27/12/2022
Securah Rindu
Gebyar Kreospora
Sorot cahaya lampu, melintas berwarna warni.
Membelah diri
Perwakilan IQAS
17/12/2022
Secarik Rindu
06/12/2022
Sajdah, Santri Jujur dan Amanah
15/11/2022
Adakalanya
Sebuah Kunjungan
03/10/2022
Semua berhak memanah
01/09/2022
Kesedihan Sendiri
Bagi insan yang kalah, kesedihan tak melulu harus tertumpah.
Tak mesti pula tinggi luapkan marah.
Kesedihan adalah rasa untuk ditelan sendiri,
terus dipendam tanpa berbagi.
Kesedihan adalah tergores duri di hati sendiri,
menyuarakan nyeri tak akan berarti.
Maka biarkan setiap pahitnya sedemikian pekat tertambat.
Tutupi segala muak dengan topeng-topeng gelak.
Biarkanlah jeri dan pilu..
sesak dan sembilu..
perih maupun kelu..
hanya buntu sampai di ulu.
Lama terpenjara hingga tak seorangpun tahu.
Menohok, memang.
Menyakitkan, bahkan.
Tapi tak apa,
karena 'mengerti', sejatinya tak semua orang bisa miliki.
19/08/2022
Merdeka!
Di setiap nadanya, ada semangat menggebu untuk bersatu.
Di setiap liriknya, ada gelora membara untuk merdeka.
Di setiap ritmenya..
di kian meninggi iramanya..
Ada geliat yang kuat!
Geliat teramat kuat!
Hendak menjadikan Indonesia sebagai yang merdeka dan berdaulat.
Selamat hari kemerdekaan Indonesia,
17 Agustus 1945 – 17 Agustus 2022
Wolffia dan Datura
Adalah Wolffia, tumbuhan terkecil di dunia.
Keberadaannya kerap dipandang sebelah mata, direndahkan sedemikian rupa.
Wajar, Wolffia memang tak seperti Azalea yang mempesona.
Tak pula seperti Sakura yang membuai netra.
Wolffia lebih mirip bintik hijau kecil, lemah terapung-apung di atas air.
Dia ibarat biji tepung, sel kecil yang bahkan tak bisa mengaum.
Tanpa akar..
Tanpa daun..
Adalah Datura, Datura Stramonium lengkapnya.
Kehadirannya kerap memicu puji, disanjung-sanjung setengah mati.
Mesti, limpah daunnya merebak nan perkasa.
Berbunga ungu muda, seperti terompet yang elok dan penuh gaya.
Datura sangat mirip bintang orkestra, yang di atas panggung memainkan nada.
Dia ibarat raja adidaya, menjulur tangkai dengan leluasa.
Akar bertahta..
Bunga tertawa..
Suatu kali, Datura mencela Wolffia.
Kasar mencemoohnya, di hadapan ratusan tumbuhan yang ada.
Dia mencaci sekeji-kejinya, merendahkan serendah-rendahnya.
Berkata tumbuhan kecil-lah,
tiada berkelas-lah,
tak ada guna-lah.
Tumbuhan lemah yang sudah selayaknya menyerah,
kemudian terjatuh dan kalah.
Wolffia membisu, terdiam sejuta kelu.
Membela diri, hanya akan ditanggapi setengah hati.
Sedang membalas dengan caci, hanya akan menghabis-habiskan energi.
Maka biar saja hina itu disemat.
Biar saja cemooh itu dijerat.
Biar saja..
Bukankah kemuliaan dunia sejatinya hanyalah fatamorgana?
Dan setinggi apapun kuasa, bukankah hanya tipu daya belaka?
Ah, mungkin Datura tak tahu.
Sesungguhnya Wolffia sangat berperan dalam menjaga lingkungan.
Tumbuhan yang menjadi makanan penting bagi pelbagai hewan.
Wolffia bahkan berpotensi menjadi bahan bakar terbarukan,
pengganti fosil yang kian sukar didapatkan.
Malahan, 40 persen Wolffia, adalah protein yang sama dengan kedelai.
Masya Allah..
Wolffia kecil, nyata dipenuhi kebermanfaatan.
Lalu Datura?
Jauh api dari panggang, indahnya Datura, sesungguhnya tiada terpandang.
Manis elok bunga ungunya, sejatinya sangat mencelakakan.
Lihat!
Terompet ungu yang tertelan, akan membuat orang kepanasan seperti kelinci,
Buta seperti kelelawar,
Kering seperti tulang,
Memerah seperti bit,
dan menjadi gila alias hilang akal.
Subhanallah..
Kuasa Datura, nyata meracuni makhluk sekitar.
26/07/2022
Baik-baiklah Kau, Nak!
Wahai psikolog cilik, mungkin saat ini langkahmu masih tertatih-tatih.
Jalanmu masihlah terseok-seok.
Pemikiranmu..
Pun pasti masih naik turun, bak roller coaster yang pernah kau naiki tempo hari.
Namun batinmu,
hatimu..
aku yakin tegaknya kokoh laksana karang.
Berkalipun ombak menerjang, hatimu kan teguh tak terpengaruh.
Berkalipun kesulitan menghantam, batinmu kan semakin kukuh dan tangguh.
Tentulah.. Dengan adanya iman di hati, sandaranmu jangan lagi pada duniawi.
Maka bersandarlah pada Allah Yang Maha Suci.
Dzat Yang Maha Mengerti..
Maha Memahami apa yang kau rasai.
Baik-baiklah kau disana, Nak!
Kami senantiasa melangitkan do'a.
15/07/2022
Untuk Kawan
29/06/2022
Fii Amanillah
Fii Amanillah, Ust.
Semoga setiap langkah dan jejak Ust di bumi Allah ini, senantiasa menebar manfaat,
dan menjadi kebaikan yang berlipat-lipat.
Fii Amanillah, Ust.
Kami semua menjadi saksi, atas setiap bacaan yang Ust ajari,
atas setiap hafalan yang Ust koreksi.
Fii Amanillah, Ust.
Meski sejatinya, tidak pernah ada yang pergi.
Karena kita semua sungguh tengah dalam proses berpulang.
Fii Amanillah, Ust.
Semoga kelak, kita semua Allah kumpulkan kembali di kampung yang begitu kita rindu.
Yang air minumnya saja lebih manis dari madu..
lebih lembut dari susu..
serta lebih sejuk dari salju..
Ya, itulah Kampung Surga.
Di sanalah dulu kita bermula,
kesana pulalah kita semua akan menuju..
Fii Amanillah, Ust. 🙏