16/11/2017

Sekali Hijrah Selamanya Istiqamah

Rasanya malu saja, dijejerkan bersama barisan khusus pengukir kata. Bukan sembarang kata, melainkan dijejali hikmah dan sarat akan makna. Padahal, dengan ilmu yang sedangkal ini, Aku sungguh tak layak memberi materi. Dan dengan pemahaman yang secetek ini, Aku benar-benar tak pantas untuk dianuti.
Rasanya malu saja, turut menyuguhkan dua tema yang begitu berat kandungannya. Hijrah, yang sungguh tak pernah mudah. Istiqomah, yang beratus kali lipat menyeret lelah. Dan dengan kadar iman yang masih lemah, sudah sepatutnya Aku menyalakan mode menyerah. Dengan level akhlak yang masih rendah, sudah seharusnya Aku menggeleng merasa jengah. Lalu teronggok diam tergugu.. membisu sejuta kelu.
Tapi, Hei! Bukankah menyeru pada kebaikan adalah transformasi Hijrah itu sendiri? Dan saling ingat-mengingatkan adalah penguat Istiqomah itu sendiri? Tak peduli seberapa dangkalnya ilmu, ataupun seberapa rendah iman di kalbu, hidup yang kita jalani melulu menjadi guru? Ia memberi petuah saat Kita merasa bahagia, dan mengajarkan hikmah kala kesedihan datang mendera? Pun serupa denganmu, bukan?
Jadi izinkan Kami berbagi cerita padamu. Perihal rantai-rantai setan yang begitu membelenggu. Serta upaya Kami berhijrah, berpayah-payah, lalu berpindah ke keadaan yang lebih indah.
Restui Kami untuk bertutur kisah. Tentang belati dosa yang memasung kedua kaki. Serta geliat Kami untuk berhijrah, berdarah-darah, kemudian beranjak ke keadaan yang lebih indah.
Terakhir, semoga buku ini bisa mendatangkan energi kebaikan, menyemangati Kita semua untuk terus berhijrah. Jika jatuh, bangkit lagi. Kembali jatuh, Hijrah lagi. Menerus bangkit mendekat pada Allah dan RasulNya. Melulu beristiqomah hingga jasad ditimbun tanah.
Aamiin.
#SekaliHijrahSelamanyaIstiqomah

No comments:

Post a Comment