21/12/2014

Chat..

Ad : Rasa-rasanya, baru kemarin sore aku menyemir sepatu kerjamu.
Al : (senyum)
Ad : Ya, waktu itu jika sepatumu kurang mengkilap, kau akan menyuruhku mengulanginya lagi hingga benar-benar mengkilap. Sampai terkadang, aku mengerjakannya sembari menggerutu kesal.
Al : He..
Ad : Dan rasa-rasanya, baru semalam aku memijati pundakmu hingga kau tertidur lelap. Seringkali, aku berharap kau lekas tertidur, hingga aku bisa cepat-cepat berjinjit menjauh..kabur.. jika tidak..kau akan segera memanggilku kembali..
Al : Hehe..
Ad : Kau pasti kecewa padaku..
Ad : Padahal masih kuingat betul, ketika kau kau menggendongku dipunggungmu. Membawaku bermain di tempat kerjamu.. Membuatkanku kamar dan lemari belajar sendiri.. Dan membelaku ketika lembar jawaban ulanganku disalahkan oleh guru di sekolah.
Al : (diam)
Ad : Rasa-rasanya, baru tadi pagi kau mengusap kepalaku, dan berbisik tulus ditelingaku "sabar ya nak..", ketika aku terbaring menahan sakit di ruang UGD Rumah Sakit setelah kecelakaan motor.
Al : (masih diam)
Ad : Dan..rasanya baru tadi maghrib.. Aku bersimpuh di hadapan jasadmu, terbungkus kafan putih. Aku tersedu.. merasakan kesedihan dan penyesalan, Kenapa kau tak bersedia menunggu. Menungguku hingga bisa menyenangkanmu. Menungguku hingga bisa membuat bangga dirimu.. Menunggu hingga kau bisa berkata bangga pada para tetangga.."itu anakku..". Sebangga ketika dulu kau menunjukkan angka-angka didalam rapotku pada mereka. Tampak jelas kau begitu senang berkata "ini rapot anakku.."
Al : (masih terdiam)
Ad : Mungkin itulah satu-satunya kejadian dimana aku bisa menyenangkanmu. Kenapa kau tak beri waktu untukku melakukannya lagi?
Al : .... (senyum) sudahlah.. Eh, gimana kabar anak-anak? sehat ?
Ad : Huft.. Alhamdulillah sehat. Kau memang bukan pembicara yang baik. Setiap kali membuka obrolan, kau selalu saja bertanya kabar anak-anak. Tak pernah yang lain.
Al : haha... dan itu menurun padamu bukan?
Ad : He.. iya..
Ad : Alhamdulillah..kini aku bisa menyicil rumah dan kendaraan.. Kau tak harus lagi murung seperti ketika dulu kau mendengar kabar aku diusir dari kostanku. Kaupun harusnya menjadi orang pertama bersama ibu, yang kuajak jalan-jalan ke tempat manapun yang kau ingin kunjungi.
Al ; iya.
Ad : Apa kau bangga padaku ? ayah..
Al : .... Nak, tentu saja.. ayah tentu bangga. Tapi ayah akan lebih bangga lagi, ketika kau mendo'akan ayah di setiap akhir shalatmu. Hingga ruang yang ayah tempati sekarang menjadi benderang karena do'amu. Dan ayah berkata pada para malaikat penjaga, serta amal yang turut serta, "itu anakku.. do'anya lah yang telah meluaskan dan menerangi tempat ini.." (senyum).
Ad : iya.. Insya Allah.. Insya Allah selalu kudo'akan..
Ad : Semoga dengan ini kau tahu, bahwa aku sungguh rindu ingin bertemu..

1 comment: