04/12/2013

Kaya miskin

Bedebah...! Si miskin itubenar-benar bedebah..! Kau lihat saja ia, meminta-minta pada para pekerja,memaksa-maksa mendapat rupiah yang nyata, sementara dirinya hanya bersantai2belaka. Kemana harga dirinya? Tidakkah ia merasa malu melakukannya?
Bukan kawan.. Yang kubicarakanbukan mereka yang bersila di pinggiran jalan. Tapi mereka yang berdiri dibelakang jabatan. Bukan mereka yang tinggal di kolong jembatan. Tapi merekayang tidur di rumah gedongan. Bukan pula pemakai baju lusuh tak teruruskan.Melainkan para pemakai jas dan dasi terbarukan.
Uang yang dipintapun bukanberbilang ribuan. Melainkan milyaran, bahkan triliunan. Mereka itumiskin..bukan hartanya, tapi mentalnya. Selalu merasa kekurangan, meski mungkindunia dalam genggaman.
Bahagia? Jelas tidak. Beberapadiantaranya depresi tak kentara, enggan bertemu dengan keluarga. Beberapalainnya menjadi penghuni di penjara. Ironisnya, mereka tak lain adalah parawakil kita, para pemimpin kita.. Sungguh bedebah bukan? Menjadikan harta danjabatan sebagai ukuran kekayaan.
Bukankah nabi kita pernah berkata.Siapa yang bangun pagi di rumah yang ia merasa aman dibuatnya, dikelilingiistri dan anak yang ia merasa bahagia karenanya, serta memiliki makanan yangcukup untuk memenuhi perutnya dan keluarganya. Maka sungguh ia telah memilikidunia beserta isinya. Indah dirasakan, tatkala kekayaan tak ditentukan dariharta dan jabatan.
Beberapa jiwa dari ras kita justrumendapatkan dunia dari balik bilik tempat tinggalnya. Beberapa lainnya meraihdunia justru dari gerobak yang didorongnya. Kenapa bisa? Karena merekabermental kaya. Karena mereka memiliki qonaah dihatinya.
Lantas, apa untuk memiliki hatibahagia tersebut kita tak boleh kaya? Tidak kawan.. Sungguh, tidak begitukawan.. Rasul kita adalah orang yang kaya, kaya harta..sekaligus kaya hatinya.Berapa ribu unta ia sembelih untuk fakir disekelilingnya. Berapa ratus budak iabebaskan dengan harta hasil bisnis niaganya. Pun para sahabat yang mengikutiteladannya. Meski berlimpah harta, mereka qonaah dalam urusan dunia, merasacukup dengan harta yang dianugrahkan kepadanya, namun rakus dalam urusanakhiratnya, tak pernah puas dengan amal baik yang diperbuatnya. 
Pertanyaan selanjutnya.. Apa kitabisa kaya? Bisakah kita menggenggam dunia?

Hmph, kawan.. Ingatkah kita, apayang tertulis di kitab suci? Tertera jelas disana,
diciptakan sang surya..untuk kita. Ditundukan lautan..untukkita. Diciptakan buah-buahan..untuk kita. Diciptakan dunia dan seisinya.. Untukkita.. Sungguh bukti betapa cintanya Tuhan kepada manusia.
Jadi, sungguh kita bisa berharta,kita benar-benar bisa mengejar dunia.

Kawan, mari bersama kita menjadikonglomerat, tapi bukan dengan jalan sesat para bedebah nan jahat, melainkandengan jalan lurus para nabi dan sahabat. Dibarengi do'a yang dicontohkan istrinabi tercinta,
“Tuhan..letakkan harta duniaditanganku, tapi tidak di hatiku..”

No comments:

Post a Comment