Seorang Putri cerdas dari kerajaan Mahardika. Raut wajahnya tegas, tatapannya tajam, terkesan tertutup dan dingin. Dingin? Terang saja, kekuatannya saja adalah mengendalikan air. Ia bisa mengalirkannya kemana Ia mau, membelokannya kemana Ia suka, dan membekukannya menjadi dinding es sedemikian tebalnya. Dulu, kemunculannya kerap ditandai dengan hujan deras yang turun tiba-tiba. Begitu misterius..
Akan tetapi, sebenarnya Putri Armida tak sedingin kelihatannya. Setelah bersahabat dengan Putri Mumtaza dan Putri Naysila, Ia lebih sering bisa melempar canda. Bahkan acapkali menjahili Putri Mumtaza, tertular Putri Naysila katanya. Yang dijahili tak pernah marah, malah membalasnya dengan kejahilan yang sama, selayaknya dua saudara yang sudah tak asing satu dan lainnya.
Karakter kepemimpinan Putri Armida yang begitu kuat, kerap membuatnya dipatuhi oleh dua Putri lainnya. Tentu, hal itu sebenarnya lebih disebabkan karena Putri Armida tak pernah sungkan membela mereka. Ia selalu berada paling depan saat para Putri berada dalam kesulitan. Terbukti saat melawan Raja Berwajah Garang, Putri Armidalah yang lebih dahulu terlibat didalam pertarungan. Jatuh bangun membangun perisai, dan mati-matian menghalau petir yang menyerang. Semua demi menjagai Putri Naysila yang tengah terluka di belakang.
Meski Ia tak pernah dipanggil dengan sebutan 'Kak', sebenarnya Putri Armida sudah menganggap Naysila dan Mumtaza seperti adik-adiknya sendiri. Ia yang berusia setahun lebih dewasa, seolah menjadi seorang kakak yang senantiasa melindungi mereka.
Maka janganlah heran, saat salah satu 'adiknya' itu menghilang keberadaannya, Ia tak sedikitpun segan untuk melompati masa, mendampingi Putri Mumtaza, guna menyelamatkan Putri Naysila dari cengkraman Rahwana.
Kisah seru selengkapnya telah dituangkan dalam novel Empat Putri.
No comments:
Post a Comment