21/04/2014

hasil tes psikologi ziya (2)

Hari sudah siang. Matahari sudah mulai tergelincir ke arah barat. Adzan zhuhur pun sudah berkumandang beberapa menit yang lalu. Tak lama lagi, pintu gerbang sekolah akan dibuka, mengeluarkan murid2 tk b satu persatu. Menyeruak kumpulan para orang tua penjemput yang telah bergerombol di depan pintu sejak tadi. Menahan panasnya sengatan matahari siang, berharap anaknya
adalah yang pertama diizinkan keluar gerbang.
Marilah kita tinggalkan saja cerita tentang para orang tua, dunia mereka sudah tak seru lagi bukan?
Menjalani hidup dengan rutinitas yang membosankan. Menghabiskan sebagian besar otaknya untuk kata 'kerja, dan uang'. Jarang sekali ada diantara mereka yang tertarik bermain air bekas hujan di kubangan. 'kekanak-kanakan'..itu mereka bilang. Tak heran jika orang dewasa kerap mengidap stres yang tak kunjung tersembuhkan. Karena mereka terlalu serius menjalani kehidupan.
Baiklah, langsung saja.. Ziya kecil telah menyeruak diantara kerumunan. Tersenyum kecil mendekatiku, lalu berkata 'abi sekarang bulan apa?' katanya. 'bulan april nak' jawabku. 'kalo besok?' tanyanya lagi. Aku mengerti arah pertanyaan ziya, ia hampir setiap hari bertanya seperti ini. Menghitung waktu untuk ia bertambah usia. Sepertinya bagi ziya usia bertambah itu adalah hal yang keren.. he.. 'besok mah masih april, bulan depan baru mei, bulan depannya lagi juni' jawabku. 'juni ziya enam tahun ya?' tanyanya (tuh kan..). 'IYAAA..' jawabku dikeraskan. Mengundang tawa cekikikan dari ziya kecil.


Di atas motor, aku membuka pembicaraan, 'ziya, masih inget ga, waktu zia dites di SD minggu-minggu kemaren?' tanyaku. Ziya mengangguk mengiyakan. 'nah, tadi abi dikasih tau hasilnya. Katanya, ziya itu pinter, pinter liat gambar, bisa tau apa yang ga ada digambar, pinter juga nyusun balok' ujarku. Ziya terdiam, menunggu kata-kataku berikutnya.'Nah, kata bapa yang tadi, katanya ziya bakal lebih pinter lagi kalo ziya berani cerita di depan kelas, berani nanya sama bunda..' ziya memotong, 'ziya suka cerita ko' ujarnya. 'iyaa, bagus kalo gitu, kalo ziya suka cerita, suka nulis,ziya pasti bisa bikin buku kayak teteh yang usianya 12 tahun itu, yang ziya pernah liat bukunya itu' paparku. 'iya, yang di toko buku itu ya abi? ziya pernah liat, dibelakangnya ada photo teteh yang usianya 12 tahun, cantik, pake kerudung. ziya juga cita2nya mau jadi pembikin buku ah' ujarnya. 'maksudnya jadi penulis buku..?' tanyaku. Ziya mengangguk. 'katanya dulu mau jadi astronot?' kataku. 'iya, jadi astronot sama penulis buku.... mm.. sama jadi princess juga' jawabnya. Aku tertawa, lalu berujar 'iya boleh, ziya boleh jadi semuanya, makanya ziya harus jadi anak yang pinter, yang hebat kayak teteh yg nulis buku itu. Oya, bapa itu bilang lagi, ziya kalo bisa jangan terlalu banyak maen game, jangan juga banyak nonton spongbob, soalnya katanya bisa ngurangin pinter ziya'. Ziya terdiam sesaat, sepertinya masih mencerna kata-kataku tadi, tak lama baru menanggapi, 'ah ziya mah ga mau nonton spongbob lagi ah, ga akan banyak maen game lagi..biar pinter..' tegasnya. 'nah, kalo gitu ziya pasti jadi anak yg pinter. Biar makin pinter lagi, ziya shalat yg rajin, ngaji juga, minta sama Allah biar ziya jadi pinter sama sholehah, kan nanti di surga ziya bisa jadi bidadari..' kataku. 'iya abi.. Mmm..abi, kata abi cantikan ummi ato bidadari?' tanya ziya begitu saja. Aduuh, pertanyaannya out of the topic, susah pula.. 'mm..gimana ya. Kata abi mah cantikan Ummi' jawabku. Ziya langsung berujar 'kalo kata ziya mah lebih cantik bidadari dibanding ummi mah' katanya polos. Aku berkata 'he.. iya nak, tapi kan ummi rajin shalat sama ngaji nak, suka ngajarin teteh-teteh ngaji juga. Nanti sama Allah Ummi dijadiin lebih cantik dari bidadari, malah bisa jadi ratunya bidadari'. Ziya berujar lagi 'ziya juga ah, ziya ma mau jadi putri bidadari' katanya tak mau kalah. Hehe.. 'iya..iya nak... mudah-mudahan ziya juga nanti jadi putri bidadari ya..' kataku yang langsung disambut dengan anggukan mantap ziya.

No comments:

Post a Comment