Hati-hati, nak!
Pak Bram pernah berkata, bahwa lorong itu berbahaya.
Kendati sudah nyata dipasangi bata dan pintu kaca,
serta ditutup dinding permanen di ujung satunya,
menurutku tempat ini tetap saja berbahaya.
Lihatlah, berdiri di depannya saja, sukses menyibak kenangan berpuluh tahun ke belakang.
Saat ketika duduk-duduk santai bersama kawan, atau ketika merenungi panjang tentang masa depan.
Belum lagi ketika menyeret kaki melenggang pergi, tatkala separuh hati menggeleng melarang kembali.
Ya.. Lorong ini dulu memang menghubungkan dua tempat.
Tetapi sebenarnya memisahkan pula dua tekad.