Sebuah layang2, menatap angkasa
dengan binarnya. Melihat awan putih berarak laksana malaikat yang berbaris
dengan gagahnya. Terbersit keinginan, untuk melayang seperti mereka, berbaris
bersama mereka. Ia pun melesat ke angkasa, meliuk2 mendekati sang gerombolan
awan dengan payahnya.
Awan itu putih.. Layang2pun merubah
warna catnya menjadi putih, seputih yang ia bisa.
Awan itu menaungi hutan..
Layang2pun bergegas menaungi, sejumput rumput kecil di pinggiran hutan.
Gumpalan awan tertawa melihat
tingkah sang layang. 'mimpimu terlampau
tinggi, kawan..' ujar mereka, lalu pergi berlalu begitu saja. Langit
menjadi lengang. Tampak sang layang terbang sendirian..ya..sendiri.. Terdiam
memikirkan kata2 para awan putih.
Tiba2, ia melihat bayangan putih
dibawahnya, tampak sepucuk bunga putih tengah kepayahan menahan panasnya
matahari. Sang layang pun bergerak, berusaha melindungi bunga tersebut. Sang
bunga tersenyum, mengangguk takzim. 'tak
apalah..meski aku bukan awan putih yang menaungi hutan, setidaknya aku masih
bisa melindungi bunga kecil ini.' bisik sang layang.
Hari berlalu, malam datang, lalu
kembali berganti siang. Layang2 pemimpi kembali melesat, meliuk2 mencari bunga
putih kecil untuk ia naungi. Hari ini mentari sedang marah, panasnya bisa
menyengat siapa saja.
Aneh,
dimana bunga yang kemarin..Tak tampak di tempat yang biasa. Ia tak mungkin
terbang bukan.. Fikir sang layang. Sejurus kemudian, tiba gerombolan awan
putih berarak melewatinya. Mereka tertawa, menatap sinis si layang 'pemimpi'.
Sang layang berusaha tak peduli, acuh pada cemoohan yang menyakitkan. Akan
tetapi, matanya menangkap sesuatu, di belakang gerombolan awan tersebut,
segumpal awan kecil putih.. tanpa disangka, tiba2 saja ia mendekati sang
layang, tersenyum..lalu mengangguk takzim. Layang terpana.. Ternyata dia lah
sang bunga kecil yang ia cari. Bukan.. Dia tlah berubah menjadi awan putih.
Awan tercantik yang pernah ia lihat..
No comments:
Post a Comment