13/08/2021

Rendah

Dulu, kukira hanya aku yang paling merana, pedih sengsara menanggung luka. 

Batin ini terlampau hampa, mendapat keras berat ujian dunia.

Rahangku menelan geram, hingga hampir-hampir saja membenturkan kepala.

Padahal..
Orang lain memiliki sembilu yang ratusan kali lebih pilu.
Orang lain ditempa ujian yang ribuan kali lebih menikam.
Orang lain didera luka yang melulu menganga,
bahkan hingga seumur hidupnya.

Tapi anehnya..
Mereka masih bisa berdiri tegar tanpa tergoyah.
Tiada kata cerca, walau air mata deras melimpah.

Perasaan rindu yang menggebu..
Perasaan sayang yang menjulang..
Tercurah indah tanpa sumpah serapah.

Dan setelah sekian masa berlalu,
Mereka lantas tenang tersenyum,
seolah segalanya telah baik-baik saja.

Sungguh aneh..

Tidak!
Sungguh rendah..

Rendah sekali diriku,
yang masih melulu dibelenggu hawa nafsu.
Terlena pada dunia yang sekejap mata.
Sehingga kerap abai pada Yang Menciptanya.
 
Rendah sekali diriku..
Sedih membenarkan lidahku untuk meracau.
Sakit membolehkan hatiku untuk mendendam.
Padahal sesungguhnya, jiwakulah yang terlalu lemah.

Sungguh.. Imankulah yang terlalu payah.
Tak mampu menelan pahit walau sedikit.
Tak mau mendapat sakit walau secubit.
 
Rendah sekali diriku.

No comments:

Post a Comment