12/02/2014

Aisha.

Sore ini bumi banjarbaru diguyur hujan dengan lebatnya. Bagaimana dengan rumah kita disana, Aisha? Mungkinkah hujan mengguyurnya pula?

Jarak kita memang terbentang ribuan langkah. Waktu kita memang bak masa yang terpilah. Namun Aisha, kita masih berada di atas bumi yang sama. Menatap hujan dari langit yang sama. Pun merasa hangat dari mentari yang sama. Akan tetapi, apakah kita memendam rindu yang sama pula?

Disini, di tanah baru aku mengadu. Padaku tersimpan separuh hatimu. Sementara separuh hatiku berada padamu. Apa jadinya jika mereka berada jauh satu dan lainnya.. Bilakah serpihan debu berkenan menerbangkan bisikan rindu ini padamu? Sudikah butiran air laut menyampaikan kata-kata cinta ini padamu? Sehingga kau tahu, betapa diriku teramat merinduimu..

Bagaimana ziya kita Aisha? Masih seringkah ia meminta kertas untuk digambarinya? Lantas melipatnya tak sempurna, meminta kita menutup mata,lalu memberikannya pada kita sebagai tanda rasa sayangnya.. Bagaimana Aisha? Hari ini berapa lembar kertas yang ia minta?

Pun dengan zahdan. Kepada siapa lagi ia memberikan senyuman? Memanggil orang lain, menatap memperhatikan, lalu tersenyum menggemaskan. Membuat orang yang melihat, greget ingin membawanya dalam gendongan. Aisha sayang, hari ini berapa orang yang ia perhatikan?   

Menjalani kesibukan seorang diri, tentunya tak mudah untukkau jalani. Semoga salam rindu dari separuh hati, menjadi penawar tersendiri bagi sang bidadari.. ^_^

No comments:

Post a Comment