04/05/2013

kartu bolu

"ziya kan lagi sakit..", "tangannya berdarah lagi..", dan "lehernya digigit semut.." itu semua adalah alasan2 ziya untuk menolak mengikuti kegiatan sekolah. tentunya selain dari "mau beli milkuat..". Entahlah, ziya merajuk minta ampun di sekolah, bersikap manja bukan kepalang. Berbagai jurus sudah kukeluarkan untuk membujuknya mengikuti kegiatan2 sekolah, namun ziya selalu mencari2 alasan untuk menolaknya. Alhasil emosikupun mulai terpancing, dan mengancamnya "kalo ziya ga mau, abi ga senyum lagi ah.." ujarku yang langsung di jawab ziya dengan sebuah tangisan manja. Ternyata ancamanpun tak mempan bagi ziya, cerita2 berbagai tokohpun tak digubrisnya. Akhirnya, satu2nya yang berhasil "memaksanya" untuk bergabung dengan teman2nya adalah.. "dikasih kupu2nya 5". maksudnya digambari kupu2 di tabel prestasi ziya 5 sekaligus, bukan satu persatu seperti yang biasa kulakukan. Huft.. ya sudahlah.. aku mengalah.

Kasus kedua.. Lagi2 teman ziya ada yang mengadakan acara pesta ulang tahun. Entah seperti apa acaranya, karena jarang sekali zia bisa mengikuti acara2 tersebut. Setiap berulangtahunpun, ziya tak pernah mengadakan pesta, tidak seperti anak2 lain pada umumnya. ziya hanya diberi ucapan selamat, lalu dibawa ke tempat2 main seperti mandi bola dan yang sejenisnya.Begitulah perulangan setiap tahunnya. Sayangnya, tidak pernah mengadakan pesta itu bukan berarti membuat ziya tidak tahu pernak pernik anak yang berulang tahun. Balom berwarna warni, kado beraneka bentuk, dan kue menggiurkan dengan lilin2 diatasnya..ziya tahu itu semua.
Kemarin, ziya hanya memandangi saat aku membungkuskan kado untuk teman ziya yang berulang tahun. Begitupun saat masuk ke toko kue, ziya sering tertegun lamaa sekali.. memandangi sebuah kue ulang tahun yang dipajang dibalikkaca. Miris melihatnya bersikap demikian.. Begitu kudekati, ziya berbisik pelan, "abi zia ulangtahunnya masih lama ya?" tanyanya. "Mm.. kurang dari 2 bulan lagi nak, sebelum ulang tahunnya Ummi. Memang kenapa, ziya mau kue bolu ulang tahun ya?" ujarku balik bertanya. Zia menganguk.. "iya..itu yang ada barbienya bagus ya abi.." kata ziya dengan mata yang tetap tertuju ke arah pajangan di hadapannya. "mana? o..yang itu.. iya bagus.. tapi barbienya belum pake kerudung, nanti kalo rambutnya kemakan sama ziya, nanti bisa batuk uhuk..uhuk.. gitu.." paparku. Zia terdiam sejenak, mencerna penjelasan yang kuberikan. "Iya, nanti dimarahin sama princess Fatimah ya.., mm..kalo itu yang cinderella?" ujar zia lagi. "mana?.. Ooh.. ya lumayan bagus, ziya mau yang itu?" tanyaku. "Iya, buat ulang tahun ziya nanti ya abi.." jawab ziya penuh harap. Akupun luluh mendengarnya. "Maziya.. zia bisa ko dapet kue bolu ulang tahun yang itu,  dan ga harus nunggu zia ulang tahun dulu.." kataku. Zia langsung berpaling, mnatapku heran. "Asaal.. ziya jadi anak yang lebih hebat lagi, lebih rajin shalat, lebih rajin ngaji, ngga nangis, ga manja lagi, nanti abi kasih ziya kartu bolu, Nah..zia kumpulin kartunya, kalo udah banyak..Insya Allah kita kesini lagi buat beli kue bolu princess kesukaan zia. Lengkap sama lilin ajaibnya.." jelasku. Ziya terperangah takjub. "lilin ajaaaib??" tanyanya. "Iya, lilin yang setelah zia tiup, lilinnya cuma mati sebentar, trus.. CLINGG.. nyala lagi.." ujarku yang disambut zia dengan senyuman lebarnya..

Tengah malam, kartu bolu pun disiapkan, tabel kosong bergambar kue pun ditempelkan. Singkat cerita, ziya sudah paham aturan mainnya..
Ketika sekolah, seperti biasa ziya minta ditunggui olehku, meskipun sang bunda sudah membujuknya berulang kali. "maziya, mau kartu bolu?" bisikku. ziya langsung mengangguk. "Boleh, tapi ziya yang hebat, Abi nunggunya di luar.. berani?" tanyaku. Zia terlihat sedikit ragu.. "kan kalo udah banyak, bisa beli bolu princess.." ujarku lagi. Zia mengangguk pelan. "Kemarin mah zia nya masih takut kotor ya?" kata ziya. "Kalo skarang?" tanyaku. "udah beranii..!! lihat abi, zia kan darahnya merah ya..?" kata zia sembari menunjukkan bekas luka di tangannya. Aku mengangguk dan tersenyum, ternyata zia masih sempurna mengingat perkataanku tempo hari, tentang kenapa darah zia berwarna merah, itu artinya ziya adalah pemberani.. jawabku waktu itu. Alhamdulillah..
Akupun melangkah keluar gerbang, tanpa dibayang2i lagi tangis ziya. Satu hal yang jadi catatanku, Ziya tak terlalu mempan dengan ancaman. Ia tak terpengaruh dengan apa kata orang. Ziya yang introvert bisa membangun motivasinya dari dalam dirinya sendiri, dan yang paling cepat adalah dengan berbasis target. Mudah2an benar yang kulakukan ini..

No comments:

Post a Comment