09/04/2013

Adik ziya..

Ziya kecil tampak tertidur di atas karpet. Kali ini tanpa ditemani sedikitpun cerita sebelum tidur dariku seperti biasanya. Wajahnya terlihat lelah, entah lelah karena bermain di rumah sakit seharian, atau lelah menungguku berjam2 hanya untuk meluangkan sedikit waktu untuknya.
Ya, dini hari tadi adik ziya Alhamdulillah telah lahir dengan selamat. tgl.8 april 2013, jam 02:50 WIB. Apa yang kutakutkan ternyata tidaklah terjadi. Setelah sebelumnya aku menahan lututku yang gemetar ketakutan, tak berani menunggui istriku untuk melahirkan, tapi apa daya.. Allah menakdirkanku untuk tetap berdiri di ruangan bersalin, memegangi eratnya genggaman tangan sang pejuang yang tengah menahan sakit yang luar biasa. Tak jadi soal, Aku bisa menahannya. Namun saat sang bayi lahir, bayangan2 akan kronologi ziya dahulu kembali menhantuiku. Jangan2.. jangan2.. Aku tak berani menatapnya..
Bayi pun lahir, sesaat ia tak bersuara, sesaat terasa menjadi waktu yang lama, namun Alhamdulillah..tangis yang ditunggu2 pun nyaring terdengar. Menghilangkan semua kekhawatiran berkepanjanganku seketika. Kalimat Azanpun segera dikumandangkan di telinga kanannya, dan iqomat di telinga kirinya. Disusul puji2an dan syukur tak terhingga atas semua kemudahan yang telah dianugerahkan.
Ziya sudah bangun, itulah isi berita dari penunggu rumah. Akupun segera melaju, untuk segera menyampaikan kabar gembira ini pada ziya. Benarlah, setiba di rumah, ziya langsung membuka pintu dan bertanya "abi, adik ziya sudah lahir ya?" tanyanya. "iya, ziya mau liat adik ziya sekarang?" kataku. Ziya mengangguk dan menjawab mantap "mauu..!!". Setelah menyuapinya dengan sarapan kilat, kami lalu kembali ke rumah sakit. Ziya langsung berlari2 kecil menyusuri lorong2nya sembari bertanya "abi, adik ziya dimana?.. adik ziya dimana?" tanyanya. Aku lalu menunjuk ke salah satu jendela. ziya langsung menuju kesana, dan tampak terpukau ketika melihat ada seorang bayi tengah tergolek didalam tabung kaca, dan seluruh tubuh di panasi dengan sorot lampu bohlam. "waah.. halo,.. halo adik ziya.., ini kaka ziya.., bangun dong, jangan tidur terus.. " oceh ziya tanpa henti.
Mungkin itulah kegembiraan terakhir ziya di hari itu. Karena selanjutnya, seluruh perhatian orang2 hanya terfokus pada sang bayi, dan melarang ziya untuk berbuat ini itu dekat sang bayi,, khawatir akan melukainya. Satu yang luput terfikirkan adalah, ziya pun terluka karena sikap2 tersebut.
Ziya ingin menggendong bayi, dilarang. ziya ingin mengelus2 bayi juga dilarang. Terakhir, ziya mendekati sang bayi dengan membawa sebuah buku ceritanya, berniat menceritakan buku tersebut padanya, sama halnya dengan kebiasaan yang sering kulakukan pada ziya. Sayangnya, sang bayi yang terbaring di atas kasur, dan langkah ziya yang sedikit melompat karena girang ,membuat satu larangan bagi ziya muncul kembali. Alhasil, ziya kini tertidur dengan sebuah buku dalam genggaman. Dan kami baru tersadar telah mengabaikannya seharian..
Aku lalu menggendong ziya, memindahkannya ke kamar. Ziyapun terbangun sekejap. Tanpa membuang waktu, aku segera memeluknya, dan berbisik di telinga kirinya "ziya, maafin abi ya nak.. hari ini ga main2 sama ziya kayak kemaren2" ujarku. ziya terlihat mengangguk dengan mata yang masih terpejam. sedetik kemudian, ia tampak terlelap kembali.. tanpa peduli terdengar atu tidak, aku melanjutkan kata2ku. "Tadi abi sibuk ngurusin adik ziya, ngurusin ummi ziya, malah lupa sama zia deh. Tapi.. abi seneng liat ziya udah jadi anak hebat hari ini, udah mau sayang sama adik ziya, udah mau bacain cerita buat adik ziya, dan udah jadi anak yang nurut sama ummi." ujarku. "ma kasih ya nak.." kataku, kali ini tak ada anggukan sebagai jawaban. Pernyataan itu pun menggantung di langit2 kamar, menunggu pagi hari tiba untuk dibayar dengan jawaban.      

No comments:

Post a Comment