Namanya danu, seorang remaja berseragam putih abu yang begitu pemalu.
Sayang, virus merah jambu datang tak pandang bulu. Tak melihat pemberani
atau bukan, virus itu menyerang siapa saja, termasuk danu. Ia datang
hanya sesaat setelah pertemuan danu dengan ayu, adik kelasnya sendiri.
Ayu berparas elok, sungguh senada dengan namanya, membuat danu selalu
tersipu setiap kali berpapasan dengannya. Semburat merah di pipinya,
ingin sekali mengungkapkan isi hatinya. Sekali lagi sangat disayangkan,
danu yang pemalu, tak pernah mampu berterus terang pada ayu.
Seminggu dua minggu, danu masih mampu diam membisu. Sebulan dua bulan,
danu terus bertahan sembunyikan perasaan. Hingga tiba purnama kelima,
anggrek putih mekar dengan indahnya, danu tak lagi bisa memendam
cintanya. Ia harus berkata.. Ia harus mengungkap rasa.. Setidaknya
hendak memastikan, apa tangannya bertepuk sebelah saja.
Dan, kata2
itupun diutarakan. Dengan lutut yg gemetaran, dengan wajah yg kemerahan,
dan dengan jantung yg berdegup begitu kencang. Danu berhasil membuat
ayu tahu, bahwa dirinya dihadiahi separuh hati danu.
Sayang seribu sayang, ayu menolaknya. Tak ada tempat bagi danu di hati ayu.
Remuklah danu seketika, berat langkahnya, sedih hatinya. Danu..ditolak.
Lalu, apakah danu menyerah? Tidak ternyata.
Beberapa bulan setelah
itu, danu kembali menyatakan cintanya. Dan ayu pun lagi2 menolaknya.
Begitupun beberapa bulan sesudahnya, pernyataan cintanya ditolak lagi
dan lagi. Danu selalu tersungkur, hatinya remuk berulang2. Harapannya
kandas diambang batas. Lalu mengapa ia terus saja mengutarakan
perasaannya? Karena ia adalah org yg bodoh. Dan mengapa ia tak
memalingkan saja cintanya? Sekali lagi karena ia org yg bodoh.
Tapi lihatlah
sekarang, kebodohannya membuatnya kini tengah bersanding di pelaminan
bersama Ayu. Hati yang remuk itu secara ajaib utuh kembali. Memang butuh
waktu lama bagi ayu untuk mengerti kesungguhan cinta danu. Tapi buah
perjuangan danu terbayar sudah, di kali ke 7 ia menyatakan perasaannya,
ayu ternyata mengangguk menerima danu menjadi suaminya. Jika saja di
kali ke 3 danu berputus asa, tentulah tak akan seberuntung ini nasibnya.
Cinta memang perlu diperjuangkan.
Sayang, di dunia ini tak semua orang memiliki kisah seberuntung danu.
Banyak diantara mereka yg melanjutkan hidup dengan hati yg tinggal
separuh. Sungguh banyak diantara mereka yg melangkah dengan asa yang
jeri merekah. Ah, urusan perasaan ini memang sulit sekali dijelaskan.
Orang mampu bertahun2 memendam cinta, padahal yg dicinta sedikitpun tak
peduli padanya. Dan adapula org yg terus menerus memasung setia padahal
yg disetiai justru sudah melaju di pelaminan sana.
Aneh memang..
Ayu terlihat elok dengan busana pengantin berhiaskan. Untaian melati
menjulur ke bawah menutupi wajah. Kedua mata basah, tak jelas untuk
siapa ia bersimbah. Dan saat seorang pemuda tiba2 berdiri dihadapannya,
kedua tangan terangkat mendoakannya. Saat itulah ayu begitu merona
pipinya. Kenapa? Kenapa bukan dia yg menikah dengannya? Padahal ayu yg
lugu, teramat lama memendam rindu, bahkan sejak mereka berbaju putih
biru.
No comments:
Post a Comment