04/09/2023

Al Jabbar

Dalam sapuan pandang yang menakjubkan, pun dalam tawa canda anak-anak di pelataran. Diri justru tertunduk resah menatap kaki.

Sudah sejauh ini, apakah kau ingin berhenti?
Apakah kau sungguh-sungguh hendak berhenti?
 
Rihlah ini, sejatinya bukan hanya dari Garut menuju Sumedang. Bukan pula dari Al Muhajirin menuju Al Jabbar.
 
Namun lebih dari itu, rihlah adalah dari hati yang kurang bermakna. Menuju hari yang bermanfaat bagi sesama.
 
Rihlahku sendiri berangkat dari diri yang kelam dan pelik. Berpayah-payah menuju kondisi yang berkali lebih baik.
 
Ya, aku tahu.. IQAS yang dikelola, sejatinya tak pernah membutuhkanku. Dia akan berdiri, berjalan, dan membesar dengan kuasa Sang Maha Besar. Dia akan mengakar, menjulang rindang, dan manfaatnya menyebar dengan kehendak Al Jabbar.
 
IQAS tidak pernah membutuhkanku. Justru akulah yang membutuhkannya.
 
Allah Maha Tahu. Sudah terlalu banyak lisan ini menyakiti orang lain. Sudah terlampau sering tingkah ini melukai orang lain. Gelimang dosa, tinggi menggunung tiada terhitung. Yang tentu saja, tak bisa pudar hanya dengan istighfar yang hambar.
 
Dan IQAS, sesungguhnya adalah wadah memperbaiki diri, menebus diri dari kejahatan di masa lalu. IQAS adalah wadah yang Allah beri, agar bisa menanam amal pengganti.
 

No comments:

Post a Comment