15/08/2018

Penulis Kecil

Bubaran sekolah, Ziya berjalan menghampiriku sambil menjinjing sepatunya.
“Ziya, nih ada paket dari Indiva” kataku.
Alis Ziya mengernyit, namun tak urung Ia langsung menerima dan membuka paketnya.
Ternyata isinya adalah buku. Dan demi melihat sebuah nama di barisan penulisnya, pun memandang salah satu foto di cover belakangnya, kedua mata Ziya berkaca seketika. Hampir-hampir saja Ia menangis lantarannya.
Ya, didalam buku itu ada satu cerpen hasil karyanya sendiri. Tulisan yang Ia buat hampir setahun ke belakang. Salah satu upaya Ziya untuk mengejar mimpinya menjadi seorang Penulis.
Ziya tersenyum lebar, lalu memeluk erat buku tersebut. Tak cukup, Ia menciuminya berulang-ulang. Hatinya senang bukan kepalang. Hampir saja Ia berlari dan melompat karena kegirangan, tapi lalu teringat bahwa kami tengah berada di sekolahan.
“Al..ham..du..lillaaaah…” bisik Ziya, pelan. Bulir kaca sedikit menyeruak di ujung matanya.
Menahan haru, Aku mengusap kepalanya sambil berkata,
“Selamat ya, …Penulis!” ucapku.
Ziya menoleh, dan langsung terkekeh, raut wajahnya semakin terlihat riang.



No comments:

Post a Comment