Apakah mereka mati?
Tidak. Sejatinya mereka hidup mewangi kesturi. Tersenyum berseri-seri, mendapat jaminan di sebuah tempat bernama surgawi.
Apakah mereka mati?
Tidak. Yang mati justru hati para durjana. Yang mengaku penuh kasih seperti dewi dan dewa. Padahal dewinya saja, membiarkan dagingnya sendiri koyak dilahap binatang buas yang kelaparan. Dan kini mereka menjelma, bukan menjadi dewinya, tapi justru menjadi binatang buasnya. Mengoyak secara keji muslim-muslim yang ada di negaranya. Membuat banjir darah di atas tanah, berserakan potongan badan dimana-mana. Dan mereka masih mengaku sebagai manusia? Gila.
Apakah mereka mati?
Tidak. Yang mati justru hati muslim-muslim lainnya. Yang menutup mata dan berpura-pura lupa, bahwa antara muslim satu dan muslim lainnya adalah bersaudara. Yang menutup telinga dan memalingkan muka. Tak menyisipkan do'a meski sebaris saja. Membuat pembantaian manusia bak iklan belaka. Ringan memindahkan chanel ke acara-acara drama, seolah Rohingnya tak lebih berharga ketimbang sinetron buaya yg teramat lebaynya. Gila. Lagi-lagi gila..
No comments:
Post a Comment