09/11/2023

Aneh

Aku, Ziya, Zahdan, dan Zhira. Dalam satu perjalanan bersama, tetiba saja muncul sebuah tanya.

"Anak-anak, jika misalkan abi sudah meninggal, dan Umi hendak menikah lagi. Apa kalian akan mengizinkan?" tanyaku.

Ada hening selama sekian jeda. Hingga akhirnya kak Ziya yang pertama membuka suara.

"Enggak, abi! Kakak mah nggak ngizinin!" jawabnya.

"Kenapa?" tanyaku, lagi.

"Em.. Kenapa ya? Pokoknya Ziya mah gak mau ada orang yang lain. Gak mau ada abi yang lain" jawabnya.

Aneh, memang. Ziya yang biasanya paling toleran, mendadak tegas walau tanpa alasan.

Aku lantas beralih ke anak berponi.

"Kalau Zahdan, gimana?" tanyaku

Yang ditanya malah terdiam. Untuk kemudian, menjawab pelan.

"Eng.. Enggak mau, abi!" jawabnya.

"Kenapa?"

"Gak tau. Pokoknya gak mau!" jawabnya.

Lagi-lagi, aneh. Zahdan yang biasanya selalu menjawab lantang, selalu punya alasan, dan acapkali punya jawaban, kali ini kalimatnya jauh berbeda.. seolah mengambang.

"Hm.. Terus, gimana kalau yang mau nikahin Umi teh orangnya lebih baik dari abi. Sholeh, kaya, ganteng, sama lebih perhatian sama kalian. Dan, umi keliatan bakal jauh lebih bahagia sama dia. Gimana?" kejarku.

Keduanya lantas terdiam. Hingga tak lama kemudian..

"Tetep gak mau!" jawab Ziya, tegas sekali.

"Iya!" dukung Zahdan, kali ini suaranya lebih lantang.

Walau keduanya berbeda belahan otak dominan, namun ternyata dalam hal ini mereka bisa satu suara.

Tiba-tiba..

"Zhira mah mau sama abi, zhira kan anak abi.. Abinya gak boleh meninggal" ucap Zhira, kulihat kedua matanya berkaca-kaca.

Ah, si anak penuh cinta. Walaupun masih balita, dia seolah mengerti apa yang kami bicarakan.

#maziyamufidahmumtazailmi

#muhammadmuzahdanmumtazanazmi

#mazhiramutsbitamumtazahathfi

 


 

 

No comments:

Post a Comment