16/11/2017

Gagal

Aku menghempaskan punggung ke sandaran kursi dibelakangku. "Gagal..lagi" lirihku. Handphone yang semula tergenggam di tangan, Kulemparkan ke samping dengan sembarang. Layarnya masih menyala terang, menayangkan sebuah pengumuman lomba kepenulisan. Kubiarkan saja.. Discroll berulang kali pun percuma, tak ada namaku dideretan pemenangnya.
Sebenarnya, ini bukan kali pertama Aku gagal di kompetisi literasi. Bukan juga kedua, ketiga, atau bahkan kelima. Sudah berkali-kali banyaknya Aku mendapati berita yang sama, pengumuman bahwa naskahku tersisih oleh peserta-peserta lainnya. Memaksa naskah tersebut menjadi penghias blog semata. Meski begitu, tak lantas Aku jadi terbiasa. Penolakan terhadap tulisan serona penolakan pula terhadap harapan. Sensasi serasa dihantam itu tak sedikitpun berkurang. Malahan semakin Ia terulang, rasanya kian bertambah menyakitkan.
"Abi, kenapa diem aja?" tanya Ziya, tiba-tiba. Aku menoleh, tak langsung menjawab, malah terdiam beberapa saat. Hingga entah kenapa Aku memutuskan untuk bercerita padanya.
"Ziya, Abi ga lolos. Tulisan Abi kalah di lomba kemarin. Itu pengumumannya.." kataku, sembari menunjuk layar handphone.
Ziya ber oh singkat, lalu berkata dengan wajah datar, "Tuh kan.. kata Ziya juga" ucapnya, polos. Sebuah JLEBB pun langsung menohok hatiku. "Memangnya, Ziya pernah berkata apa.." fikirku.
"Abi sih, kalo bikin cerita suka berlebihan"
JLEBB!! lagi.
"Kan Ziya udah bilang ceritanya jangan berlebihan"
JLEEBBB!!!
"Kata-katanya juga pada susah"
JLEBB!!
JLEBBB!!!
JLEBBBB!!!
Giliran Aku yg ber-oh singkat. Ziya pun pergi, mengambil selembar kertas kosong, kemudian berkutat dengan gambar manga nya. Aku memilih bergeser ke sudut ruangan, memeluk lutut.. sendirian.
^_^  he..

No comments:

Post a Comment