08/08/2019

Adu Memanah


Setelah berkali-kali menyalahkan busur, berulang-ulang bilang lantaran angin, serta terus menerus berdalih anak panahnya yang tak lurus, tetap saja faktanya Aku tak berhasil mengenai range nilai 10.

Padahal, bidikan anak itu nyata-nyata dua kali tertancap di tengah, serius.. dua kali tepat di tengah!!

Sempurna menyanggah mentah-mentah keraguanku saat kali pertama Ia mengenai sasaran, tepatnya saat Aku menyembunyikan heran sembari berkata, "ah.. itu hanya kebetulan".

Atau ketika tembakanku lagi-lagi meleset dan memberi wejangan, "nah, kalau itu contoh yang salah. Jangan ditiru ya!". Melulu berkata demikian sampai tak ada lagi anak panah yang bisa dilesatkan. Membuat anak berjilbab ungu itu menutup mulutnya sembari cekikikan.

Yah, pada akhirnya Aku memang harus mengacungkan jempol dan memuji Ziya. Ikhlas untuk menyerah, lalu pasrah dan mengaku kalah. Mungkin Putri Mumtaza ini memang benar-benar bisa mengendalikan angin. Membuat jalur udara tak kasat mata, yang lalu melesatkan panah tepat ke tengah sasaran.

Apapun, saat melenggang pulang. Aku masih tergelitik untuk berkata padanya.. "Tuh kan, kalau Kau mengikuti seluruh apa kata Abi, menurut dengan instruksi-instruksi Abi, panahmu jadinya tepat ke tengah. Iya kan?" tanyaku, penuh harap Ia langsung mengangguk mengiyakan.

Sayang, yang ditanya ternyata tak tampak mengangguk. Anak berjilbab ungu itu justru 'keukeuh' menggeleng sembari cekikikan.



No comments:

Post a Comment