18/07/2021

Bahu

Ayah, bahu kepala keluarga harus tetap kokoh, bukan?

Betapapun corona kian ganas merajalela, bahu kita tak boleh kalah, bukan?
 
Meskipun PPKM menutup lahan untuk bekerja, perusahaan-perusahaan ramai merumahkan karyawannya, dan usaha-usaha gulung tikar dengan terpaksa. 
 
Pundak kita harus tetaplah tegak. 
 
Dan bahu kita harus tetap tabah kan, ayah?
...
 
Ayah, kau yang mengajarkanku. Untuk mengedepankan keperluan anak-anak dan biaya sekolah. 
 
Kendati kita harus makin berhemat dan melahap remah.
 
Biarkan saja.
 
Kaupun yang memberi teladan padaku. Untuk selalu memprioritaskan gizi dan kesehatan anak-anak. 
 
Walaupun kita harus menahan sakit serta erat memeras keringat.
 
Lagi-lagi, biarkan saja.
 
Karena kita adalah kepala keluarga.
 
Ya, kita adalah kepala keluarga!
 
Tanggungjawab itu melekat erat di atas pundak. 
 
Apapun kesulitannya, kita jua lah yang harus menghadapinya.
 
Apapun kesusahannya, hanya kita lah yang harus menanggungnya.
 
Karena bahu kita adalah bahu kokoh kepala keluarga. 
 
Benar kan, ayah?

No comments:

Post a Comment