10/04/2014

Hasil tes psikologi



Nak, kau tahu? Seminggu yang lalu abimu ini menerima sebuah laporan, ya.. laporan hasil tes psikologi yang kau jalani kurang lebih sebulanan ke belakang. Bapak yang bersangkutan memberi waktu 10 menit untuk penjelasan dan konsultasi. Tanpa banyak ba bi bu, laporan tersebut segera dibuka. Hasil tes yang tertera menunjukkan, pada kolom tes verbal, kata “rendah” mendominasi setiap barisnya. Aku tersenyum saja melihatnya. Ziya tak pandai dalam berbahasa adalah sebuah hal yang biasa. Tanpa tes semacam inipun orang bisa melihat bahwa ziya tipikal anak yang tak banyak berkata-kata. Aku menggeserkan pandangan ke arah kolom yang lain. Dua baris yang berisikan “tinggi”, terdapat pada kata Picture Completion, dan Block Design. Aku pun langsung bertanya maksud dari kata tersebut.
Nak, bapak yang memberikan laporan ini menjelaskan, katanya kau berpotensi besar dalam kedua hal tersebut. Kau mampu melihat sesuatu gambar secara detail, menyadari apa yang berbeda dari gambar tersebut, dan bisa menunjukkan apa-apa saja yang hilang ketika diberikan gambar yang nyaris sama. Ya, mungkin ini jawaban atas kata-katamu yang terkadang mengejutkan. “abi, ko itu di tivi laki-laki pake anting ya, kayak perempuan?” ujarmu waktu itu. “mana? O iya.. aneh ya..” jawabku. “ini mah baju sofia nya aneh, harusnya ada bulet-bulet kecil di sini” katamu sembari menunjuk gambar di majalah. “o ya??” kataku balik bertanya. Hmph… Picture Completion..
Yang kedua, bapak dihadapan abi kembali menjelaskan, katanya kau memiliki kecerdasan dalam menyusun kembali balok sesuai dengan gambar yang diinstruksikan. “maksudnya meniru?” tanyaku yang langsung dijawab oleh bapak tersebut dengan sebuah anggukan. Hmm.. setahuku ziya memang bisa meniru gambar, meski belum sempurna, namun hampir semua detail yang ada bisa ziya pasangkan semua. Tapi balok? Ziya di rumah jarang sekalii bermain balok. Ia selalu berkutat dengan kertas-kertas dan crayonnya, terkadang mendandani boneka-bonekanya, atau mendandani dirinya sendiri dengan kerudung-kerudung umminya.
Di akhir laporan tertera sebuah nama orang yang menerbitkannya, diikuti dengan gelar S,Psi dan M.Pd Psikolog yang jelas tertulis disana. Menambah keyakinanku jika hasil tes ini bukan dikelola oleh orang sembarang. Sayangnya, setelah hasil ini diterima, lantas muncul pertanyaan. Metode pengajaran seperti apa yang bisa kuterapkan di rumah? Bagaimana mensikapi ziya sehari-hari agar potensi kecerdasannya kian melejit? Kebiasaan apa yang harus ditanamkan sehingga item-item yang rendah tadi bisa ditambah porsi potensinya?
Batas waktu 10 menit konsultasi berakhir dengan cepat, menyisakan 1 pertanyaan yang menggantung didalam benak. “Hmph.. abi harus gimana?”   

No comments:

Post a Comment