Bagi yang belum kenal, mari saya perkenalkan.. Namanya Muhammad
Muzahdan Mumtazan Azmi. Biasa disingkat dengan nama panggilannya,
Zahdan. Nama ini kerap membuat lidah (suku sunda khususnya), menemui
kesulitan melafalkannya. Seringkali orang menyebutnya "dadan", "jasdan",
atau "jahdan". Tak berbeda ketika menyebut zebra dengan "jebra", zorro
menjadi "jorro", dan maziya dengan "majiya".
Zahdan lahir pada
tanggal 8 april tahun 2013 lalu. Dengan proses kelahiran yang
Alhamdulillah diberi kelancaran, dan kesehatan bagi sang bayi berikut
ibunya. Zahdan adalah anak kedua kami, artinya ia adalah adik dari
maziya (kini lebih senang dengan sebutan kaka ziya).
Banyak yang
berkomentar, zahdan itu berbeda dengan ziya. Mungkin bisa dikatakan
kebalikan ziya adalah zahdan, dan kebalikan zahdan adalah ziya. Hal ini
karena sikap zahdan yang selalu ramah dan tersenyum. Baik itu pada
keluarga, saudara, tetangga, orang yang baru dikenalnya, bahkan pada
kucing yang lewat pun zahdan selalu memberi senyuman. Membuat orang
begitu greget melihatnya, dan tentunya menimbulkan rasa penasaran untuk
membuatnya tersenyum kembali. Kata umminya sih, zahdan itu suka TP
(tebar pesona), he.. Sepertinya zahdan memiliki karakter ekstrovert yang
dominan, berbeda dengan ziya yang introvert, yang enggan untuk
tersenyum, bahkan seringkali marah ketika disapa.
Kedua, zahdan
memiliki ketahanan fisik yang hebat. Meski ia seringkali dibawa kesana
kemari, dititipkan pada sang bibi, dan diboncengi motor berulang kali,
zahdan Alhamdulillah sehat luar biasa. Entah mungkin karena ia adalah
anak laki-laki. Atau mungkin juga pengaruh dari pola makannya yang kuat.
Semangka, pisang, ubi, semua ia lahap dengan semangat. Bahkan rasanya,
tak ada makanan yang tidak ia suka. Membuat acara menyuapinya menjadi
momen yang begitu "melelahkan". He.. Karenanya, aku sering menjulukinya
dengan sebutan super zahdan, lalu mengangkatnya tinggi-tinggi seolah
tengah terbang di angkasa. Yang diangkat malah tertawa-tawa senang
sembari menggerakan tangannya.
Kaka ziya sempat cemburu dengan
kehadiran zahdan. Betapa tidak, zahdan selalu menyita perhatian kami.
Berguling-guling di kasur hingga jatuh dari tempat tidur, menggigiti
buku dan kabel, sampai acara pipis dan pup nya. Sementara ziya lebih
sering bermain sendiri, sekedar mendandani boneka-bonekanya, atau
menggambari kertas kosong dan mewarnai bukunya..sendiri.
Terkadang
ketika diminta untuk menemani zahdan, ziya mengajak main dengan caranya
sendiri. "zahdaaan... lagi aapaa..?" itulah kata sapaan favorit ziya
untuk zahdan. Dan zahdan akan menjawabnya dengan senyuman berikut
celotehannya yang belum jelas. Ziyapun seringkali melompat-lompat di
atas kasur, membuat super zahdan tertawa-tawa sambil sesekali berteriak
girang.
Bagaimanapun tersitanya perhatian kami, bagaimanapun
tersainginya ziya sekarang ini, ziya tetap menyayangi zahdan sepenuh
hati. Ketika zahdan menangis karena terantuk sesuatu, ziya sering
berkata dengan mata yang berkaca, "ummi mah da, kasian kan de zahdan nya
jadi nangis.., jagain atuh.." ujarnya. Begitupula ketika kami
memintanya untuk mengambilkan popok dan celana zahdan saat ia ngompol.
Zia akan segera melangkahkan kaki kecilnya itu ke lemari pakaian zahdan.
Usia
1 tahun, Zahdan kian menggemaskan. Lima buah gigi kecil yang berderet
berbariskan, membuatnya semakin bersemangat menggigiti kue dan makanan.
Keripik kentang yang biasanya kuhabiskan sendirian, kali ini menjadi
bahan rebutan dengan zahdan.
Di bulan puasa, makanan tajil
jatah ziya kerap terbagi dua dengan adiknya. Ziya tampaknya tak
keberatan membaginya. Tanda bahwa ia pun sayang kepadanya. Satu hal yang
ia tak suka, hanya mainan laba-laba karet milik zahdan. Ziya selalu
bergidik dan berlari sembunyi di kamar saat melihatnya. Sedangkan
zahdan, acuh saja sembari mengigiti laba-laba tersebut. "Bah.. bah.."
itu katanya.
Lucuuu..
ReplyDelete