegmatis kurang bersemangat, kurang teratur dan serba dingin. Cenderung diam, kalem, dan kalau memecahkan masalah umumnya sangat menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda-nunda. Kalau anda lihat tiba-tiba ada sekelompok orang berkerumun mengelilingi satu orang yang asyik bicara terus, maka pastilah parapendengar yang berkerumun itu orang-orang phlegmatis. Sedang yang bicara tentu saja sang Sanguinis.

Kadang sedikit serba salah berurusan dengan para phlegmatis ini. Ibarat keledai, “kalau didorong ngambek, tapi kalau dibiarin nggak jalan”. Jadi kalau anda punya staf atau pegawai phlegmatis, andaharus rajin memotivasinya sampai ia termotivasi sendiri oleh dirinya (dikutip dari ahli.wordpress.com).

Seorang  anak masih mudah ditebak,  tanpa perlu menggunakan tes, untuk bisa mengetahui kepribadian dasar mereka. Sebagai  orangtua, kita  perlu  mengetahui kepribadian dasar buah hati kita. Hal ini akan sangat  berguna. Manfaat  tersebut antara lain:


1. Tahu  bagaimana memperlakukan mereka.
Misalnya  kita  memiliki anak yang sanguinis, dimana ciri-ciri dasar mereka adalah  suka berbicara dan sangat ekspresif. Beberapa orang tua merasa khawatir, saat  mengetahui buah  hatinya sangat  cerewet. Jangan sampai  kita membanding-bandingkan dengan orang  lain, biasanya saudara kandungnya, yang  cenderung  pendiam, dengan mengatakan,”Kamu bisa nggak  seperti kakakmu, pendiam, dan nggak suka bikin keributan.” Atau   dengan banyak  melarang anak yang sanguinis untuk  bicara. Jangan sampai larangan-larangan kita melukai buah hati kita, dan harus menjadi “orang lain”. Hal ini bisa menghambat pertumbuhan kedewasaan sang anak. Akan lebih baik  bila kita mengarahkan “kekurangan”  sang anak tersebut menjadi  sebuah kelebihan yang bermanfaat bagi  dirinya  dan orang  lain, serta demi kebaikan masa depan sang anak. Misalnya, dengan mengajarkan mereka kata-kata  yang  baik, mengajari  mereka menasihati, menghindarkan mereka dari kata-kata yang kasar (yang bisa menyakiti orang lain),  mengajari mereka untuk  berbicara dengan lembut (tidak dengan membentak), sehingga nantinya saat  mereka dewasa, mereka menjadi anak yang baik dalam bertutur kata dan bertindak.

2. Mengenal  potensi dan bakat  anak
Untuk poin yang kedua  ini, saya  akan mengambil  karakter melankolis. Kebanyakan anak melankolis memiliki bakat-bakat di bidang  seni, misalnya bermain piano, menulis, menggambar, dan masih banyak lagi. Hobi mereka cenderung  sesuatu yang membutuhkan konsentrasi dan membutuhkan waktu untuk sendiri untuk mendapatkan hasil yang baik. Bila kita memiliki buah  hati yang bersifat melankolis, akan lebih  baik bila kita mengarahkan bakat  mereka. Bila  buah hati kita suka  menulis, akan lebih baik bila kita mendukung mereka dan membantu  mereka agar bisa mengembangkan bakat  mereka. Kita bisa  membelikan mereka buku-buku  cerita   yang mendidik, memberikan ruang  belajar khusus, tidak  melarang mereka melakukan hobi mereka (yang baik), dan memberikan dukungan terhadap hal-hal baik yang mereka suka. Anak melankolis cenderung suka menyendiri. Tentu  saja bila kita terlalu banyakmereka menyendiri akan memberikan dampak  yang tidak baik bagi masa depan mereka, misalnya mereka bisa  tumbuh  menjadi  anak  yang anti-sosial.  Semua bakat mereka akan menjadi sia-sia bila mereka tidak memiliki  teman (yang bisa diajak  saling belajar), tidak berani tampil, males bersosialisasi, dan berbagai sifat-sifat  anti-sosial  lainnya. Maka kita harus mengarahkan mereka  agar  mereka mau bersosialisasi,  misalnya dengan mengajak mereka jalan-jalan keliling kampong (agar bertemu dengan tetangga dan anak-anak lain), meminta mereka bergabung  dalam organisasi sosial dan agama, mengikutkan mereka dengan bimbingan belajar yang bersifat non-privat, mendorong mereka untuk  berani  tampil (ikut lomba-lomba dan pentas seni), dan masih  banyak  lagi.  Siapa tahu meski buah  hati anda termasuk orang-orang melankolis yang  bisa populer  (karna karya-karya  hebat mereka) seperti  orang-orang  sanguinis (yang memang mudah terkenal karena cerewet dan suka bersosialisasi).

3. Membentuk mereka agar memiliki kedewasaan yang utuh
Anak  yang “bossy” (berlagak seperti bos dan suka mengatur),  adalah sifat   yang dimiliki oleh anak koleris. Bukan sifat yang buruk  memang, semua tergantung bagaimana kita mengarahkan mereka. Akan menjadi buruk bila mereka menjadi susah diatur, dan maunya  ngatur melulu tanpa pertimbangan  yang matang dan tanpa memikirkan perasaan orang lain. Kedewasaan yang utuh yang saya maksud adalah kedewasaan dimana anak bisa menyesuaikan dengan segala lingkungan sosial dan segala pribadi manusia.  Karena tidak mungkin pribadi anak bisa bertumbuh  dengan baik bila dia memiliki 100 persen dari  sifat dasar mereka. Semua orang yang ingin bisa diterima oleh setiap orang  harus  belajar untuk memiliki dan minimal memahami karakter yang  lain. Itulah  pentingnya bersosialisasi dan bimbingan dari orang  tua. Jadi meskipun buah hati kita berkarakter koleris, tetap belajar memahami perasaan orang lain seperti anak melankolis, tetap bisa belajar tersenyum meski hati sedang  gundah seperti anak sanguinis, meski suka mengatur dan cenderung  ingin “berkuasa, namun tetap “cinta damai” seperti anak  plegmatis.
Untuk bisa menjadi  pribadi  yang  dewasa seperti itu, selain mengetahui kekurangan mereka, mereka juga  harus belajar menghilangkan atau minimal mengontrol “kekurangan mereka.

4. Mengendalikan kekurangan 
Menghilangkan kekurangan yang ada di dalam diri  kita hampir tidak  mungkin, karena setiap orang  pasti memiliki  kekurangan. Yang paling mungkin dilakukan adalah mengendalikan kekurangan. Misalnya sifat pemarah, banyak  bicara,  dan terlalu pendiam. Kita bisa mengendalikannya  dengan marah yang  masih memakai akal sehat, banyak  bicara yang   kata-katanya bisa  memberikan manfaat  bagi  diri sendiri serta orang  lain, dan pendiam yang  bisa memberikan suasana damai kala  terjadi pertengkaran.  Bagaimana pun caranya, kita harus mengajak buah  hati kita pentingnya bersosialisasi dan membimbing mereka. Cara terbaik untuk bisa  mengendalikan kekurangan seseorang  adalah dengan belajar menerima kekurangan setiap orang. Cara terbaik bisa menerima kekurangan setiap orang adalah  dengan belajar memahami setiap orang. Dan cara terbaik untuk bisa memahami setiap orang adalah dengan cara bersosialisasi. Tentu saja buah  hati kita masih sangat  membutuhkan bantuan dan bimbingan kita untuk bisa memiliki kedewasaan yang utuh. (copas dari http://lagu2anak.blogspot.com)

Huft.. satu kata kuci baru untuk ziya.. Phlegmatis. Yah, memang benar sih, susah2 gampang mensiasati anak dengan tipe seperti ini. Jika sedang rajin ya rajiin sekali.. Tapi jika sedang malas, yaa...ada saja alasannya untuk menolak. Hari ini saja ziya kecil enggan diminta masuk ke kelas, seperti yang mikir berkali2 untuk masuk. Dibujuk segala rupa pun tetap saja "keukeuh", mau main dulu, atau mau hafalan dulu. Sebagai orang tua rasanya aku tak bisa berbuat banyak, apalagi jika menyadari bahwa sifat tersebut nyata2 adalah "warisan". he.. Untung saja aku masih punya senjata pamungkas, "kartu bolu".. he.. ziya sulit untuk menolak jika sudah mendengar kata ini.
Jika sedang rajin, ziya seperti punya inisiatif sendiri. tak perlu diperintah, tak usah diminta, ziya akan dengan senang hati melakukannya. Baru saja terbukti. Ketika Abinya sedang menyeterika popok2 zahdan, adik ziya. Ziya kecil duduk disamping, dan memberikan popok baru setiap kali popok yang satu selesai diseterika..satu per satu. "ma kasih ziya." ujarku. ziya hanya mengangguk dan tersenyum, sembari terus besenandung entah lagu apa. Bosan memberikan ke tanganku, ziya meletakkannya di pundakku, masih satu per satu, masih dengan senandungnya, dan sambil terkadang bersender manja di punggungku. hmph..ziya..ziya.. andai saja setiap hari kau rajin seperti ini..

04/05/2013

kartu bolu

"ziya kan lagi sakit..", "tangannya berdarah lagi..", dan "lehernya digigit semut.." itu semua adalah alasan2 ziya untuk menolak mengikuti kegiatan sekolah. tentunya selain dari "mau beli milkuat..". Entahlah, ziya merajuk minta ampun di sekolah, bersikap manja bukan kepalang. Berbagai jurus sudah kukeluarkan untuk membujuknya mengikuti kegiatan2 sekolah, namun ziya selalu mencari2 alasan untuk menolaknya. Alhasil emosikupun mulai terpancing, dan mengancamnya "kalo ziya ga mau, abi ga senyum lagi ah.." ujarku yang langsung di jawab ziya dengan sebuah tangisan manja. Ternyata ancamanpun tak mempan bagi ziya, cerita2 berbagai tokohpun tak digubrisnya. Akhirnya, satu2nya yang berhasil "memaksanya" untuk bergabung dengan teman2nya adalah.. "dikasih kupu2nya 5". maksudnya digambari kupu2 di tabel prestasi ziya 5 sekaligus, bukan satu persatu seperti yang biasa kulakukan. Huft.. ya sudahlah.. aku mengalah.

Kasus kedua.. Lagi2 teman ziya ada yang mengadakan acara pesta ulang tahun. Entah seperti apa acaranya, karena jarang sekali zia bisa mengikuti acara2 tersebut. Setiap berulangtahunpun, ziya tak pernah mengadakan pesta, tidak seperti anak2 lain pada umumnya. ziya hanya diberi ucapan selamat, lalu dibawa ke tempat2 main seperti mandi bola dan yang sejenisnya.Begitulah perulangan setiap tahunnya. Sayangnya, tidak pernah mengadakan pesta itu bukan berarti membuat ziya tidak tahu pernak pernik anak yang berulang tahun. Balom berwarna warni, kado beraneka bentuk, dan kue menggiurkan dengan lilin2 diatasnya..ziya tahu itu semua.
Kemarin, ziya hanya memandangi saat aku membungkuskan kado untuk teman ziya yang berulang tahun. Begitupun saat masuk ke toko kue, ziya sering tertegun lamaa sekali.. memandangi sebuah kue ulang tahun yang dipajang dibalikkaca. Miris melihatnya bersikap demikian.. Begitu kudekati, ziya berbisik pelan, "abi zia ulangtahunnya masih lama ya?" tanyanya. "Mm.. kurang dari 2 bulan lagi nak, sebelum ulang tahunnya Ummi. Memang kenapa, ziya mau kue bolu ulang tahun ya?" ujarku balik bertanya. Zia menganguk.. "iya..itu yang ada barbienya bagus ya abi.." kata ziya dengan mata yang tetap tertuju ke arah pajangan di hadapannya. "mana? o..yang itu.. iya bagus.. tapi barbienya belum pake kerudung, nanti kalo rambutnya kemakan sama ziya, nanti bisa batuk uhuk..uhuk.. gitu.." paparku. Zia terdiam sejenak, mencerna penjelasan yang kuberikan. "Iya, nanti dimarahin sama princess Fatimah ya.., mm..kalo itu yang cinderella?" ujar zia lagi. "mana?.. Ooh.. ya lumayan bagus, ziya mau yang itu?" tanyaku. "Iya, buat ulang tahun ziya nanti ya abi.." jawab ziya penuh harap. Akupun luluh mendengarnya. "Maziya.. zia bisa ko dapet kue bolu ulang tahun yang itu,  dan ga harus nunggu zia ulang tahun dulu.." kataku. Zia langsung berpaling, mnatapku heran. "Asaal.. ziya jadi anak yang lebih hebat lagi, lebih rajin shalat, lebih rajin ngaji, ngga nangis, ga manja lagi, nanti abi kasih ziya kartu bolu, Nah..zia kumpulin kartunya, kalo udah banyak..Insya Allah kita kesini lagi buat beli kue bolu princess kesukaan zia. Lengkap sama lilin ajaibnya.." jelasku. Ziya terperangah takjub. "lilin ajaaaib??" tanyanya. "Iya, lilin yang setelah zia tiup, lilinnya cuma mati sebentar, trus.. CLINGG.. nyala lagi.." ujarku yang disambut zia dengan senyuman lebarnya..

Tengah malam, kartu bolu pun disiapkan, tabel kosong bergambar kue pun ditempelkan. Singkat cerita, ziya sudah paham aturan mainnya..
Ketika sekolah, seperti biasa ziya minta ditunggui olehku, meskipun sang bunda sudah membujuknya berulang kali. "maziya, mau kartu bolu?" bisikku. ziya langsung mengangguk. "Boleh, tapi ziya yang hebat, Abi nunggunya di luar.. berani?" tanyaku. Zia terlihat sedikit ragu.. "kan kalo udah banyak, bisa beli bolu princess.." ujarku lagi. Zia mengangguk pelan. "Kemarin mah zia nya masih takut kotor ya?" kata ziya. "Kalo skarang?" tanyaku. "udah beranii..!! lihat abi, zia kan darahnya merah ya..?" kata zia sembari menunjukkan bekas luka di tangannya. Aku mengangguk dan tersenyum, ternyata zia masih sempurna mengingat perkataanku tempo hari, tentang kenapa darah zia berwarna merah, itu artinya ziya adalah pemberani.. jawabku waktu itu. Alhamdulillah..
Akupun melangkah keluar gerbang, tanpa dibayang2i lagi tangis ziya. Satu hal yang jadi catatanku, Ziya tak terlalu mempan dengan ancaman. Ia tak terpengaruh dengan apa kata orang. Ziya yang introvert bisa membangun motivasinya dari dalam dirinya sendiri, dan yang paling cepat adalah dengan berbasis target. Mudah2an benar yang kulakukan ini..

02/05/2013

ejekan untuk ziya

Kali pertama, seorang anak laki2 berkulit putih menatapi ziya terus menerus. Tanpa kata.. tanpa ekspresi.. hanya alisnya saja yang terlihat sedikit mengernyit.
Kali kedua, anak laki2 itu tengah berdiri di gerbang sekolah, ziya yang baru datang tiba2 saja bersembunyi di belakangku, menyembunyikan wajahnya dari anak laki2 tersebut.
Kali ketiga, ziya bersedia ke sekolah lagi, setelah sebelumnya mogok sekolah.. Rasa takut terpancar jelas di wajahnya. Setelah kuberi trik untuk menghadapi gangguan anak laki2 di sekolah, zia kembali riang, tertawa2 sambil memaki baju seragamnya.
Kali keempat, di tengah ramainya anak2, zia diteriaki.. tepat di depan wajahnya.. oleh anak laki2 yang sama. Dan ziya?.. diam saja.
Kali kelima, di tempat yang sama, dengan keramaian yang sama, oleh anak yang sama pula, zia diejek.. "cantik2 matanya rusak.." ujar anak tersebut, melagukannya. DEG !!.. Aku menutupi pandangan ziya, dan menatap marah anak laki2 tersebut. Sementara hati sedih bukan kepalang, tak rela anak sendiri diejeki, tak mau anak sendiri dicaci2.. Dan ziya? berjalan acuh tak peduli, tak menyadari bahwa ejekan itu ditujukan padanya. Ia melenggang begitu saja kedalam kelas.
Nak, andai saja dia tahu perjuanganmu sedari bayi, kesakitanmu tuk meraih sesuatu bernama "kehidupan", dia tak akan berani memperlakukanmu demikian. ..Dia tak akan pernah berani...
Kudekati ziya, lalu memeluknya erat..lamaa sekali.. ziya keheranan. "ziya, takut ga sama anak laki2 yang kulitnya putih di sekolah ziya itu?" tanyaku. ziya langsung menggeleng.. "ngga.. ziya kan berani. kalo gangguin ziya lagi, ziya mah jadi patung aja, trus udah gitu ziya kagetin WAAA..!! biar aa nya kaget, abis itu ziya langsung lari ngumpet ke belakang bunda.." celotehnya sembari tertawa, mengulangi dengan sempurna trik yang kuberikan di kali ia mogok sekolah. Duh.. ziya..ziya.. sikapmu membuat haru abimu.. Sebuah pelukan kembali kuberikan.. kali ini hanya sekejap, karena ziya yang langsung meronta, berlari bermain2 di halaman sekolah.

pasti bisa..

Ziya kecil tengah bersenandung pelan, sambil sekali2 tersenyum dan menggerak2an tangannya. Aku penasaran melihatnya, "nyanyi apa sih.." fikirku, mengamatinya dari kejauhan. Biasanya aku sudah bisa menebak lagu yang dinyanyikan zia saat ia bersenandung, lagu favoritnya adalah rasulullah, kupu2, libur tlah tiba, semua itu aku bisa dengan mudah mengenalinya, tapi untuk yang satu ini sepertinya baru kali ini kudengar.
sekejap kemudian zia tiba2 saja berucap lantang "Aamin !" dan tertawa sendiri, mengagetkanku, membuatku semakin penasaran. Aku lalu mendekatinya, "zia nyanyi apa sih?" tanyaku. Zia langsung kembali bersenandung seperti tadi, lagu yang tak bisa kumengerti. "ha? gimana2?" tanyaku lagi. zia kembali berseru "gini, .. kumur2 basuh hidung basuh muka.. ck..ck.. basuh tangan..." kata zia, sepertinya lagu tentang berwudhu. "waah.. abi belum bisa nak.." keluhku. Dan jawaban tak terduga meluncur begitu saja dari zia, "ga apa2, abi pasti bisa !" kata zia dengan mantapnya, sungguh membuatku tersenyum sendiri..
Kata2 menakjubkan itupun berulang ketika umminya, atau saudaranya mengeluh dan berkata "ga bisa".. Dengan wajah polosnya, dan ekspresi meyakinkannya, ziya langsung berkata "pasti bisa..!". Hal tersebut menjadi lucu dan menggemaskan karena dikatakan oleh seorang anak kecil berusia kurang dari 5 tahun..
Hebat kau nak... ^_^