18/11/2013

Layang Pemimpi



Sebuah layang2, menatap angkasa dengan binarnya. Melihat awan putih berarak laksana malaikat yang berbaris dengan gagahnya. Terbersit keinginan, untuk melayang seperti mereka, berbaris bersama mereka. Ia pun melesat ke angkasa, meliuk2 mendekati sang gerombolan awan dengan payahnya.
Awan itu putih.. Layang2pun merubah warna catnya menjadi putih, seputih yang ia bisa.
Awan itu menaungi hutan.. Layang2pun bergegas menaungi, sejumput rumput kecil di pinggiran hutan.
Gumpalan awan tertawa melihat tingkah sang layang. 'mimpimu terlampau tinggi, kawan..' ujar mereka, lalu pergi berlalu begitu saja. Langit menjadi lengang. Tampak sang layang terbang sendirian..ya..sendiri.. Terdiam memikirkan kata2 para awan putih.
Tiba2, ia melihat bayangan putih dibawahnya, tampak sepucuk bunga putih tengah kepayahan menahan panasnya matahari. Sang layang pun bergerak, berusaha melindungi bunga tersebut. Sang bunga tersenyum, mengangguk takzim. 'tak apalah..meski aku bukan awan putih yang menaungi hutan, setidaknya aku masih bisa melindungi bunga kecil ini.' bisik sang layang.
Hari berlalu, malam datang, lalu kembali berganti siang. Layang2 pemimpi kembali melesat, meliuk2 mencari bunga putih kecil untuk ia naungi. Hari ini mentari sedang marah, panasnya bisa menyengat siapa saja.
Aneh, dimana bunga yang kemarin..Tak tampak di tempat yang biasa. Ia tak mungkin terbang bukan.. Fikir sang layang. Sejurus kemudian, tiba gerombolan awan putih berarak melewatinya. Mereka tertawa, menatap sinis si layang 'pemimpi'. Sang layang berusaha tak peduli, acuh pada cemoohan yang menyakitkan. Akan tetapi, matanya menangkap sesuatu, di belakang gerombolan awan tersebut, segumpal awan kecil putih.. tanpa disangka, tiba2 saja ia mendekati sang layang, tersenyum..lalu mengangguk takzim. Layang terpana.. Ternyata dia lah sang bunga kecil yang ia cari. Bukan.. Dia tlah berubah menjadi awan putih. Awan tercantik yang pernah ia lihat..

No comments:

Post a Comment