17/12/2022

Secarik Rindu

 

Secarik photo yang tampak biasa, namun tidak demikian bagi salah satu tokohnya.

Ya, aku tahu. Butuh banyak waktu untuk bisa memunculkan ekspresi semacam itu. 
Butuh berkali-kali terapi, butuh pendekatan berpuluh-puluh kali.
 
Dalam perjalanannya, ada fluktuasi emosi yang begitu menguras energi. 
Ada kekhawatiran atas kecemasan, pun ada setampuk kesedihan diatas kesabaran.
 
Tipis sekali.. 
Hampir-hampir saja harapan itu lepas dan terpatah. 
Hampir-hampir saja kita hendak menyerah. 
Memilih berbalik kembali dan mengaku kalah.
 
Tapi Alhamdulillah.. 
Sungguh, Alhamdulillah.. 
Karena sedikit demi sedikit, segalanya mulai berubah. 
Kau yang mati-matian berjuang, melepas jangkar masa lalu yang begitu mencengkeram.
 
Kau mungkin tak tahu, nak. Ada sematan hina di sepanjang perjalanan. 
Ada yang menyangsikan, dan ada lebih banyak lagi yang merendahkan. 
Yang kesemuanya itu melulu aku telan dan sembunyikan.
 
Maka, izinkan kali ini.. aku.. untuk yang entah ke berapa kalinya mengatakan,
'Kau bisa, Nak! Kau, pasti bisa! 
Kau adalah anak abi yang istimewa! 
Kau sungguh anak abi yang istimewa!'

No comments:

Post a Comment