01/06/2014

Pernikahan

Pernikahan..  tak sempurna hadirkan kebahagiaan.
Saat akad dilantunkan, saat cincin disematkan,
saat sahnya ijab kabul disaksikan para undangan..
Beberapa kursi pun menjadi saksi,
bahwa tamu yang menduduki, tiada tulus dalam berseri.
Disaat yg lain bertepuk tangan, hatinya menangis memilukan.
Disaat yang lain berfoto bersama, hatinya berulang melempar tanya.
Mengapa? Mengapa bukan aku yang berdiri disana?
Menyematkan cincin di jari manisnya?
Lalu menghabiskan seumur hidupku hanya untuk bahagiakannya.
Mengapa? Bukankah kupernah berjanji.. kan tetap setia sampai mati..
Mengapa jodoh slalu saja menjadi misteri?
Tak bisakah manusia menentukannya sendiri?

Ah.. Mungkin saja..
Akulah yang tak berhak bersanding dengannya.
Akulah yang tak pantas menjadi qowamnya.
Maafkan aku. yang terlalu lancang menjadi pacarmu.
Namun terlalu pengecut tuk menjadi suamimu.
Terlalu lancang menggandeng mesra erat tanganmu.
Namun terlalu pengecut tuk mesra mengimami shalatmu.
Hingga pesan-pesan roman yang dikirimkan.
Ternyata mengganggu waktu ibadahmu kepada Tuhan.
Kata-kata puitis yg diberikan.
Ternyata menyita khusyumu di pengajian.
Tak heran,
jika kini Tuhan memurkai.
Duhai.. Maafkan diri. Yang telah tega mengotori hati.
Benar kata orang pada para pemuda.
Mundur layaknya pria, atau menikah secara ksatria.

No comments:

Post a Comment