Zahdan kecil tengah asyik bermain keretanya. Flynn, Emily, dan Hero bisa
kembali melaju diatas rel dengan semangatnya. Tentu saja, dengan batu
baterai yang baru diganti, mereka tak ragu lagi meski harus berulang
kali berkelok mengelilingi jalur berbentuk angka 8 tersebut. Tak ada
suara peluit kereta, yang ada malah teriakan zahdan. Ia tertawa-tawa saat
melihat salah satu keretanya terguling saat berbelok. Beberapa kali aku
menangkap basah ketika zahdan ternyata dengan sengaja mengganjal rel
dengan potongan lego, membuat keretanya terguling dengan sengaja.
Hmph..ada-ada saja.
Ulah zahdan ternyata tak berhenti sampai disitu saja. Bosan dengan lajur
kereta yang searah, ia membuat satu keretanya berbalik berlawanan arah.
Akibatnya kereta-kereta itu bertabrakan satu sama lain tepat di bumper
depannya. Mereka tak melaju, masing-masing saling mendorong. Beberapa detik
kemudian keduanya terguling. Mengundang tawa dan teriakan zahdan yang
kegirangan melihatnya. Kasihan sekali kereta-kereta itu.. Sayang, mereka tak
bisa berbuat apa-apa untuk membalas zahdan. Akupun memilih pergi ke kamar,
mengistirahatkan mata yang terasa pedih, akibat kurang tidur semalam.
***
Zahdan menepuk-nepuk lenganku. "Abi..abi.. Bangun. Ini Flynnnya nempel.."
ujar zahdan. Aku mengerjap-ngerjapkan mata, sembari menggerutu kesal. "Aduh
Zahdaan.. Abinya ngantuk nak, kan semalem kerja. Abi pengen tidur dulu
barang seben..." ucapanku terpotong. Karena kesalku berubah 180 derajat
menjadi tawa. "ini Flynnya.. Nempel terus.." ulang zahdan lagi. Aku tak
kuasa menahan tawa "he..he... Astaghfirullaaah... Zahdan..zahdan. kenapa
Flynnya bisa ada di kepala zahdan atuh?" tanyaku,
sembari tetap terkekeh melihat sebagian rambut zahdan terbelit kedalam
roda mainan kereta tersebut. Zahdan malah ikut tertawa, tak sedikitpun
ada ekspresi kaget di wajahnya. Aku mematikan mesin kereta mainan, lalu
berusaha mengurai rambut zahdan di roda mainan tersebut. Sebagian
berhasil terlepas, namun sebagian lagi sulit bukan main. "Huft.. Zahdan,
ini mah susah, gunting aja ya?" tanyaku. Zahdan tak menjawab, ia masih
terlihat sumringah ada kereta menggantung di kepalanya, mungkin berasa
tambah keren. He.. Dengan hati-hati, aku menggunting bagian rambut zahdan
yang terbelit. "Nah, udah zahdan, keretanya udah lepas" kataku. Zahdan
masih tak berkomentar, raut wajahnya berubah kecewa. Mungkin merasa
kerennya berkurang. Mudah-mudahan, ia tak lantas sengaja menggantungkan lagi
kereta-kereta mainan yang lain di kepalanya.
No comments:
Post a Comment