12/02/2014

Puzzle

Sejatinya, manusia tak berbeda dengan puzzle raksasa. Dimana setiap keping yang melekat padanya, berasal dari masa yang telah dilewatinya. Tak heran, ketika banyak orang mengatakan. Gambaran kita yang sekarang, adalah hasil dari perbuatan kita di masa kebelakang. Dan kita di masa depan, adalah hasil dari perbuatan kita di masa sekarang.
Jika demikian, sungguh kita bisa memperkirakan, seperti apa masa depan yang akan datang, berkaca dari perilaku kita di masa sekarang. Sungguh kita bisa menduga-duga, pintu mana yang akan dimasuki kita, apakah surga..ataukah pintu neraka. Jika kita gemar korupsi, hobi ke tempat prostitusi, dan tak pernah sekalipun memasuki rumah suci. Tak perlu diramali untuk bisa mengetahui, malaikat mana yang akan kita temui.
Sayangnya, puzzle kita ternyata bisa diwariskan. Mau atau tidak mau, senang ataupun tidak senang. Karena puzzle yang kita amalkan, akan menjadi beberapa kepingan, yang melekat erat pada anak kita sebagai penyusun gambaran. Karenanya, banyak anak yang tak mau shalat, sebab ayahnyapun enggan untuk taat. Banyak anak yang menjadi pencuri, karena orang tuanyapun suka korupsi.
Apapun itu, puzzle kita tak pernah selesai. Selalu saja ada kepingan yang kita temukan, untuk merubah keseluruhan gambaran. Setidaknya sampai jantung berhenti, kepingan-kepingannya akan selalu kita temui. Dan di yaumil akhir nanti, sungguh akan kita dapati, .. sungguh akan kita dapati.. gambaran utuh puzzle diri sendiri.

No comments:

Post a Comment