12/02/2014

Rumus

Sebuah kebaikan.. tanpa dibarengi keikhlasan, katanya takkan dihitung sebagai suatu amalan. Namun kejahatan.. dengan atau tanpa ikhlas ia dilakukan, akan tetap dihitung sebagai keburukan. Aneh memang, karena jika demikian, maka catatan keburukan akan lebih banyak dibanding kebaikan yang kita lakukan.
Sedekah kita, ketika ia dinodai sedikit saja riya, terhapus sudah kebaikannya. Sementara bohong kita, tatkala dilakukan dengan terpaksa, tetap saja berat timbangannya.

Lantas dimana letak keadilan..jika rumus itu benar-benar dilaksanakan..

Kawan, tanpa harus bersusah ria, ternyata keadilan berada pada rumus berikutnya.

Sebuah kebaikan.. meski belumlah ia dilakukan, dan meski barulah secuil niatan. Telah menjadi satu kebaikan dalam catatan. Jika ia dilakukan, maka bertambahlah menjadi dua kebaikan untuk diperhitungkan. Namun kejahatan.. sebelum ia dilakukan, tak akan ia dicatat dalam buku catatan. Ia baru akan diperhitungkan, tatkala kejahatan itu benar-benar dilakukan.
Aneh? Tidak kawan, itulah bukti kebesaran Tuhan. Bukti bahwa kita teramat disayang..

Kita yang bebal ini..
Kita yang terlalu cinta dunia ini..
Kita yang selalu menganggap remeh dosa yang dilakui.
Dan kita yang sering berpura tuli, ketika panggilan suci dikumandangi.
Ternyata kita ini..
Masih jua Ia sayangi...
Sesuatu yang jarang kita sadari..

Mungkin.. Kita baru tersadarkan. Ketika kaki kita yang hanya sepasang, dibelenggu rantai panas yang menyakitkan. Lalu diseret kasar ke arah pintu neraka jahanam. Sementara kedua tangan mengais-ngais mencoba melawan. Dan mata menangis menatap pintu surga yang penuh keindahan.
Semakin mencoba melawan..
Semakin nerakalah yang terdekatkan..
Dan pintu surga kian terjauhkan..

1 comment: