Aneh memang.. Aku melebam pilu karenamu, dan kau justru terluka
olehnya.
Seolah cinta tak pernah bermakna, melainkan berisi duri
semata.
Membuat kita terseok dan terlunta, lalu terhempas di curam
tebingnya.
Kita tergores di kanan kiri, berdarah di sana sini.
Merasakan pedih..
Dan begitu bersedih.
Aneh memang.. Aku terisak pilu olehmu, dan kau sesak justru karena
merinduinya.
Seolah cinta masih tak jua bermakna, melainkan hanya panas
api yg mengelilinginya.
Kita tercakar dan terbakar, menghitam lalu
melegam, menyeret kaki tuk berusaha lewati.
Hingga hati merasa nyeri.
Dan kita..
Urung berjalan lagi..
Tidak.. tak boleh ada ucap menyerah.
Sedalam apa luka didalam dada,
sepanjang apa jeri didalam hati,
tetaplah kita bergerak langkahkan
kaki.
Karena janji-janji bahagia, di ujung sana terukir indah.
Cawan-cawan dahaga, terhidang disana hapuskan lelah.
Tak boleh ada ucap
menyerah.
Boleh terisak, namun tetaplah merangkak.
Boleh kecewa, namun
pantanglah berputus asa.
Songsong janji-janji bahagia itu.
Wujudkan
mimpi-mimpi indah itu.
Dan belajarlah dari kisah-kisah itu.
Tentu saja,
kisah-kisah terindah..
dalam buku "Ya Allah Izinkan Kami Menikah"