Mba, sinetron nikah di tivi itu tak benar-benar terjadi. Calon
pengantin yg diejeki, dibully, dizolimi, jatuh berulang kali, itu hanya
di layar tivi. Jika ratingnya rendah, masalahnya ujug-ujug selesai
begitu saja. Dan jika ratingnya tinggi, tokohnya harus dizolimi lagi dan
lagi. Sampai air matanya banjir berurai. Bukan, bukan lantaran sedih
betulan. Tapi karena taburan bawang-bawang bombay. Coba saja tanya tips
pernikahan pada mereka. So pasti bakal bingung jawabnya. Karena diakhir filmnya, disebutkan bahwa tokoh dan adegan hanya fiktif belaka. Cape deh..udah baper-baperan nonton, taunya ga nyata. 😩
Dek, nikah itu tak selancar dongeng-dongeng disney. Tak seindah
cerita-cerita peri. Di dunia kita, pernikahan tak hanya masalah happily
ever after. Perlu sabar saat dilukai, perlu sabar waktu dikhianati, pun
harus sabar tatkala bertahun menanti. Dan kau pastinya tak bisa bertanya
hal tersebut pada cinderella bukan? Atau sedikit mengadu pada putri
salju? Duh.. Mana bisa. 😫
Tapi tenanglah, ada kisah pernikahan yg bisa menjadi gambaran. Bukan
hanya kiasan, melainkan jalan hidup betulan. Tempatnya betulan ada,
kesulitannya betulan ada, tokohnya pun memang benar-benar ada. Malah
bisa jadi kau ternyata berada di kota yg sama. Ia ditulis dengan kalimat
yg mudah dicerna, dan beragam pula cerita-ceritanya. Tak percaya? Coba
baca saja.. "Ya Allah, Izinkan Kami Menikah" Insya Allah masih tersedia
di toko-toko buku Gramedia. Jangan sampai kehabisan ya..
No comments:
Post a Comment