02/08/2014

Muzahdan

Bagi yang belum kenal, mari saya perkenalkan.. Namanya Muhammad Muzahdan Mumtazan Azmi. Biasa disingkat dengan nama panggilannya, Zahdan. Nama ini kerap membuat lidah (suku sunda khususnya), menemui kesulitan melafalkannya. Seringkali orang menyebutnya "dadan", "jasdan", atau "jahdan". Tak berbeda ketika menyebut zebra dengan "jebra", zorro menjadi "jorro", dan maziya dengan "majiya".
Zahdan lahir pada tanggal 8 april tahun 2013 lalu. Dengan proses kelahiran yang Alhamdulillah diberi kelancaran, dan kesehatan bagi sang bayi berikut ibunya. Zahdan adalah anak kedua kami, artinya ia adalah adik dari maziya (kini lebih senang dengan sebutan kaka ziya).
Banyak yang berkomentar, zahdan itu berbeda dengan ziya. Mungkin bisa dikatakan kebalikan ziya adalah zahdan, dan kebalikan zahdan adalah ziya. Hal ini karena sikap zahdan yang selalu ramah dan tersenyum. Baik itu pada keluarga, saudara, tetangga, orang yang baru dikenalnya, bahkan pada kucing yang lewat pun zahdan selalu memberi senyuman. Membuat orang begitu greget melihatnya, dan tentunya menimbulkan rasa penasaran untuk membuatnya tersenyum kembali. Kata umminya sih, zahdan itu suka TP (tebar pesona), he.. Sepertinya zahdan memiliki karakter ekstrovert yang dominan, berbeda dengan ziya yang introvert, yang enggan untuk tersenyum, bahkan seringkali marah ketika disapa.
Kedua, zahdan memiliki ketahanan fisik yang hebat. Meski ia seringkali dibawa kesana kemari, dititipkan pada sang bibi, dan diboncengi motor berulang kali, zahdan Alhamdulillah sehat luar biasa. Entah mungkin karena ia adalah anak laki-laki. Atau mungkin juga pengaruh dari pola makannya yang kuat. Semangka, pisang, ubi, semua ia lahap dengan semangat. Bahkan rasanya, tak ada makanan yang tidak ia suka. Membuat acara menyuapinya menjadi momen yang begitu "melelahkan". He.. Karenanya, aku sering menjulukinya dengan sebutan super zahdan, lalu mengangkatnya tinggi-tinggi seolah tengah terbang di angkasa. Yang diangkat malah tertawa-tawa senang sembari menggerakan tangannya.
Kaka ziya sempat cemburu dengan kehadiran zahdan. Betapa tidak, zahdan selalu menyita perhatian kami. Berguling-guling di kasur hingga jatuh dari tempat tidur, menggigiti buku dan kabel, sampai acara pipis dan pup nya. Sementara ziya lebih sering bermain sendiri, sekedar mendandani boneka-bonekanya, atau menggambari kertas kosong dan mewarnai bukunya..sendiri.
Terkadang ketika diminta untuk menemani zahdan, ziya mengajak main dengan caranya sendiri. "zahdaaan... lagi aapaa..?" itulah kata sapaan favorit ziya untuk zahdan. Dan zahdan akan menjawabnya dengan senyuman berikut celotehannya yang belum jelas. Ziyapun seringkali melompat-lompat di atas kasur, membuat super zahdan tertawa-tawa sambil sesekali berteriak girang.
Bagaimanapun tersitanya perhatian kami, bagaimanapun tersainginya ziya sekarang ini, ziya tetap menyayangi zahdan sepenuh hati. Ketika zahdan menangis karena terantuk sesuatu, ziya sering berkata dengan mata yang berkaca, "ummi mah da, kasian kan de zahdan nya jadi nangis.., jagain atuh.." ujarnya. Begitupula ketika kami memintanya untuk mengambilkan popok dan celana zahdan saat ia ngompol. Zia akan segera melangkahkan kaki kecilnya itu ke lemari pakaian zahdan.
Usia 1 tahun, Zahdan kian menggemaskan. Lima buah gigi kecil yang berderet berbariskan, membuatnya semakin bersemangat menggigiti kue dan makanan. Keripik kentang yang biasanya kuhabiskan sendirian, kali ini menjadi bahan rebutan dengan zahdan.
Di bulan puasa, makanan tajil jatah ziya kerap terbagi dua dengan adiknya. Ziya tampaknya tak keberatan membaginya. Tanda bahwa ia pun sayang kepadanya. Satu hal yang ia tak suka, hanya mainan laba-laba karet milik zahdan. Ziya selalu bergidik dan berlari sembunyi di kamar saat melihatnya. Sedangkan zahdan, acuh saja sembari mengigiti laba-laba tersebut. "Bah.. bah.." itu katanya.

1 comment: