08/03/2016

Hujan dan Akupuntur

Siang itu, hujan deras tiba-tiba saja mengguyur bumi. Hujan di tengah terik, selalu indah mencipta pelangi. Aku melongok keluar jendela, memastikan bahwa hujan ini bukanlah ulah iseng putri armida. Beruntung, hanya tampak rerumputan tak terurus saja yang tengah bermandikan butirannya diluar sana. Terdorong oleh ucapan seorang kawan, yg berkata bahwa hujan itu bikin sehat. Aku langsung melompat keluar. Mencabuti rumput liar dibawah guyuran hujan. Membiarkan kepala dan punggungku dijatuhi butiran2 dinginnya. Benar ternyata, bermandikan hujan itu sungguh menyenangkan. Setengah jam berlalu, ziya keluar rumah. Ia membawa payung besar untuk memayungiku. Aku tersenyum, lalu berkata.. "ga usah nak, hujan itu bikin sehat. Airnya jauh lebih sehat dari air a*ua sekalipun" kataku. Ziya mengangguk ragu, lalu berjalan menjauh. Sedikit demi sedikit, ziya menungguiku sembari membasahi kakinya. Pun dengan payungnya, ia berpura2 memiringkan sedikit payungnya seolah berat. Padahal aku tahu, ia sengaja membiarkan beberapa percikan hujan menodai kering bajunya. Aku berdiri, lalu mendekatinya. Tanpa berkata apa2, kuambil payung itu lembut dari tangannya. Kemudian menggiringnya ke jalanan aspal yang diguyur hujan. Ziya masih ragu menatapku. Aku kembali berkata "ga usah takut, hujan itu bikin sehat. Hari ini ziya boleh ujan-ujanan" kataku. Mendengarnya, wajah ziya berubah sumringah. Ia melompat2 girang, lalu berlari2 menerobos hujan. "asiiiik..." teriaknya. Teman2 tetangganya hanya melihat tak mengerti dari balik jendela rumah masing2. Menatap ziya kuyup bermandikan hujan. "abii..." panggil seseorang di teras rumah. Aku segera menoleh. Tampak zahdan menatapku sambil merajuk. "zahdan pengen ikutan" ujarnya. Aku kembali mengangguk, lalu menuntunnya ke tengah guyuran hujan. Jadilah kami bertiga bermain hujan. Ziya sudah mendorong roda mainan ke ujung jalan sana. Sementara zahdan masih menghentak2kan kaki kecilnya diatas genangan air. Jutaan butiran hujan meluncur takzim, ibarat jarum2 akupuntur yang merefleksi kepala dan punggung kami. Hmph.. Sekali lagi kubilang, hujan itu sungguh menyenangkan. Lima menit kemudian, "ziya.. Zahdan.. Ayo pulang.." panggilku. Yang dipanggil berlari mendekat, wajahnya riang bukan kepalang. Ini adalah kali pertama aku mengajak mereka bermain hujan. Malamnya, kepalaku terasa pening. Pusing tak terkira, lalu mulai bersin-bersin. Anehnya, tidak demikian dengan ziya dan zahdan. Mereka terlihat sehat-sehat saja. Daijobu, tak ada masalah. Lalu kenapa.. Bukankah hujan bikin sehat? Tentu saja, ini mungkin hanya karena semalam aku sedikit sekali tidurnya. Mungkin pula karena tadi pagi aku lupa sarapannya. He.. Apapun itu, hujan selalu menyenangkan. Tunggulah, lain waktu aku akan mendatangimu lagi.

No comments:

Post a Comment